Oleh: Ust. Muafa
بسم الله الرحمن الرحيم ذي الجلال والإكرام
Tangisan itu, ada yang dicintai Allah, adapula yang tidak bernilai apa-apa, adapula yang dibenciNya.
Menangislah, tapi yang benar.
Semua orang mungkin pernah menangis, tapi untuk engkau kumohon, menangislah, tapi yang benar.
Orang menangis untuk alasan yang bermacam-macam. Bayi menangis karena lapar, haus, gatal, kesakitan, atau buang air.
Anak kecil menangis karena dipukul kawannya, dimarahi ayahnya, keinginannya tidak dituruti, atau barangnya yang hilang.
Remaja menangis karena merasa dikhianati,ditinggalkan sendiri, keinginannya tidak tercapai, tambatan hatinya diambil orang, atau dikucilkan kawan.
Seorang gadis menangis karena nyeri haid, tidak diperhatikan ayahnya, menikah gagal, atau malu berkesangatan.
Seorang istri menangis karena bertengkar dengan suami, anak-anak yang nakal, hutang yang menumpuk, atau difitnah tetangga.
Seorang ibu menangis karena anaknya mati, rumahnya terbakar, tokonya dijarah orang, atau uang arisan hilang.
Seorang lelaki menangis karena istri selingkuh, anak yang durhaka, fitnah rekan sekerja, atau sakit berkepanjangan yang tak kunjung sembuh.
Orang bergembira juga bisa menangis. Menangis karena senang. Mahasiswa lulus ujian skripsi menangis, setelah bersemester-semester tidak kunjung lulus. Dua pasangan yang mandul menangis, ketika tiba2 mendapat berita dari dokter bahwa sang istri hamil. Seorang pria buruk rupa menangis karena lamarannya pada gadis pujaan hatinya yang cantik nan cerdas diterima.
Semua orang mungkin pernah menangis, dengan alasan susah maupun gembira, tapi untuk engkau Demi Allah ,menangislah, tapi yang benar.
Orang menilai sebuah tangisan dengan penilaian yang bermacam-macam. Orang bilang jika bayi menangis, itu wajar, anak menangis itu biasa, perempuan menangis itu fitrahnya, lelaki menangis itu tanda cengeng, tapi aku ingin mengatakan kepadamu; sesungguhnya tangisan itu ada yang dicintai Allah, ada yang tidak bernilai apa-apa, dan ada pula yang benar-benar dibenciNya.
Tangisan yang dibenci Allah adalah tangisan yang disertai dengan ucapan lisan yang membuat Allah murka. Tangisan yang dibenciNya adalah tangisan yang disertai keluhan atas ketentuanNya. Tangisan yang yang dimurkaiNya adalah tangisan yang tidak ridha dengan takdirNya.
Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ اشْتَكَى سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ شَكْوَى لَهُ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ مَعَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَسَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ فَوَجَدَهُ فِي غَاشِيَةِ أَهْلِهِ فَقَالَ قَدْ قَضَى قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَبَكَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَأَى الْقَوْمُ بُكَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَكَوْا فَقَالَ أَلَا تَسْمَعُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يُعَذِّبُ بِدَمْعِ الْعَيْنِ وَلَا بِحُزْنِ الْقَلْبِ وَلَكِنْ يُعَذِّبُ بِهَذَا وَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ أَوْ يَرْحَمُ
صحيح البخاري [5 /59]
Dari Abdullah bin Umar beliau berkata; Sa’d bin Ubadah sakit, maka Nabi SAW datang membezuknya bersama Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi waqqash dan Abdullah bin Mas’ud. Tatkala Nabi masuk menemuinya, beliau mendapatinya berada dalam selimut keluarganya. Nabi bertanya; “Apakah sudah wafat”?mereka menjawab: “Belum wahai Rasulullah”.. maka Rasulullah SAW menangis. Tatkala orang-orang melihat tangisan Nabi Saw mereka ikut menangis. Nabi bersabda; “dengarkanlah; sesungguhnya Allah tidak menyiksa dengan tetesan airmata, tidakpula dengan kesedihan hati, tetapi Dia menyiksa atau mengasihi karena (sebab) ini –beliau sambil menunjuk lisannya– (H.R.Bukhari)
Tangisan yang seperti inilah yang disebut dengan Niyahah (ratapan) yang dicela keras dalam Islam.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ
صحيح مسلم [1 /207]
Dari Abu Hurairah beliau berkata; Rasulullah SAW bersabda; ada dua hal yang ada pada orang-orang dimana keduanya dalah kekufuran; memfitnah nasab dan meratapi mayit (H.R.Muslim)
Tangisan yang tidak bernilai apa-apa adalah tangisan kesedihanmu yang semata-mata mengeluarkan airmata karena urusan duniamu. Tangisan yang tidak bernilai apa-apa adalah tangisanmu ketika kehilangan orang yang engkau cintai, atau kehilangan barangmu, atau disakiti orang yang engkau kagumi, atau hal-hal yang semakna dengan ini. Engkau hanya semata-mata mengeluarkan airmata, tapi engkau menjaga lisanmu.
Tangisan yang dicintai Allah adalah tangisan ketika engkau sendiri, menyepi, tiada teman tiada kawan, tiada kekasih tiada handai taulan, lalu engkau mengingat Allah, lalu melelehlah airmatamu…..berlinanglah butiran-butiran halus bening dari sudut penglihatanmu, karena engkau merasa banyak dosa, banyak kesalahan, banyak maksiat dan Engkau takut akan murkaNya..
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ …. وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
صحيح مسلم [5 /229]
Dari Abu Hurairah; dari Nabi SAW; ada tujuh orang yang dinaungi Allah dalam naungannya di hari tidak ada naungan selain naunganNya (hari pengadilan)………dan seseorang yang mengingat Allah sendirian lalu meleleh kedua matanya. (H.R.Muslim)
Engkau menangis karena merasa selama ini tidak tahu diri…ketika berdoa kepadaNya banyak yang kau pinta, tapi ketaatan yang kau persembahkan asal-asalan.
Engkau menangis karena merasa selama ini tidak konsisten dengan yang kau ucapkan..di luar berteriak tegakkan syariat dan jagalah ketakwaan, tapi saat sendiri kau turuti hawa nafsu tanpa malu..
Engkau menangis karena sepertinya selama ini sudah dapat ilmu banyak, tapi tidak ada yang diamalkan kecuali sedikit.
Engkau menangis karena sering berjanji kepad Allah “jika permohonanku ini dikabulkan, maka aku akan melakukan ini dan itu…” tapi tidak ada satupun yang dilakukan..kalaupun dilakukan itupun seenakknya.
Engkau menangis karena jika dihadapan si dia kau tampakkan kesalihan dan kelembutan, tapi jika sendiri kewajiban-kewajiban suci tidak ada yang kau buat peduli.
Jadi, menangislah tapi yang benar.
Orang memangis karena musibah, itu wajar tetapi jangan sampai lisan mengucapkan kata-kata yang menimbulkan murka.
Orang menangis karena musibah, sungguh indah jika disertai dengan Shobr (ketabahan).
Orang menangis saat sendiri mengingat Allah, adalah secantik-cantik jenis menangis. Tangisan inilah yang paling ikhlas,yang selamat dari Riya’, Sum’ah, dan ambisi dipuji manusia.
Menangislah, tapi yang benar.
والله أعلم بالصواب
Sumber: Menangis yang benar
Sumber gambar: utusan.com