Oleh: Ust. Muafa
Ringkasnya, menyebut Al-Bashri atau Al-Bishri semuanya adalah cara membaca yang benar. Keduanya adalah cara membaca yang masyhur.
Laqab tersebut sebenarnya adalah nisbat pada kota terkenal di Baghdad yaitu Al-Bashroh (yang bisa dibaca Bashroh, Bushroh, Bishroh, dan Bushoiroh. Nama lainnya Tadmur atau Mu’tafikah)
Demikian penjelasan An-Nawawi:
شرح النووي على مسلم (1/153)
وَأَمَّا الْبَصْرَةُ فَبِفَتْحِ الْبَاءِ وَضَمِّهَا وَكَسْرِهَا ثَلَاثُ لُغَاتٍ حَكَاهَا الْأَزْهَرِيُّ وَالْمَشْهُورُ الْفَتْحُ وَيُقَالُ لَهَا الْبُصَيْرَةُ بِالتَّصْغِيرِ قَالَ صَاحِبُ الْمَطَالِعِ وَيُقَالُ لَهَا تَدْمُرَ وَيُقَالُ لَهَا الْمُؤْتَفِكَةُ لِأَنَّهَا ائْتَفَكَتْ بِأَهْلِهَا فِي أَوَّلِ الدَّهْرِ وَالنَّسَبُ إِلَيْهَا بَصْرِيُّ بِفَتْحِ الْبَاءِ وَكَسْرِهَا وَجْهَانِ مَشْهُورَانِ
Adapun Bashroh, maka (lafaz ini dibaca) dengan (cara) memfathahkan ba’, mendhommahkannya dan mengkasrohkannya (yakni) tiga cara. Al-Azhari meriwayatkan cara baca tersebut. Yang masyhur adalah dengan memfathahkan (ba’). Bisa juga dibaca Bushoiroh dengan (wazan) tashghir. Pengarang kitab Al-Matholi’ berkata: “(Bashroh) disebut juga Tadmur dan Mu’tafikah, karena kota tersebut membalik penghuninya di masa lalu. Nisbat terhadap kota tersebut adalah Bashry dengan memfathahkan ba’ dan (bisa juga dengan) mengkasrohkannya (Bishry). (dua cara membaca ini adalah) dua cara (membaca) yang masyhur.”
Al-Yafi’I juga menjelaskan senada:
مرآة الجنان وعبرة اليقظان (1/183)
والحسن البصري منسوب إلى البصرة، والبصرة في الأصل بفتح الموحدة وكسرها وسكون الصاد المهملة
“Al-Hasan Al-Bishri dinisbatkan pada kota Bashroh. (kota) Bashroh asalnya adalah dengan memfathahkan ba’ dan mengkasrohkannya, (lalu disusul dengan) mensukunkan shod.”
Al-Ghulayaini menjelaskan, cara membaca Al-Bishri adalah cara baca sama’i yang diketahui dengan cara hapalan, bukan qiyas/analogi terhadap kaidah-kaidah nisbat dalam bahasa Arab.
Beliau berkata:
جامع الدروس العربية (2/83)
ما جاءَ في النّسَبِ مُخالفاً لما سَبقَ تَقْريرُهُ من القواعد، فهو من شواذِّ النسبِ التي تُحفَظُ ولا يُقاسُ عليها. وقد تَقدَّم ذكرُ بضعها والتّنبيهُ عليه. ومنها قولُهم في النسبة إلى البَصْرَة “بِصرِيٌّ”، بكسرِ الباء
“Nisbat (dalam bahasa Arab) yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah dijelaskan sebelumnya adalah nisbat-nisbat syadz yang (hanya bisa) dihapalkan dan tidak (bisa) dianalogkan. Sebagian contoh nisbat jenis itu telah disebutkan dan ditekankan sebelumnya. Diantaranya adalah ucapan orang Arab pada saat menisbatkan pada lafaz Bashroh dengan kata Bishri, (yakni) dengan mengkasrohkan ba’.”