Oleh : Ust. Muafa
Tokoh kita kali ini bernama Al-Hishni (الحصني), pengarang kitab “Kifayatu Al-Akhyar” yang terkenal di kalangan Asy-Syafi’iyyah (pembahasan lebih detail tentang kifayatu Al-Akhyar bisa dibaca pada tulisan saya yang berjudul “Mengenal Kitab Kifayatu Al-Akhyar Karya Al-Hishni”). Nama lengkap beliau adalah Taqiyyuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Hishni Ad-Dimasyqi. Lahirnya di Hishn, daerah Houran Suriah tahun 752 H.
Orangnya salih, memiliki sifat wara’ dan zuhud terhadap dunia. Beliau senang beruzlah, terutama di akhir hayatnya. Meski demikian beliau pandai bergaul dan ramah kepada murid-muridnya. Terkadang beliau menyempatkan diri keluar bersama-sama muridnya untuk rekreasi. Diennya kuat dan dikenal sangat berhati-hati dalam berucap dan berbuat. Sangat pencemburu terhadap dienullah dan tak melalaikan kewajiban amar makruf nahi mungkar. Beliau tidak pernah dihalangi cacian manusia untuk membela dinullah. Sosoknya berwibawa sekaligus menyenangkan.
Di antara karomah yang dikisahkan terkait beliau sebagaimana ditulis oleh Ibnu Sumaith dan Muhammad Syadi adalah sebagai berikut.
Pada saat kaum muslimin berjihad ke Cyprus, mereka melihat syaikh Al-Hishni berperang di front depan sampai Allah menolong kaum muslimin dan membuat mereka menang dalam jihad. Ketika pulang, mereka menceritakan peristiwa itu. Tetapi di tempat yang lain, sekelompok orang yang berhaji bercerita bahwa mereka melihat syaikh Al-Hishni di Arofah dan Al-Madinah Al-Munawwaroh. Mereka memastikan bahwa yang mereka lihat benar-benar syaikh Al-Hishni karena mereka mengenalnya. Pada saat jamaah haji ini pulang, mereka menceritakan kisah tersebut. Tentu saja hal itu mengherankan karena kenyataannya Al-Hishni tidak pernah absen sehari pun di hadapan murid-muridnya.
Kisah munculnya kembaran orang salih ini juga pernah terjadi pada Ibnu Taimiyyah pada kisah sedekah beliau terhadap muallaf Tartar. Saat peristiwa itu diceritakan kepada Ibnu Taimiyyah, beliau menafsirkan yang menyerupa dengan dirinya adalah jin yang mencintainya. Jika dilihat dari kisah Abu Hurairah yang menangkap seorang pencuri zakat fitri yang ternyata jin, riwayat tersebut memang menunjukkan mungkinnya sosok jin menyerupai manusia.
Kisah karomahnya yang lain; Suatu saat ada orang yang membawa kaleng susu dan menjualnya kepada orang lain. Kaleng susu ini kemudian diantarkan seorang kuli menuju rumah pembeli. Di tengah jalan, kuli ini bertemu dengan syaikh Al-Hishni. Spontan Al-Hishni mengambil kaleng itu dan membuangnya. Ternyata di tengah-tengah kaleng susu tersebut ada ular yang sudah mati. Air susu telah mengental dan menutupinya. Allah mengilhami Al-Hishni kemudian mengambilnya dan membuangnya.
Karomahnya yang lain; pernah beliau memberi makan dengan kurma yang sudah terpetik kepada anak-anak dan orang dewasa, padahal belum musimnya. Di Damaskus waktu itu tidak ada satupun kurma yang seperti itu.
Rodhiyuddin Al-Ghozzi, muridnya, dalam kitabnya yang berjudul “Bahjatu An-Nazhirin” menilai bahwa Al-Hishni adalah salah seorang wali Allah di zaman itu.
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين