PERTANYAAN
Assalaamu’alaikum ustadz, saya hendak bertanya:
Dalam madzhab Syafi’i kan qunut itu dilaksanakan pada 3 waktu: raka’at kedua shubuh, raka’at terakhir shalat witir di sepertiga terakhir Ramadan; dan qunut nazilah. Sementara di madzhab Hanbali qunut itu pada shalat witir. Nah, boleh tidak yang bermadzhab syafi’i melakukan qunut di rakaat terakhir salat-salat witir selain Ramadan?
Yang kedua, boleh tidak menggabungkan beberapa redaksi qunut, seperti allahummahdinii.. terus allaahumma innaa nasta’iinuka… terus allaahumma ‘adzdzibil kafarata… atau menambah dengan doa seperti yg kita lihat di Mekkah/Madinah pada saat witir Ramadan? Terima kasih ustadz ..
Pertanyaan dari : +62 856-1362-XXX
JAWABAN
Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Wa’alaikumussalamwarohmatullah wabarokatuh.
Sedikit koreksi, qunut di kalangan Asy-Syafi’iyyah disunnahkan pada paruh terakhir bulan Ramadan, bukan sepertiga terakhir.
Orang yang bermazhab Asy-Syafi’i lalu qunut pada witir selain Ramadan padahal tidak meyakini ijtihad tersebut, maka yang demikian itu tidak bisa dibenarkan. Tetapi, jika dia bermakmum, maka disyariatkan ikut imam meskipun ijtihad yang diikutinya berbeda dengan imam berdasarkan hadis “innama ju’ilal imam liyu’tamma bih” dan juga perintah i’tilaf dan ittihad serta menjauhi tafarruq dan ikhtilaf madzmum.
Untuk menggabung doa-doa ma’tsur, saya mengikuti pendapat yang membolehkan sebagaimana difatwakan An-Nawawi dan yang lainnya. An-Nawawi berkata,
“Yang terbaik adalah menghimpun dzikir-dzikir ini semuanya jika memungkinkan selama tidak menyusahkan yang lainnya (Al-Adzkar, hlm 113)