PERTANYAAN
Assalamu’alaikum,
Afwan,izin bertanya. Apakah betul hadist dhoif bisa dijadikan sandaran amal?adakah batasan2nya? Jazakumullohu khoiron (+62 821-4320-8336)
JAWABAN
Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Wa’alaikumussalam Warohmatullah.
Hadis dhoif tidak boleh jadi landasan hukum. Tidak sah menjadikan hadis dhoif sebagai hujjah utama dalam pembahasan fikih.
Adapun untuk fadhoil amal (penyemangat amal), maka boleh dipakai dengan tiga syarat,
- 1. Hadisnya tidak boleh terlalu dhoif. Tidak boleh mengamalkan hadis yang salah satu perawinya seorang pendusta, atau tertuduh dusta atau parah sekali dalam hal keseringan melakukan kesalahan
- 2. Ada hukum induk yang didasarkan pada dalil sahih
- 3. Saat mengamalkan tidak boleh meyakini bahwa riwayat tersebut ucapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
As-Suyuthi berkata,
وذكر شيخ الإسلام له ثلاثة شروط أحدها أن يكون الضعف غير شديد فيخرج من انفرد من الكذابين والمتهمين بالكذب ومن فحش غلطه نقل العلائي الاتفاق عليه النوع الثالث والعشرون صفة من تقبل روايته وما يتعلق به الثاني أن يندرج تحت اصل معمول به الثالث أن لا يعتقد عند العمل به ثبوته بل يعتقد الاحتياط (تدريب الراوي (1/ 298-299)
“Syekh Al Islam menyebutkan bahwasanya hadis dhoif bisa diamalkan jika memenuhi tiga syarat. Pertama, kelemahannya tidak terlalu sehingga riwayat orang yang bersendirian sementara dia termasuk Pendusta atau tertuduh dusta dan riwayat orang yang kesalahannya terlalu banyak maka ditolak. Al-‘Alla-i menukil kesepakatan hal ini pada bab ke-23 yang membahas sifat orang yang diterima riwayatnya dan yang terkait dengannya. Kedua, memiliki ashl (hukum indu) yang diamalkan. Ketiga, tidak diyakini persambungannya kepada Rasulullah ﷺ ketika diamalkan, tetapi hanya sekedar bentuk kehati-hatian” (Tadrib Ar-Rowi, juz 1 hlm 298-299)
Wallahua’lam