Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Seorang lelaki Mesir Koptik bertengkar dengan seorang lelaki Israel.
Nabi Musa melihatnya, lalu bermaksud mencegah kezaliman yang ada, kemudian meninju lelaki Koptik tersebut sampai tewas. Allah menceritakan kisah ini dalam Sūrah al-Qaṣās: 16 sebagai berikut,
﴿فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ ﴾ [القصص: 15]
Artinya,
“Dia (Musa) mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki yang sedang berkelahi, seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari golongan musuhnya (kaum Firʻaun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk (mengalahkan) orang yang dari golongan musuhnya. Musa lalu memukulnya dan (tanpa sengaja) membunuhnya”
Sekarang bayangkan kita berada pada posisi lelaki Mesir Koptik itu.
Dipukul seorang nabi sampai tewas dan menghadap Allah dalam keadaan seperti itu tentu bukan perkara biasa!
Si Koptik itu sudah tentu mengalami masa kecil yang tidak jauh beda dengan kita. Dari sisi saat bayinya disayang-sayang orang tuanya, diajak bermain-main, diajak bercanda, dituruti permintaannya, dirawat saat sakit, diberi pendidikan
terbaik
…
Mungkin Si Koptik itu juga punya rencana-rencana dan ambisi hidup yang sama dengan umumnya kita. Ingin merasakan manisnya cinta, hidup bahagia berumah tangga, punya anak-anak yang lucu, makan enak, punya rumah bagus, punya kendaraan yang nyaman…
Bahkan mungkin Si Koptik itu sudah punya istri yg menunggunya di rumah, anak-anak yang menantinya untuk bermain petak umpet, orang tua yang menunggu kedatangannya untuk membawa hadiah dan uang…
Lalu pada suatu segmen dalam kehidupannya yang mungkin dia sama sekali tidak pernah menduganya dan tidak pernah mengharapkannya sejak kecil terjadilah peristiwa itu: Dia dipukul sampai tewas. Mati di tangan seorang nabi!
Iya kalau dipukul tewas seorang nabi lalu bertemu Allah dalam keadaan diridaiNya. Bagaimana jika sudah mati di tangan nabi, lalu di akhirat masuk neraka selamanya?
Momen-momen seperti ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita, yakni binasa secara tidak sengaja dengan wasilah orang yang saleh.
Andai waktu bisa diulang dan kita menjadi Si Koptik itu, apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup, agar hidup menjadi benar dan setelah mati tetap selamat saat bertemu Allah, walaupun misalnya tetap tewas di tangan nabi Musa?
Kisah ini termasuk di antara segmen sejarah penting untuk memahami konsepsi hidayah dan kesesatan.
2 Dzulqa’idah 1443 H/ 2 Juni 2022 M pukul 10.36