PERTANYAAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
“Tadi dijelaskan bahwa bermain musik tidak boleh menjadi kebiasaan pak. Lalu bagaimana dengan (saya) orang2 yang menjadikan musik sebagai mata pencaharian pak? jika musik juga termasuk haram maka rejeki yang didapat juga ikut haram pak? terima kasih”
Nabil Rizky Khairansyah, Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Kelas A. Tahun 2016. NIM: 165100100111049.
Terima kasih.
JAWABAN
Oleh: Ust. Muafa
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Merajalelanya para penyanyi/biduan/buduanita, alat musik dan minuman keras adalah ciri akan segera datangnya hari kiamat sebagaimana tersebut dalam hadis ini:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « فِى هَذِهِ الأُمَّةِ خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ ». فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَتَى ذَاكَ قَالَ « إِذَا ظَهَرَتِ الْقَيْنَاتُ وَالْمَعَازِفُ وَشُرِبَتِ الْخُمُورُ ».
“Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan dirubah rupanya.” Beliau ditanya, “Kapankah hal itu terjadi wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Ketika alat-alat musik dan para penyanyi telah merajalela dan minuman keras dikonsumsi.”
Imam Asy-Syafi’i juga mengatakan orang yang menjadikan nyanyian sebagai profesi maka persaksiannya ditolak karena nyayian itu mirip dengan kebatilan:
فِي الرَّجُلِ يُغَنِّي فَيَتَّخِذُ الْغِنَاءَ صِنَاعَتَهُ يُؤْتَى عَلَيْهِ وَيَأْتِي لَهُ، وَيَكُونُ مَنْسُوبًا إلَيْهِ مَشْهُورًا بِهِ مَعْرُوفًا، وَالْمَرْأَةُ، لَا تَجُوزُ شَهَادَةُ وَاحِدٍ مِنْهُمَا؛ وَذَلِكَ أَنَّهُ مِنْ اللَّهْوِ الْمَكْرُوهِ الَّذِي يُشْبِهُ الْبَاطِلَ، وَأَنَّ مَنْ صَنَعَ هَذَا كَانَ مَنْسُوبًا إلَى السَّفَهِ وَسُقَاطَة الْمُرُوءَةِ، وَمَنْ رَضِيَ بِهَذَا لِنَفْسِهِ كَانَ مُسْتَخِفًّا، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُحَرَّمًا بَيِّنَ التَّحْرِيمِ، وَلَوْ كَانَ لَا يَنْسُبُ نَفْسَهُ إلَيْهِ، وَكَانَ إنَّمَا يُعْرَفُ بِأَنَّهُ يَطْرَبُ فِي الْحَالِ فَيَتَرَنَّمُ فِيهَا، وَلَا يَأْتِي لِذَلِكَ، وَلَا يُؤْتَى عَلَيْهِ، وَلَا يَرْضَى بِهِ لَمْ يُسْقِطْ هَذَا شَهَادَتَهُ، وَكَذَلِكَ الْمَرْأَةُ
“Seorang lelaki yang menyanyi dan menjadikannya sebagai pekerjaan, adakalanya ia diundang dan adakalanya ia didatangi sehingga ia dikenali dengan gelaran penyanyi, juga seseorang wanita (yang seperti itu), maka tidak diterima sumpah persaksiannya. Kerana menyanyi termasuk permainan yang dibenci yang menyerupai kebatilan. Siapapun yang melakukannya, maka ia disebut sebagai dungu (bodoh) dan mereka termasuk orang yang sudah tiada harga diri (jatuh marwah-nya).
Karena itu jangan sampai menjadikan nyayian sebagai profesi.
Bergantilah profesi yang lain. Agar tidak ikut andil mempercepat datangnya kiamat.
Wallahua’lam