Shalat Tarawih Untuk Wanita
Mana yang lebih utama; Di Rumah ataukah di Masjid?
Pertanyaan
Tarawih di masjid dengan dirumah untuk perempuan lebih utama mana ustadz? Syukron
Budianto-Probolinggo
Jawaban oleh Ust. Muafa
Salat Tarawih bagi wanita di masjid maupun di rumah semuanya adalah amal ma’ruf, namun salat di rumah lebih afdhol, lebih baik dan lebih utama.
Wanita adalah kehormatan yang wajib dijaga. Kondisi yang paling dekat kepada Rabbnya adalah ketika dia di dalam rumahnya. Ibnu Hibban meriwayatkan;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ مِنْ رَبِّهَا إِذَا هِيَ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا»
“Dari Abdullah dari Nabi ﷺ beliau bersabda; Wanita adalah aurot. Jika dia keluar maka Syetan akan mengawasinya. Dia berada dalam kondisi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia di dalam rumahnya (H.R.Ibnu Hibban)
Semakin tertutup seorang wanita, maka semakin baiklah dia. Dalam salatpun semakin tersembunyi dia maka semakin afdhollah salatnya. Abu Dawud meriwayatkan;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا وَصَلَاتُهَا فِي مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا
“Dari Abdullah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Salat seorang wanita di kamarnya lebih utama baginya daripada salatnya di ruang tengahnya, dan salat seorang wanita di ruang yang kecil lebih utama baginya daripada dirumadi kamarnya.” (H.R.Abu Dawud)
Seorang wanita di zaman Rasulullah ﷺ pernah meminta izin kepada Rasulullah ﷺ untuk salat di masjid karena suka salat berjamaah dengan beliau. Nabi ﷺ tidak melarangnya, namun tetap menekankan bahwa salat di rumahnya lebih baik dan lebih utama. Imam Ahmad meriwayatkan;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُوَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ عَمَّتِهِ أُمِّ حُمَيْدٍ امْرَأَةِ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ
أَنَّهَا جَاءَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ الصَّلَاةَ مَعَكَ قَالَ قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي وَصَلَاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي
قَالَ فَأَمَرَتْ فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا وَأَظْلَمِهِ فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
“Dari Abdullah bin Suwaid Al Anshari dari bibinya Ummu Humaid isteri Abu Humaid As Sa’di, bahwa dia menemui Nabi ﷺ lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai salat bersamamu!” Beliau bersabda: “Aku sudah tahu jika kamu suka salat denganku, namun salatmu di kamarmu lebih baik daripada salatmu di ruang tengah rumahmu, dan salatmu di ruang tengah rumahmu lebih baik daripda salat di rumah besarmu, dan salatmu di rumah besarmu lebih baik daripada salatmu di masjid kaummu, dan salatmu di masjid kaummu lebih baik daripada salat di masjidku.” Ummu Humaid berkata, “Lalu dia memerintahkan untuk membuat tempat salat di tempat yang paling pojok dalam kamarnya dan yang paling gelap, setelah itu dia salat di sana hingga dia menemui Allah Azza Wa Jalla.” (H.R.Ahmad)
Rasulullah ﷺ juga merekomendasikan agar para lelaki tidak melarang wanita salat berjamaah di masjid, namun tetap menekankan keutamaan salat di rumah. Abu Dawud meriwayatkan;
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ ».
“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah kalian melarang kaum wanita pergi ke masjid, akan tetapi sebenarnya rumah rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (H.R.Abu Dawud)
Semua dalil-dalil ini menunjukkan bahwa salat yang dilakukan wanita baik salat lima waktu, salat Tarawih, dan semua salat sunnah lainnya tidak dilarang jika dilakukan secara berjamaah di masjid, namun lebih utama jika dilakukan di dalam rumahnya.
Namun, ketika datang ke masjid wanita dilarang secara sengaja bersolek yang menarik perhatian lelaki apalagi tidak menutup aurot dengan sempurna. Hal tersebut haram secara syar’I dan yang dicela oleh Aisyah Radhiyallahu ‘anha sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari;
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
لَوْ أَدْرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْدَثَ النِّسَاءُ لَمَنَعَهُنَّ كَمَا مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ قُلْتُ لِعَمْرَةَ أَوَمُنِعْنَ قَالَتْ نَعَمْ
“Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata, “Seandainya Rasulullah ﷺ mengetahui apa yang telah terjadi dengan para wanita sekarang ini, niscaya beliau akan melarang mereka (ke masjid) sebagaimana dilarangnya para wanita bani Isra’il.” Yahya berkata, “Aku bertanya ‘Amrah, “Apakah mereka dilarang? ‘Amrah menjawab, “Ya.” (H.R.Bukhari)
Wallahua’lam.