Oleh: Ust. Muafa
Di fase istiqror (stabilitas/kematangan) dalam sejarah perkembangan madzhab Asy-Syafi’i, telah diketahui jasa dua ulama besar syafi’iyyah, yakni Asy-Syaikhan (Ar-Rofi’i dan An-Nawawi) dalam melakukan tahrir madzhab (menyeleksi ijtihad ulama syafi’iyyah agar sah dinisbatkan pada madzhab syafi’i).
Hanya saja, karya-karya Ar-Rofi’i menunjukkan bahwa tahqiq (penelitian) beliau adalah pekerjaan yang belum tuntas dan belum menjangkau semua persoalan yang mestinya diteliti. Tahqiq An-Nawawi yang menuntaskan pekerjaan Ar-Rofi’i terkadang juga saling bertentangan antara satu karya dengan yang lainnya. Hasil penelitian Ar-Rofi’i dan An-Nawawi terkadang juga saling bertentangan. Dalam sejumlah kasus, ada persoalan-persoalan yang telah diteliti An-Nawawi tetapi belum diteliti Ar-Rofi’i, ada pula persoalan-persoalan yang telah diteliti Ar-Rofi’i tetapi belum diteliti An-Nawawi.
Kenyataan ini tentu saja masih menyisakan PR bagi pengikut madzhab Asy-Syafi’i ketika ingin memegang pendapat mu’tamad (resmi/sah). Ini adalah “lubang” yang ditinggalkan Asy-Syaikhan yang membutuhkan segera untuk ditambal.
Hampir selama tiga abad belum ada ulama Syafi’iyyah yang dihitung benar-benar telah menutup celah tersebut, sampai datang abad 10 H. Di masa itu, bangkitlah dua pendekar Syafi’iyyah yang lain yang menyempurnakan pekerjaan Asy-Syaikhan. Mereka adalah Ibnu Hajar Al-Haitami (w. 977 H) dan Syamsuddin Ar-Romli (w.1004) yang populer dengan gelar Asy-Syafi’i Ash-Shoghir (Asy-Syafi’i kecil).
Di abad 10 H ini boleh dikatakan menjadi masa kebangkitan tahrir madzhab fase kedua.
Jika Ar-Rofi’i dan An-Nawawi adalah syaikh tahrir mazhab fase pertama, maka Ibnu Hajar Al-Haitami dan Ar-Romli adalah syaikh tahrir madzhab fase kedua.
Kerja keras Ibnu Hajar Al-Haitami dalam melakukan tahrir madzhab dituangkan dalam karya besarnya yang bernama Tuhfatu Al-Muhtaj (تحفة المحتاج), sementara kerja keras Ar-Romli dalam melakukan tahrir madzhab dituangkan dalam karya besarnya yang bernama
Nihayatu Al-Muhtaj (نهاية المحتاج).
Maka, dikalangan syafi’iyyah berkibarlah empat nama yang mustahil tidak dikenal bagi pemerhati madzhab Asy-Syafi’i yang dijadikan tumpuan jika ingin mengetahui pendapat mu’tamad madzhab. Tidak mengetahui dan mengenal empat nama ini akan menjadi semacam “aib” di kalangan pemerhati fikih Syafi’iyyah. Mereka adalah Ar-Rofi’i, An-Nawawi, Ibnu Hajar Al-Haitami dan Ar-Romli.
Oleh karena itu, marilah kita memberi perhatian pada sejumlah kitab berikut ini (yang dikarang oleh empat ulama besar Syafi’iyyah di atas) karena mencerminkan kerja raksasa mereka dalam melakukan tahrir madzhab. Kitab-kitab ini jelas menjadi rujukan utama ulama Syafi’iyyah mutakhkhirin termasuk mu’ashirin dalam melahirkan kitab-kitab fikih bermadzhab Asy-Syafi’i yang disesuaikan dengan kebutuhan umat lokal. kitab-kitab tersebut adalah,
1. Al-Muharror karya Ar-Rofi’i
2. Fathu Al-‘Aziz/Asy-Syarhu Al-Kabir karya Ar-Rofi’i
3. Roudhotu Ath-Tholibin karya An-Nawawi
4. Minhaj Ath-Tholibin karya An-Nawawi
5. Al-Majmu’ karya An-Nawawi
6. Tuhfatu Al-Muhtaj karya Ibnu Hajar Al-Haitami
7. Nihayatu Al-Muhtaj karya Ar-Romli
رحمهم الله رحمة واسعة
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين
Pembahasan peran Ar-Rofi’i dan An-Nawawi secara khusus bisa dibaca dalam artikel Ar-Rofi’i dan An-Nawawi Dua Pendekar Ulama Syafi’iyyah