Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Ada dua macam makna harf “lam”, yaitu “lam ghoyah” dan “lam illat”.
Harf lam ini banyak muncul dalam nas, misalnya pada lafaz alhamdu lillah, inna lillah, lillahi ta’ala, dan lain-lain.
Di antara makna “lam” adalah untuk menunjukkan “ghoyah” (tujuan). “Lam” jenis ini dinamakan “lam ghoyah” (لاَمُ الغَايَة). Contohnya:
Artinya,
Aku minum susu AGAR aku kuat
Harf “lam” pada kata “li-aqwa” adalah “lam ghoyah”.
Jadi tujuan aku minum susu adalah AGAR aku kuat.
Konsepsi penting terkait “lam ghoyah” ini adalah, sesuatu yang menjadi target/tujuan itu bisa terwujud dan bisa juga tidak.
Jadi, setelah aku minum susu, bisa jadi aku kuat, bisa jadi tidak (tergantung banyak faktor).
Kalau “lam illat” (لاَمُ العِلَّة), maknanya adalah “lam” yang menunjukkan sebab/alasan dilakukannya suatu perbuatan. Konsepsi pentingnya, sesuatu yang menjadi sebab itu pasti terjadi karena sudah terjadi. Contohnya,
Artinya,
Pencuri itu di penjara KARENA pencurian
Harf “li” pada kata “lissariqoh” adalah “lam illat” karena menjadi sebab dari tindakan pemenjaraan.
Dari sini, kita sekarang bisa memahami lebih dalam makna ayat yang berbunyi,
Artinya,
Tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah-KU
“Lam” pada kata “liya’budun” adalah “lam ghoyah”. Artinya menyembah Allah adalah tujuan dari penciptaan manusia. Hanya saja, tidak selalu manusia melaknakan maksud penciptaannya ini ketika tersesatkan. Ada yang berhasil menyembah Allah dan ada yang gagal karena tak tahan godaan dan fitnah.
Sama juga seperti ayat berikut ini,
Artinya,
“Tidaklah Aku mengutus seorang Rasul kecuali agar ditaati dengan izin Allah” (An-Nisa’; 64)
“Lam” pada kata “liyutho’a” adalah “lam ghoyah”. Artinya, meskipun Allah berkehendak agar semua hamba menaati Rasul, akan tetapi dalam medan ujian ada yang berhasil menaatinya dan adapula yang gagal menaatinya karena kalah oleh godaan setan.
Tentu saja, makna-makna harf “lam” bukan hanya ini. Saat saya masih kuliah semester tiga dulu (saat fasilitas belum secanggih sekarang), saya mengumpulkan makna-makna harf “lam” dari berbagai referensi dan saya catat secara khusus dalam satu buku catatan . Waktu itu ketemu duapuluh (21) satu makna, Ternyata itu belum mencakup semuanya. Kata Ibnu Ummi Qosim dalam kitab beliau yang bernama “Al-Jana Ad-Dani Fi Hurufi Al-Ma’ani”, harf “lam” saja dalam perhitungan salah satu ulama memiliki sekitar 40 makna dan ini menjadi “harf ma’ani” dalam bahasa Arab yang memiliki makna paling banyak di antara semua “huruful ma’ani”. Wallahua’lam
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين