Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin).
Pernahkah Anda berdoa dengan sebuah doa, lalu Allah mengabulkan doa Anda, tapi ternyata pengabulan doa itu justru menjadi siksaan dalam hidup Anda?
Saya pernah mendapatkan pengalaman seperti itu dari salah seorang kawan.
Suatu hari, kawan ini bertanya kepada saya,
“Bolehkah kita berdoa meminta sesuatu secara spesifik kepada Allah dalam urusan dunia kita?”
Saya menjawab,
“Tidak ada ada larangan meminta apapun kepada Allah selama bukan maksiat dan perbuatan dosa. Tetapi doa terbaik adalah doa yang mengandung unsur kepasrahan kepada Allah. Maksudnya: meminta, tapi pasrah diberi yang terbaik untuk kita. Bukan meminta sesuatu yang baik di mata kita tetapi belum tentu baik di sisi Allah. Sebab, bisa jadi Allah mengabulkan permintaan spesifik kita, tetapi Dia juga sudah menyiapkan ujian “berat” yang bisa jadi kita sendiri tidak sanggup untuk menanggungnya.”
Beliau langsung merespons,
“Nah! Itu yang terjadi kepada saya! Saya dulu itu berdoa supaya Allah membuat seorang wanita yang saya sukai sebagai istri saya. Allah mengabulkan doa saya. Sekarang wanita itu jadi istri saya. Tapi saya sungguh kaget. Setelah bergaul beberapa lama, ternyata dia punya karakter yang menjadi siksaan bagi saya!”
Saya menanggapi,
“Nah, itulah. Seandainya doanya berbunyi ,’Ya Allah, berikanlah saya istri yang sejuk mata saya saat melihatnya, yang membantu saya dalam urusan dunia maupun akhirat’ insya Allah itu yang lebih baik. Sebab, unsur pasrahnya tinggi. Siap “dipertemukan” Allah dengan wanita manapun asalkan memenuhi kriteria yang kita harapkan. Walaupun wanita itu bukanlah wanita yang kita incar.”
Beliau menjawab,
“Itulah. Sekarang saya pusing. Sebab setiap hari kami selalu berantem. Sampai fisik bahkan.”
Sampai di sini saya potong kisah nyata kawan ini. Memang akhirnya beliau bercerai dengan istrinya. Nas’alullāhal ‘āfiyah.
Kisah yang mirip dengan ini pernah terjadi di zaman Nabi ﷺ. Tetapi doanya terkait dengan permintaan urusan akhirat. Ceritanya begini,
Ada seorang lelaki yang mungkin karena demikian takutnya siksa di akhirat, beliau berdoa kepada Allah agar mempercepat siksaan akhirat kepadanya di dunia, jika memang dirinya berhak siksa di akhirat. Akhirnya Allah memberinya sakit parah sampai tubuhnya kurus kering tinggal jangat pembalut tulang dengan rambut rontok. Kondisi lelaki ini diketahui Rasulullah ﷺ sehingga beliau menanyakan apakah lelaki itu pernah berdoa dengan doa khusus kepada Allah. Setelah diceritakan, terkejutlah Nabi ﷺ dan mengajarkan, kalau berdoa hendaknya jangan seperti itu. Tetapi berdoalah dengan redaksi yang benar. Lalu Rasulullah ﷺ mengajarkan doa yang lebih baik. Lalu Rasulullah ﷺ mendoakannya agar sembuh dan akhirnya, alhamdulillah sembuhlah lelaki tersebut. Muslim meriwayatkan kisah ini sebagai berikut,
Artinya,
“Dari Anas bahwasanya Rasulullah ﷺ pernah menjenguk seorang laki-laki muslim yang sedang sakit parah sampai kurus dan lemah seperti seekor burung kecil. Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya: “Apakah kamu pernah berdoa ataupun memohon sesuatu kepada Allah?” Sahabat tersebut menjawab: ‘Ya, saya pernah berdoa: ‘Ya Allah ya Tuhanku, apa yang akan Engkau siksakan kepadaku di akhirat kelak, maka segerakanlah siksa tersebut di dunia ini! ‘Mendengar pengakuannya itu, Rasulullah ﷺ pun berkata: ‘Subhanallah, mengapa kamu berdoa seperti itu. Tentu kamu tidak akan kuat. Mengapa kamu tidak berdoa: ‘Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka.’ Anas berkata: ‘Lalu Rasulullah berdoa kepada Allah untuk sahabat tersebut dan akhirnya Allah pun menyembuhkannya.”
Pelajaran pentingnya, ternyata doa salah bisa DIKOREKSI dan dibatalkan meskipun sudah telanjur dikabulkan. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat dan karunia Allah kepada hamba-Nya. Jadi Anda yang merasa pernah berdoa dengan “doa yang salah”, segeralah mengoreksi dengan doa yang lebih tepat atau mintalah orang saleh untuk mendoakan Anda. Agar kesengsaraan itu tidak terbawa terus di dunia ini, apalagi sampai terbawa nanti di akhirat.
Pelajaran penting lainnya, doa terbaik adalah doa yang mengandung unsur tawakal, yakni banyak memasrahkan semuanya kepada Allah. Tidak mempercayai penilaian pribadi yang sangat terbatas untuk mengetahui hakikat baik dan buruk. Sebab apa yang kita lihat baik belum tentu baik di sisi Allah.
Pelajaran penting lainnya, untuk berdoa pun perlu ilmu. Jangan sampai salah minta. Jika mau aman, cukup ikuti doa yang diajarkan Allah dalam Al-Qur’an atau diajarkan Rasulullah ﷺ dalam hadis.
***
24 Zulhijah 1442 H/ 3 Agustus 2021 pukul 08.55