Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin).
Setelah membahas ciri-ciri istri calon penghuni surga, sebagai pelengkap sekarang kita akan membahas ciri-ciri lelaki calon penghuni surga. Bagi para istri, jika Anda memiliki suami dengan ciri-ciri seperti yang akan diterangkan berikut ini, maka jangan di sia-siakan. Pertahankan sampai akhir hayat sebesar apapun badai yang menghantam rumah tangga. Bagi para wanita yang belum menikah, jadikan ciri ini sebagai kriteria untuk memilih suami. Sebab kebahagiaan sejati bukanlah memiliki suami yang dikagumi manusia, tetapi suami yang dikagumi Allah dan diridai-Nya lah sebesar-besar kebahagiaan.
Tidak semua lelaki yang berjalan di muka bumi akan masuk surga. Di antara semua lelaki yang Anda kenal, baik di masa lalu maupun sekarang, akan ada yang masuk surga dan akan ada yang masuk neraka. Adapun kriteria dan sifat-sifat lelaki yang masuk surga berdasarkan hadis adalah,
PERTAMA, nabi-nabi.
Seluruh nabi-nabi dan rasul adalah para lelaki. Allah memilih mereka, bukan perempuan karena untuk mengemban amanah risalah itu memang sangat berat dan itu hanya bisa dipikul oleh lelaki. Tantangan dakwah itu dihina, dicaci, dimaki, difitnah, berusaha dibunuh, diperangi dan setiap hari diuji dengan masalah. Amanah risalah seberat ini jika dibebankan kepada wanita, maka itu akan sangat membebaninya. Sebab watak dasar wanita itu perasa, mudah menangis, gampang kepikiran hanya dengan satu atau dua kata, segera butuh sandaran, cenderung cepat mengeluh dan mudah berputus asa. Jadi, kebijaksanaan Allah memilih para nabi dan rasul hanya dari kalangan lelaki adalah sangat tepat, sesuai fitrah dan cocok dengan karakteristik jiwa lelaki yang diciptakan oleh Allah.
Para nabi seluruhnya masuk surga, mulai nabi pertama sampai nabi terakhir, yakni nabi Muhammad ﷺ. Bukan hanya masuk surga, bahkan mereka akan menempati surga tertinggi yakni surga Firdaus. Para nabi pasti masuk surga karena mereka adalah level kekasih Allah yang paling tinggi, paling dekat dengan-Nya, dan paling diridai-Nya. Semua perbuatan mereka benar, terjaga dan maksum. Oleh karena itu, mereka layak menjadi teladan manusia sepanjang zaman, sebab seluruh perilaku mereka dituntun oleh wahyu.
KEDUA, ṣiddīq.
Makna ṣiddīq adalah lelaki yang ucapannya akurat dan selalu berusaha menepati komitmennya terhadap Allah.
Perhatikanlah betul wahai para wanita. Jika Anda menemukan lelaki yang sangat menjaga ucapannya, maka jagalah betul-betul dan peganglah erat-erat. Jangan sampai lepas. Sebab lelaki seperti itu sungguh langka dan lelaki seperti ini yang dicintai Allah.
Lelaki seperti itu anti dengan dusta. Dia anti berjanji palsu. Dia anti merayu wanita yang sifatnya menipu. Omongannya benar-benar akurat. Dia akan merasa sangat berdosa besar jika mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan realita. Dia akan merasa sebagai munafik calon penghuni kerak neraka Jahanam jika sampai berjanji lalu tidak ditepati. Dia akan merasa sedih sekali jika mengucapkan sesuatu untuk melakukan perbuatan di masa yang akan datang, lalu dia tidak bisa melaksanakannya.
Lelaki seperti itu jika berutang, lalu berjanji melunasi pada tanggal tertentu, maka dia pasti akan melunasi di tanggal tersebut, bahkan bisa lebih awal.
Jika dia berjanji mengirim barang kepada orang pada hari tertentu, maka pasti dia akan mengirim tepat di hari tersebut, bahkan bisa lebih awal.
Jika dia berjanji menyelesaikan amanah pekerjaan tertentu pada tanggal tertentu, maka dia pasti akan menyelesaikan di tanggal tersebut, bahkan bisa lebih awal.
Jika dia bekerja, maka dia akan bekerja sesuai perjanjian pekerjaan.
Jika dia berjanji menikahi wanita, maka dia benar-benar akan menikahi wanita yang diberinya janji itu.
Jika dia berjanji datang jam 09.00 pagi, maka dia benar-benar akan datang jam 09.00 pagi, bahkan bisa lebih awal.
Jika dia bernazar maka dia akan melaksanakan nazarnya, jika dia bersumpah maka dia akan melaksanakan sumpahnya, dan jika dia mengucapkan kata-kata menghukum maka dia akan konsisten dengan keputusannya.
Dia akan mempertimbangkan seluruh ucapannya masak-masak, tetapi begitu sudah terucap maka dia akan tegas dan konsisten melaksanakannya.
Al-haqqa aqūlu lakunn, jika Anda wahai para wanita menemukan lelaki seperti ini segera “sambar” jika dia belum jadi milikmu. Jika sudah, maka pegang erat-erat jangan sampai lepas. Karena lelaki seperti ini satu dalam seribu. Sangat langka. Dia bisa saja melakukan sejumlah kesalahan. Tetapi selama dia sangat menjaga ucapannya agar akurat, maka suatu hari Allah pasti akan membenahi amalnya. Sebab itu sudah menjadi janji Allah dalam Al-Qur’an.
Orang yang terbiasa menjaga akurasi ucapannya, maka itu adalah cerminan kekuatan komitmennya dalam beragama. Sebab hakikat beragama itu kumpulan dari komitmen-komitmen kepada Allah yang diucapkan dalam bentuk persaksian, puji-pujian dan doa. Maafkanlah jika beliau bersalah. Doakan selalu. Sebab lelaki yang terbiasa menjaga lisannya akan lebih mudah kembali ke jalan Allah daripada lelaki yang tidak peduli akurasi ucapannya.
Ṣiddīq adalah lelaki yang akurat ucapannya. Cocok antara ucapan dengan perbuatan. Tapi bukan lelaki maksum dan tidak pernah bersalah. Dia bisa jadi melakukan sejumlah kesalahan dan itu sangat manusiawi, tapi Anda melihatnya sangat dominan menjaga ucapan daripada melalaikannya. Orang seperti ini, jika mendapatkan petunjuk wahyu dari Allah, maka akan bersegera membenarkannya, mempercayainya, lalu melaksanakannya sebaik-baiknya.
Seperti Abū Bakar yang selalu akurat ucapannya dan selalu melaksanakan petunjuk wahyu sebaik-baiknya. Sampai-sampai ucapan Abū Bakar yang “hanya” berupa dugaan dibuat Allah akurat, berkat karamah menjaga ucapan ini. Diriwayatkan Abū Bakar pernah menebak janin yang dikandung istri keempatnya. Beliau menebak anak yang masih dalam kandungan itu nanti akan berjenis kelamin perempuan. Setelah lahir, ternyata betul perempuan. Wajar, jika Abū Bakar digelari al-ṣiddīq dan menjadi teladan terbaik lelaki yang ingin meniru sifat ṣiddīq ini.
KETIGA, syahīd.
Makna syahīd adalah orang yang gugur di medan jihad di jalan Allah. Ini juga amalan lelaki. Sebab berperang itu hukum asalnya memang tugas lelaki. Berbeda dengan jihad wanita yang berupa hamil, melahirkan dan mengurus anak atau haji dan umrah.
Lelaki yang sampai gugur di medan jihad adalah lelaki yang luar biasa. Sebab lelaki seperti ini adalah contoh lelaki yang bersedia mempersembahkan nyawanya agar mendapatkan pujian Allah. Pengabdian dan penyembahan apa yang lebih tinggi daripada persembahan nyawa?
Saat kita salat mungkin yang kita korbankan hanya waktu, tenaga dan kenyamanan berbaring di kasur. Saat kita membayar zakat yang kita korbankan mungkin hanya harta dan perasaan pelit dalam jiwa. Saat berpuasa yang kita korbankan mungkin hanya rasa lapar dan haus. Wanita yang dipoligami yang dikorbankan mungkin hanya perasaan cemburu kepada madu. Tapi mengorbankan nyawa, siapa yang bisa menyusul keutamaannya selain orang yang mati syahid di medan jihad?
Oleh karena itu, lelaki yang mati syahid di medan jihad adalah lelaki yang luar biasa. Layak masuk surga. Sebab dia sudah mempersembahkan bagian dirinya yang terbaik untuk Allah. Tidak ada persembahan dalam pengabdian yang lebih hebat daripada pengorbanan nyawa. Lelaki yang mati syahid itu maknanya sudah bisa meninggalkan cintanya terhadap dunia. Dia sudah tidak peduli bisnisnya, tidak peduli apakah istrinya dinikahi lelaki lain jika dia mati, tidak peduli aset hartanya dimiliki siapa saja, tidak peduli gaji-gajinya, dan semua hal-hal duniawi lainnya. Orang yang mati syahid adalah contoh hamba Allah yang sudah mengutamakan rida Allah daripada segala kenikmatan duniawi. Seperti tiga orang khulafaur rasyidin yang wafat dalam keadaan mati syahid, yakni Umar, ‘Utsmān dan ‘Alī raḍiyallāhu ‘anhum.
Jadi, Anda para wanita, jika menemukan lelaki dengan watak seperti ini, yakni siap mengorbankan dunia apapun yang dimilikinya demi mendapatkan rida Allah, maka segera “sambarlah” jika Anda belum menikah, atau peganglah erat-erat beliau jika sudah menjadi suami Anda.
Sebab lelaki seperti itu yang bisa Anda harapkan tetap menjadi suami Anda di surga kelak.
KEMPAT, maulūd.
Makna maulūḍ adalah anak kecil yang wafat sebelum balig. Anak yang belum balig jika wafat memang dipastikan masuk surga. Tidak peduli anak muslim maupun non muslim. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ diperlihatkan bahwa anak-anak yang mati kecil itu berada di sekeliling nabi Ibrahim di surga. Oleh karena itu, para orang tua yang diuji wafatnya anak yang masih kecil, tidak peduli laki-laki maupun wanita, baik keguguran maupun sudah keluar, maka berbahagialah. Sebab anak Anda pasti masuk surga. Jika Anda bisa tabah, maka anak tersebut tidak akan bersedia masuk surga sebelum menggandeng tangan Anda untuk diajak serta masuk surga. Maulūd disebut sebagai salah satu kelompok lelaki yang mausk surga menunjukkan secara implisit kebanyakan anak kecil mati itu jenis kelaminnya laki-laki.
KELIMA, ZĀ’IR FILLĀH
Makna zā’ir fillāh adalah orang yang mengunjungi orang lain karena cinta Allah. Jadi, salah satu ciri lelaki calon penghuni surga adalah gemar bertamu dan mengunjungi orang saleh. Meskipun tempatnya jauh.
Motivasi dia untuk mendatangi seseorang bukan karena ingin membangun jaringan bisnis, menguatkan koneksi dengan orang yang punya pengaruh, datang untuk mencari utangan, datang untuk mengincar santriwati milik orang tersebut, datang karena ada kepentingan politik dan semua kepentingan-kepentingan duniawi yang lain.
Dia datang bukan untuk kepentingan itu. Tetapi, dia datang semata-mata karena kesalehan orang yang didatangi karena dia ingin mendapatkan tambahan ilmu dan memperkuat ketaatan kepada Allah. Dia datang karena dia rindu dengan mutiara-mutiara hikmah yang meluncur dari lisan orang saleh tersebut. Dia datang karena dia rindu dengan untaian nasihat yang memberi efek sejuk pada hatinya. Dia datang karena biasanya setelah pulang dia merasa mendapat semangat baru untuk beramal dan ilmu baru yang mendekatkannya kepada Allah. Dia tetap mendatangi orang saleh tersebut tidak peduli apakah yang didatanginya itu populer ataukah tidak. Malahan, dia lebih cenderung mengutamakan orang berilmu nan saleh yang tidak populer untuk didatangi, sebab itu lebih jauh dari motif-motif duniawi dan lebih dekat dengan keikhlasan.
Kunjungan seperti inilah yang dinamakan kunjungan karena Allah. Kunjungan seperti inilah ekspresi dari cinta karena Allah. Barangsiapa dianugerahi cinta seperti ini, maka jagalah. Jangan sampai hilang. Sebab semua cinta duniawi itu terlaknat, kecuali cinta kita kepada orang karena Allah. Sebab mencintai orang karena karena Allah-lah yang bisa membantu manusia untuk banyak mengingat Allah, beramal saleh untuk mendekat kepada Allah, mengajar karena Allah dan belajar karena Allah.
Oleh karena itu, jika Anda para wanita menemukan lelaki yang lebih senang berkawan dengan orang-orang saleh, maka “sambarlah” jika Anda belum menikah, atau pegang erat-erat jika suami Anda punya sifat seperti itu. Jangan marah jika beliau menggunakan banyak hartanya sebagai biaya transportasi mengunjungi orang-orang saleh. Malahan, jika Anda berharta dukung dan bantulah. Sebab lelaki seperti itu langka. Banyak lelaki rusak itu karena circle/lingkaran pergaulannya juga rusak. Jadi, jika bertemu lelaki dengan lingkaran pergaulan yang baik maka itu sungguh mutiara mahal yang patut disimpan dan dipertahankan.
Di dunia maya, prinsip ini juga bisa dipraktekkan. Lelaki yang memilih berteman di dunia maya dengan orang-orang yang saleh, maka itu pertanda insya Allah dia memiliki jenis cinta karena Allah. Dialognya banyak dengan orang-orang ilmu yang saleh. Interaksinya juga banyak dengan orang-orang berilmu yang saleh. Dia menjaga interaksinya dengan wanita. Kalaupun berinteraksi dengan lawan jenis, beliau melakukannya sekedarnya dan tidak bermudah-mudah mengeluarkan kata-kata yang bisa menimbulkan fitnah. Dia tetap ramah kepada lawan jenisnya, tetapi berwibawa. Dia tidak mengharamkan interaksi dengan lawan jenisnya tetapi tetap dalam batas-batas kesucian dan akhlak mulia.
Dia tetap menyelenggarakan urusan duniawinya secara makruf, tapi sebagian besar waktunya adalah untuk Rabbnya.
Rasulullah ﷺ mengajarkan ciri dan golongan lelaki seperti di atas dalam hadis berikut ini,
Artinya,
“Dari Ibnu ‘Abbās beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Maukah kalian kuberitahu lelaki-lelaki kalian yang termasuk penghuni surga? Nabi di surga, ṣiddīq di surga, syahid di surga, maulūd di surga dan lelaki yang mengunjungi saudaranya di tempat yang jauh yang mana dia tidak mengunjunginya kecuali karena Allah.” (Muntaqā Min Ḥadīṡi Abū Bakr al-Anbārī hlm 92)
Hadis di atas di hasankan oleh al-Albani.
Hanya saja, patut dicatat, pembahasan dalam catatan ini tidak dimaksudkan memberi makna bahwa lelaki penghuni surga itu dibatasi pada orang-orang yang amalnya pada lima golongan di atas.
Tidak demikian.
Sebab banyak riwayat lain yang menunjukkan amal-amal lain yang membuat lelaki masuk surga seperti puasa, salat, bertakwa, berakhlak baik, menebang pohon, memberi minum hewan dan lain-lain. Jadi, riwayat ini maksimal tidak lebih untuk menunjukkan banyaknya lelaki masuk surga karena sebab ini (tidak peduli apakah di dunia sudah sempat menikah ataukah belum atau untuk menunjukkan pentingnya amalan-amalan tersebut), tetapi tidak membatasinya hanya dengan ciri-ciri tersebut.
***
28 Zulhijah 1442/ 7 Agustus 2021