Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Salah satu teknik menghafal adalah dengan membuat kata kaitan (link-word) untuk sesuatu yang kita hafalkan itu. Daya lekatnya akan semakin bagus jika link-word yang diciptakan itu familiar bagi kita.
Dalam ilmu pendidikan, topik ini biasanya dibahas dalam kajian model-model pembelajaran. Misalnya dalam buku karya Bruce Joyce dan Marsha Weil yang berjudul “Models of Teaching”. Teknik menciptakan kata kaitan ini dibahas dalam topik Mnemonics Model/Memory Model.
Contoh kata kaitan yang saya ingat adalah apa yang pernah saya dapatkan waktu kelas 1 SMP dari sebuah buku.
Di waktu SMP saya pernah mendapatkan tips untuk menghafalkan nama-nama planet secara berurutan mulai yang paling dekat dengan matahari sampai yang paling jauh. Caranya, cukup hafalkan kalimat ini:
“Mervem Yang Sangat Ulung Nan Pandai”
Kalimat di atas bermakna,
(Mer)kurius
(V)enus
(E)arth/bumi
(M)ars
(Y)upiter
(S)aturnus
(U)ranus
(N)eptunus
(P)luto
Dalam ilmu genetika teknik ini juga dipakai.
Saya pernah menikmati video tentang deskripsi DNA saat dijelaskan kekhasan pasangan basa pada nukleotida sebuah DNA.
Para ahli genetika menjelaskan bahwa basa nitrogen pada nukleotida DNA itu ada empat macam yaitu Adenin, Guanin, Timin dan Sitosin.
Hanya saja mereka punya pasangan tetap.
Adenin hanya mau berpasangan dengan Timin sementara Guanin hanya mau berpasangan dengan Sitosin. Hal itu dikarenakan Adenin itu terdiri dari dua cincin yang membuatnya tergolong jenis purin sehingga hanya berpasangan dengan basa nitrogen bercincin satu yang tergolong pirimidin yakni Timin.
Demikian pula Guanin bercincin dua yang hanya berpasangan dengan Sitosin yang bercincin satu.
Agar pasangan basa ini mudah diingat, sebagian guru di Barat mengusulkan link-word berbunyi “Apple in Tree” untuk menunjukkan (A)denin selalu berpasangan dengan (T)imin. Juga link-word “Car in Garage” untuk menunjukkan Sitosin/(C)ytosine selalu berpasangan dengan (G)uanin.
Ilmu yang ditulis para ulama di dunia islam kadang-kadang juga pakai teknik ini.
Misalnya untuk menghafalkan huruf-huruf muḍāra‘ah yang berjumlah empat yakni hamzah, nun, ya’ dan ta’, maka cukup ingat ANAITU (أنَيْتُ). Saya pribadi lebih suka memodifikasinya menjadi ANITA (أَنِيْتَ) karena kata ANITA lebih mudah diingat di telinga orang Indonesia.
Untuk mengingat huruf-huruf mazid pada fi’il maḍi yang berjumlah 10 yaitu sin, hamzah, lam, ta’, mim, wawu, nun, ya’, ha’ dan alif, maka cukup ingat SA’ALTUMŪNĪHĀ (سَأَلْتُمُوْنِيْهَا). Lafal sa’altumuniha mudah diingat orang Arab karena maknanya sedikit “romantis” yakni, “Kalian menanyaiku tentang wanita itu”.
Teknik ini telah diteliti dan terbukti sangat efektif untuk menghafalkan informasi dengan rincian item yang banyak seperti nama kota, nama presiden, nama negara, ilmu anatomi, tabel periodik dalam ilmu kimia, rincian harf jarr, nawāsikh dan lain-lain. Efektifitasnya minimal 50% bahkan bisa 100% atau lebih. Artinya, jika Anda bisa menghafal item dengan metode menghafal biasa sebanyak 100, maka dengan memakai teknik link-word Anda bisa menghafal sampai 150 item, 200 item, bahkan lebih.
Ada yang punya pengalaman lain menghafal sesuatu dengan teknik link-word?
24 Muharram 1443 H /2 September 2021 jam 15.56