Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Selain memberi makna ta’nīṣ (seperti pada kata muslimah) dan mubālagah (seperti pada kata ‘allāmah) yang sudah populer, tā’ marbūṭah (ة) juga bisa mengubah sifat menjadi kata benda. Dengan kata lain, tā’ marbūṭah memiliki fungsi naqlu al-waṣfiyyah ilā al- ismiyyah (نقل الوصفية إلى الاسمية).
Mirip imbuhan ke-an dalam bahasa Indonesia yang bisa mengubah kata sifat menjadi kata benda seperti kata “baik” menjadi “kebaikan” dan “cerdas” menjadi “kecerdasan”.
Misalnya kata fātiḥ (الفاتح). Kata ini dalam bahasa Arab tergolong isim fā‘il sehingga mengandung makna sifat dan bisa diterjemahkan “yang membuka/pembuka”.
Jika kata ini dibubuhi tā’ marbūṭah di akhir kata menjadi fātiḥah (الفاتحة), maka kata sifat tersebut berubah menjadi kata benda sehingga bisa diartikan “pembukaan/hal membuka”.
Jadi, surah Fatihah sebenarnya bermakna surah pembukaan, karena ia menjadi membuka seluruh surah-surah dalam Al-Qur’an dan ditulis pertama dalam urutan mushaf.
Beberapa lafal arab yang sering kita dengar mengandung tā’ marbūṭah jenis ini, yakni yang memiliki fungsi mengubah kata sifat menjadi kata benda. Di antara contohnya,
Khātim (الخاتم) menjadi khātimah (الخاتمة)
‘āfī (العافي) menjadi ‘āfiyah (العافية)
Ma’lūm (المعلوم) menjadi ma’lūmiyyah (المعلومية)
Dan lain-lain.
Al-Syaukānī berkata,
9 Rabiul Akhir 1443 H/ 15 November 2021 jam 19.57 WIB.