Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Doa terpenting dan yang paling kita butuhkan dalam hidup bukanlah minta jodoh, rezeki lancar, dagangan laris, naik pangkat, kerja mapan, disayang suami/majikan atau permintaan duniawi lainnya.
Doa terpenting dalam hidup dan sangat kita butuhkan adalah minta petunjuk/hidayah agar bisa menjalani hidup di jalan yang lurus nan diridai Allah.
Yang menunjukkan ini doa terpenting adalah Allah sendiri yang mengajarkannya dan kita diwajibkan membacanya minimal 17 kali dalam sehari. Yakni saat membaca surah Fatihah dalam salat 5 waktu.
Bayangkan,
Kita diajari untuk mensucikan diri dulu sebelum menghadap Allah, kita mandi, berwudu, mengawasi apakah ada najis dalam badan, pakaian atau tempat (supaya bisa dibersihkan), setelah itu kita konsentrasi penuh menghadap Allah ke arah kiblat, lalu bertakbir, lalu kita diajari memuji Allah, kita sebut sifatnya yang Pengasih nan Penyayang, lalu kita puji Dia dengan segala nikmat yang diberikanNya kepada kita, lalu kita puji Dia sebagai Zat Yang Mengurusi seluruh alam semesta, Yang Menghidupkan, Mematikan, Yang Memberi Rezeki, yang Menyembuhkan, Yang Melindungi dari bencana…dst kemudian kita puji Dia sebagai penguasa yang akan mengadili di hari pembalasan….
Lalu kita berkomitmen untuk hidup hanya menyembah kepadaNYa…kita juga siap meremukkan segala kesombongan kita yang merasa bisa, kemudian mengaku lemah kepadaNya dalam melakukan apapun di dunia ini, terutama untuk menaatiNYa…kita mengakui bahwa kita tidak mungkin bisa menaatiNya dengan baik jika tidak dibantu dan ditolong olehNYa…
Bayangkan…
Semua kegiatan dan ritual susah payah itukita lakukan, kita sebut dan kita ucapkan “hanya” sebagai “muqaddimah” sebelum kita meminta satu permintaan yang berbunyi,
“ihdinaṣṣirāṭal mustaqīm”
Apakah Anda sudah bisa merasakan betapa agung, krusial dan maha pentingnya doa ini?
Sudahkah Anda bisa merasakan betapa inginnya Allah supaya kita mengucapkannya sampai Dia sendiri yang mengajarkannya dan dibaca minimal 17 kali dalam sehari?
Apakah Anda sudah bisa merasakan bagaimana seakan-akan Allah itu mengajarkan kepada kita sebab-sebab dikabulkannya doa, yakni bersuci dulu, lupakan semua urusan duniawimu, puji Rabbmu dengan tulus, sembah dia dengan ikhlas, dan akui segela kelemahanmu baru kemudian mintalah, dan permintaan terpenting yang seharusnya kau minta adalah minta hidayah, bukan permintaan receh duniawi yang hanya akan menjadi fitnah, sumber pertengkaran, segera kau tinggalkan dan akan dimiliki orang lain?
Yah, hidayah adalah hal yang paling penting dan paling kita butuhkan dalam hidup. Sebab, percuma jika kita punya segalanya tapi hidup tersesat. Percuma kita terkenal di bumi tapi jadi sampah di langit.
Percuma kita besar di mata manusia tapi kecil di mata Allah. Percuma kita dimuliakan manusia tapi hina di sisi Allah.
Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa hidayah itu dicari, dikejar, diburu, diminta.
Bukan ditunggu.
Alangkah sombongnya orang yang menunggu hidayah, sementara dia yang justru butuh hidayah sementara dia sendiri juga tidak memantaskan dirinya untuk mendapatkan hidayah.
Hidayah itu ibarat permata.
Barang berharga.
Hanya diberikan Allah kepada mereka yang layak menerimanya.
Karena itulah ada ayat-ayat yang menunjukkan contoh orang-orang yang tidak layak menerima hidayah.
Contoh sifat/perbuatan yang menghalangi turunnya hidayah yang disebut dalam Al-Qur’an,
- sombong/angkuh/takabur/merasa diri pintar
- zalim
- fasik
- menutup diri/tidak mau berfikir
- pengkhianat
- penyesat
- berdusta
- melampaui batas
- dan lain-lain
7 Jumādā al-Ūlā 1443 H/ 12 Desember 2021 jam 17.18