Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Wahai wanita,
Jagalah rahimmu agar tidak berbuat dosa.
Sesungguhnya rahimmu itu dimuliakan Allah, sampai-sampai Allah menugasi malaikat untuk mengurusnya!
Tegakah engkau menajisi rahimmu dengan dosa, sementara ia diurus oleh hamba Allah yang suci?
Al-Bukhārī meriwayatkan,
قَالَ عَبْدُ اللهِ : حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ قَالَ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ: اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ. [«صحيح البخاري» (4/ 111 ط السلطانية)]
Artinya,
“Abdullah (bin Mas’ud) telah bercerita kepada kami, Rasulullah ﷺ yang jujur dan dipercaya telah bersabda:
“Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut (rahim) ibunya selama 40 hari, kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama (40 hari) itu pula, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging), selama (40 hari) itu pula. Kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya.” (H.R.al-Bukhārī)
Manusia memang istimewa dan mulia. Sejak dalam rahim diurus malaikat, setelah lahirpun dijaga malaikat.
Masing-masing kita itu diberi malaikat untuk menjaga. Allah berfirman,
﴿وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ﴾ [الأنعام: 61]
Artinya,
“Allah mengutus para malaikat penjaga untuk kalian” (Q.S. Al-An‘ām: 19)
Yakni malaikat yang menjaga kita saat tidur, saat makan, saat naik kendaraan, saat ada bencana, saat ada pandemi dan sebagainya. Jika sudah datang takdir Allah, maka malaikat penjaga itu akan melepaskan penjagaannya. Ibnu ‘Abbās berkata,
«عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ {يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ} [الرعد: 11] . قَالَ: مَلَائِكَةٌ يَحْفَظُونَهُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ، فَإِذَا جَاءَ قَدَرُ اللَّهِ خَلَّوْا عَنْهُ». [«البداية والنهاية ت التركي» (1/ 114)]
Artinya,
“Dari Ibnu Abbas tentang makna ayat “wa yaḥfażūnahū min amrillāh”-para malaikat itu menjaga hamba tersebut dari ketetapan Allah- Ibnu Abbas berkata, ‘Yakni para malaikat yang menjaga seorang hamba di depannya dan di belakangnya. Jika sudah datang takdir Allah maka para malaikat tersebut akan melepas penjagaannya” (al-Bidāyah wa al-Nihāyah, juz 1 hlm 114)
Senada dengan itu Mujahid berkata,
«مَا مِنْ عَبْدٍ إِلَّا وَمَلَكٌ مُوَكَّلٌ بِحِفْظِهِ فِي نَوْمِهِ، وَيَقَظَتِهِ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْهَوَامِّ، فَمَا مِنْ شَيْءٍ يَأْتِيهِ يُرِيدُهُ إِلَّا قَالَ: وَرَاءَكَ. إِلَّا شَيْءٌ يَأْذَنُ اللَّهُ فِيهِ فَيُصِيبُهُ». [«البداية والنهاية ت التركي» (1/ 114)]
Artinya,
“Tidak ada seorang hambapun kecuali ada Malaikat yang diserahi untuk menjaganya saat dia tidur dan saat dia bangun. Yakni dijaga dari jin, manusia dan hewan-hewan. Tidaklah ada sesuatu yang diinginkannya kecuali malaikat akan berkata, “mundur”. Kecuali sesuatu yang Allah mengizinkannya sehingga dia akan mendapatkannya” (al-Bidāyah wa al-Nihāyah, juz 1 hlm 114)
20 Syawal 1443 H/ 21 Mei 2022 M pukul 13.29