Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
“Seandainya kebaikan seseorang pantas mencegah seorang mukmin untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, maka seharusnya Nabi Musa adalah orang yang paling sungkan untuk mendakwahi Firaun, mengingat masa kecilnya diasuh Firaun dan banyak mendapatkan kebaikan darinya.”
CATATAN
Dalam ayat ada informasi bahwa Nabi Musa seolah kelu lidahnya dan tidak bisa berbicara lancar di depan Fir’aun. Ini jangan ditafsirkan bahwa kelunya lidah Nabi Musa adalah karena diungkit-ungkit Fir’aun, lalu merasa “tidak enak” dengan Fir’aun karena semenjak kecil dibesarkan dan diasuh Fir’aun.
Betul, ada ayat lugas bahwa Fir’aun mengejek nabi Musa yang dianggapnya hampir-hampir tidak bisa mengkomunikasikan dengan baik apa yang ada di benaknya.
Di tafsir Ibnu Kasir dijelaskan bahwa nabi Musa sulit berbicara itu karena kecelakaan lidah akibat peristiwa di masa kecil.
Saat nabi Musa masih kecil,beliau menampar Firaun dan menarik jenggotnya. Firaun marah dan hendak menyembelihnya. Asiah mencegah dan membela nabi Musa bahwa itu perilaku anak-anak.
Untuk membuktikan, nabi Musa diberi dua bejana yang berisi bara api dan kurma (riwayat lain: perhiasan). Lalu nabi Musa memilih bara dan memakannya. Itulah yang membuat beliau kurang jelas jika berbicara.
7 Dzulqa’idah 1443 H/ 7 Juni 2022 M pukul 09.16