Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ mulai berihram dari Żul Ḥulaifah (sekarang disebut Bir Ali) di akhir bulan Żul Qa‘dah, yakni kira-kira tanggal 25. Kemudian beliau sampai di Mekah pada tanggal 4 Ẓulḥijjah. Hal ini bermakna total lama perjalanan ihram Nabi ﷺ adalah kira-kira 9 hari! Ibnu ‘Abbās berkata,
Artinya,
“Kemudian Rasulullah ﷺ tiba di Żul Hulaifah di pagi hari dan menaiki untanya. Ketika beliau sudah tiba di al-Baidā’, maka beliau dan para Sahabatnya melakukan ihlāl (membaca talbiyah dengan suara keras) dan mengalungi hewan kurbannya. Peristiwa itu terjadi pada 5 hari tersisa dari bulan Żulqa‘dah. Lalu beliau sampai di Mekah pada malam keempat pada bulan Ẓulḥijjah.” (H.R.al-Bukhārī)
Bayangkan kepayahan dan perjuangan beliau menjalankan ibadah ini.
Ihram itu bukan perjalanan wisata.
Tidak ada bus, taksi, atau kereta cepat di zaman itu.
AC juga tidak ada.
Kendaraan yang ada hanyalah unta, kuda atau keledai.
Bayangkan bagaimana beliau harus menempuh perjalanan berhari-hari, dengan memakai pakaian ihram yang sangat sederhana seperti itu, bertalbiyah siang dan malam, serta harus menjaga diri dari larangan-larangan ihram yang sungguh menjadi ujian. Karena sekedar menyisir rambut saja tidak boleh! Membunuh kutu rambut saja juga tidak boleh! Pakai penutup kepala juga tidak boleh! Apalagi sampai bercumbu dengan istri atau berhubungan suami istri.
Bayangkan bagaimana beliau dan para Sahabat bisa dengan sabar, tangguh dan tekun menyusuri jalan yang kasar, naik turun lembah, bertarung dengan hawa panas di siang hari, dan melawan hawa dingin di malam hari!
9 hari kira-kira beliau sanggup melewatinya.
Wajar jika hamba Allah dengan level pengorbanan dan ketangguhan demi mengejar rida Allah seperti ini layak untuk mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Rabbnya.
Hari ini, dengan kemajuan sarana transportasi, kita sangat dimudahkan.
Dari Bir Ali/Żul Ḥulaifah sampai ke Mekah naik bis mungkin hanya butuh waktu 5 sampai 6 jam saja. Apalagi jika naik kereta api cepat, mungkin lebih cepat lagi.
Dalam kendaraan kita tidak perlu khawatir kepanasan. Tinggal duduk manis, lalu sisanya sopirlah yang bertanggungjawab mengantarkan kita sampai tujuan.
Ujian kita mungkin hanya bertalbiyah sebanyak-banyaknya selama di atas kendaraan. Di momen itu kita bisa memilih, apakah melakukan sunah-sunah ihram sebanyak-banyaknya ataukah malah memilih tidur!
Jika Allah sudah memberi nikmat semudah dan senyaman ini untuk ihram di zaman sekarang, sungguh tidak layak untuk banyak mengeluh apalagi marah-marah jika mendapati beberapa kesulitan selama perjalanan ihram.
Di antara ujian yang paling menantang saat berkunjung ke tanah suci memang menahan emosi. Oleh karena itu, jangankan bertengkar dan berkelahi, berdebat saja saat ihram ada larangannya dalam Al-Qur’an.
7 Jumadā al-ākhirah 1444 H/20 Desember 2022 M pukul 14.00