Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Berkah itu kadang wujudnya diberi uang banyak, makanan cukup, kebutuhan terpenuhi, buah-buahan, air yang segar…
Tapi kadang berkah juga terwujud dalam bentuk dekat dengan orang saleh, dekat dengan sumber ilmu, mudah mengakses petunjuk din….
Yang pertama namanya berkah dunia.
Yang kedua namanya berkah akhirat.
Saat menjelaskan makna berkah pada daerah sekitar Masjidil Aqsā, Al-Syaukānī berkata,
Artinya,
“Masjidil Aqṣā yang Aku (Allah) berkahi sekelilingnya (maknanya adalah Aku memberkahinya) dengan buah-buahan, sungai-sungai, nabi-nabi dan orang-orang saleh. (Al-Syaukānī berkata:) Allah subhanah telah memberkahi sekeliling Masjidil Aqsā dengan berkah-berkah dunia dan akhirat.” (Fatḥu al-Qadīr, juz 3 hlm 246)
Anugerah duniawi itu dikatakan berkah bagi seseorang jika setelah mendapatkannya ketaatan makin kuat. Jika malah tambah lupa Allah, lupa kehidupan setelah mati, berarti pemberian duniawi menjadi fitnah, bahkan bisa laknat.
Anugerah akhirat itu dikatakan berkah bagi seseorang jika setelah mendapatkannya ketaatan makin kuat. Jika dekat dengan orang saleh nan berilmu malah tidak memberi dampak apa-apa, disia-siakan, bahkan dihinakan, maka anugerah ukhrawi itu menjadi fitnah, bahkan bisa menjadi sebab laknat.
Tidak selalu memang dekat dengan orang saleh memberi dampak kebaikan. Di Mekah ada Rasulullah ﷺ, tapi disamping ada orang-orang seperti Abu Bakr dan Umar, ada juga orang-orang seperi Abu Jahal dan Abu Lahab.
CATATAN
Berkah itu makna bahasanya ziyadah (tambahan). Makna syar’i-nya ziyadatul khair (tambahan kebaikan). Yakni baik menurut Allah, bukan dalam pandangan manusia.
23 Rajab 1444 H / 14 Februari 2022 pukul 09.42