Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Jika orang diuji waswas, baik dalam salat maupun diluar salat, saat bersuci maupun dalam bermuamalah, maka obat yang paling mujarab sebenarnya adalah TIDAK MEMPEDULIKAN.
Misalnya menyucikan najis, sudah bersih, lalu was-was “Sudah bersih apa belum ya? Sudah bersih apa belum ya?” maka seketika itu juga bentaklah dalam hati jiwa yang waswas itu dan katakan dengan tegas “Sudah bersih!” setelah itu jangan pedulikan pertanyaan apapun tentang itu dalam hati.
Contoh lain, melakukan takbir dengan niat. Sudah dilakukan, lalu was-was “Sudah sah apa belum ya? “Sudah sah apa belum ya?” maka seketika itu juga bentaklah dalam hati jiwa yang waswas itu dan katakan dengan tegas “Sudah sah!” setelah itu jangan pedulikan pertanyaan apapun tentang itu dalam hati.
Contoh lain, mengucapkan sesuatu yang dikhawatirkan talak pada istri, lalu ditanyakan ke ulama apakah masuk talak? Lalu dijawab tidak, lalu was-was “Jatuh talak apa tidak ya? “Jatuh talak apa tidak ya?”, maka seketika itu juga bentaklah dalam hati jiwa yang waswas itu dan katakan dengan tegas “Tidak jatuh!” setelah itu jangan pedulikan pertanyaan apapun tentang itu dalam hati.
Intinya obat paling mujarab melenyapkan was-was adalah tidak mendengarkan pertanyaan hati tentang itu. Tulikan saja telinga dan jangan dipedulikan. Cukup fokus pada bukti yang pasti.
Ibnu Ḥajar al-Haitamī berkata,
Artinya,
“Was-was itu ada obat yang bermanfaat baginya, yakni tidak mempedulikannya dalam kuantitas yang cukup.” (al-Fatāwā al-Fiqhiyyah al-Kubrā, juz 1 hlm 149)
Saat ada lelaki yang mengadu kepada Rasulullah ﷺ tentang waswas kentut saat salat, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk melanjutkan salatnya sampai mendengar bunyi kentut atau mencium baunya. Hal ini menunjukkan obat waswas memang tidak peduli dan jangan menjawab pertanyaan waswas. Bertindaklah atas dasar yang pasti-pasti saja. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“dari ‘Abbad bin Tamim dari pamannya berkata, Seorang laki-laki yang mendapatkan sesuatu yang tidak beres ketika sedang shalat mengadu kepada Nabi ﷺ, apakah dia harus memutuskan shalat (atau melanjutkannya)?” Maka Beliau bersabda: “Tidak, jangan mengentikan salat hingga dia mendengar suara atau tercium baunya.” (H.R. al-Bukhārī)
Selain sikap segas tidak mempedulikan, penguat lainnya untuk melenyapkan waswas adalah memperkokoh ilmu, dan berzikir. Sebagian ulama merekomendasikan untuk bergembira, karena setan benci dengan mukmin yang bergembira.
Memerangi waswas adalah perang melawan setan. Mukmin jangan sampai kalah melawan setan. Senjata terkuat melawan setan dalam hal ini adalah tidak mempedulikannya sebagaimana petunjuk Rasulullah ﷺ.
23 Zulhijah 1444 H/ 11 Juli 2023 pukul 11.20