Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Puasa sunah setahun sekali yang selalu berulang setiap tahun itu ada 3 yaitu,
- Puasa Arafah
- Puasa ‘Āsyūrā’
- Puasa 6 hari di bulan Syawwāl
Puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Żulḥijjah. Puasa Arafah disunahkan bagi orang yang tidak berhaji. Untuk yang berhaji seyogyanya malah tidak berpuasa agar kuat berwukuf di Arafah. Hari Arafah adalah hari terbaik dalam satu tahun.
Puasa ‘Āsyūrā’ dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Disunahkan puasa ‘Āsyūrā’ disertai dengan puasa Tāsū‘ā’, yakni puasa tanggal 9 Muharram. Maksud berpuasa tanggal 9 adalah untuk dua alasan. Pertama, berhati-hati siapa tahu salah tanggal sehingga tanggal 9 sebenarnya sudah masuk tanggal 10. Kedua, untuk membedakan diri dengan Yahudi, karena mereka hanya berpuasa tanggal 10 saja. Dengan alasan ini, maka kita juga disunahkan puasa Ḥādūsyā’, yakni puasa tanggal 11 Muharram jika tidak sempat puasa tanggal 9.
Untuk puasa 6 hari di bulan Syawwāl, disunahkan dilakukan langsung setelah hari raya dan bersambung dengan hari Idul fitri. Disunahkan juga dilakukan secara berturut-turut.
Ada juga puasa sunah dalam setahun yang jumlah harinya tidak dibatasi, boleh banyak boleh sedikit. Yakni puasa di bulan 4 bulan suci: Muharram, Rajab, Żulqa’dah dan Żulḥijjah (terutama sepuluh awal selain id). Ada juga puasa di bulan Sya’bān.
9 Muharram 1445 H/ 27 Juli 2023 pukul 14.47