Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
I’rāb rafa’ (الرَّفْعُ) pada mubtada’ itu sebenarnya amil maknawi/ibtidā’ ataukah tajarrud?
Jawabannya adalah sebagai berikut,
Sebenarnya ibtida’ dan tajarrud itu semakna. Jadi maksud tajarrud adl tdk adanya amil apapun yg mempengaruhi mubtada’. Itulah yg merafa’kannya. ini pendapat al-Mubarrid,
Artinya,
“Yang merafa’kan mubtada adalah tajarrud, yakni kondisi terbebasnya mubtada’ dari awamil apapun.” (Syarḥ al-Muqaddimah al-Muḥsibah, juz 2 hlm 345 )
***
Kalau jār-majrūr itu bagaimana? Apakah boleh disebut langsung dengan khabar?
Jawabannya adalah sebagai berikut,
Zharf dan jar majrur boleh disebut khabar. Tapi yang detail dan level tinggi memang jika disebut bahwa khabarnya sebenarnya muta’alliq-nya yang mahdzuf. Ibnu Hisyām berkata,
Artinya,
“Khabar terkadang berbentuk ẓarf seperti “warrakbu asfala minkum”. Bisa juga berbentuk jar-majrūr sepertrti alhamdu lillā. Yang benar khabar pada keduanya sebenarnya adalah muta’allaqnya yang maḥżūf” (Auḍaḥu al-Masālik, juz 1 hlm 199)
Yuk ngetes pemahaman i’rab kita pada bait pertama nazham imrithi. Cek di sini:
https://openyoutu.be/nPEuIt3i9Uo?si=KyCSJt11Ap6zEh9P
23 September 2023/ 8 Rabi’ul Awal 1445 H pukul 17:15