Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Jika seorang mukmin terkena musibah, sekecil apapun, walaupun hanya sekedar putus tali sandalnya, walau sekedar ban meletus, walau sekedar lampu mati, lalu dia beristirja’ dengan mengucapkan innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’un, maka Allah berjanji akan memberinya selawat. Allah berfirman,
Artinya,
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tu-hannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. al-Baqarah: 156-157)
Apa makna selawat Allah kepada hamba-Nya dalam ayat ini?
Kata Abū al-Laits al-Samarqandī, makna selawat dari Allah itu ada tiga,
Pertama, taufiq al-ṭā’ah (توفيق الطاعة) yakni bantuan untuk melakukan ketaatan.
Kedua, al-‘iṣmah min al-żunūb (العصمة من الذنوب) yakni dijaga agar tidak melakukan dosa.
Ketiga, magfirah (المغفرة), yakni ampunan
Al-Samarqandī berkata,
Artinya,
“Selawat dari Allah itu ada 3 makna, bantuan untuk taat, dijaga dari dosa dan ampunan.” (Tanbīh al-Gāfilīn hlm 261)
Ini makna untuk satu selawat. Padahal janji Allah dalam ayat tersebut memberi banyak selawat yang jumlahnya hanya Dia yang tahu.
***
Pembahasan detail makna selawat di atas termasuk yang saya jadikan pembahasan mendalam bait ke-4 nazham al-‘Imrīṭī selain dalam pembahasan shorof sebelumnya.
Dalam pembahasan bait ke-4 secara mendalam ini, saya membahas 5 macam topik,
- Makna tsumma
- Makna selawat
- Makna salam
- Makna nabi
- Makna kefasihan
Lalu ditutup sejumlah latāif. 15 menit diperlukan untuk menjelaskan 5 hal tersebut.
Tautan pembahasan mendalam bait ke-4 nazham al-‘Imrīṭī silakan di sini:
https://openyoutu.be/LNbKVro7MOE?si=uW9jnp8_EQNv1pw6
6 Oktober 2023/ 21 Rabi’ul Awal 1445 H pukul 17:23