Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Bisakah wawu yang difathah (وَ) bermakna ADAPUN, yakni mewakili kata ammā (أَمَّا)?
Bisa.
Contohnya adalah pada bait keenam nazham al-‘Imrīṭī,
وَبَعْدُ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَمَّا اقْتَصَرْ … جُلُّ الْوَرَى عَلَى الْكَلَامِ المَخْتَصَرْ
frasa wa ba’du pada bait di atas setara dengan frasa ammā ba’du (أَمَّا بَعْدُ).
Kalimat tersebut menunjukkan bahwa wawu itu tidak selalu bermakna DAN, DEMI, SEMENTARA, SEMENTARA ITU, penanda awal kalimat atau makna-makna umum wawu yang lain.
Dalam kondisi tertentu, wa ternyata bisa bermakna adapun.
Silakan dinikmati pembahasan singkatnya pada kajian dasar nazham al-‘Imrīṭī bait ke-6 di sini,
https://openyoutu.be/8pPKLB1s3TE?si=A8SNZNpDPuun_Hl7
11 Oktober 2023/ 26 Rabi’ul Awal 1445 H pukul 18:35