Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Nazham al-‘Imrīṭī pada hakikatnya adalah versi puisi dari kitab al-Muqaddimah al-Jurrūmiyyah (الْمُقَدِّمَةُ الْجُرُّوْمِيَّةُ) karya Ibnu Ājurrūm. Orang-orang di negeri kita suka menyebutnya dengan singkatan Jurumiyah.
Tapi bukan hanya mempuisikan.
Al-‘Imrīṭī juga mentahẓīb, yakni membuang yang dirasa tidak perlu serta melengkapi yang dirasa kurang.
Kitab Ibnu Ājurrūm itu memang luar biasa. Di antara hal menunjukkan mutunya adalah pernah satu waktu selalu muncul syarah baru untuknya setiap tahun! Burhānuddin al-Iḥsā’ī berkata,
Artinya,
“Di antara berkah kitab tersebut adalah (al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah) konon setiap tahun selalu muncul syarah baru!”
Syarah terbaik untuk al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah menurut saya ada dua: syarah al-Kafrāwī dan syarah al-Azhari. Keduanya syarah pertengahan dan sudah mewakili poin-poin terpenting dalam syarah muṭawwalāt. Jika mau yang simpel, ya syarahnya Ahmad Zaini Dahlan saja yang terkenal di negeri kita dengan nama Syarah Mukhtasar Jiddan.
***
Pembahasan lengkap silakan di kajian mendalam bait 10 nazham al-‘Imrīṭī di KANAL MUNTAHA.
Atau di link ini.
31 Oktober 2023/ 16 Rabi’u al-Tsānī 1445 H pukul 13.36