Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Nama Ibnu Ājurrūm (ابْنُ آجُرُّوْمَ), pengarang kitab al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah yang tersohor itu dibaca dengan mentasydid huruf rā’.
Saya perhatikan beberapa santri yang menghafal nazham al-‘Imrīṭī keliru melafalkannya. Yakni saat sampai ke bait ini,
Sejumlah santri melafalkannya tanpa mentasydid huruf rā’ (ابْنُ آجُرُوْمِ).
Mungkin karena fokus ke lagu lalaran,sehingga dhabth akuratnya luput.
***
Tetapi lafaz Ājurrūm sendiri memang ada sejumlah ikhtilaf.
Dalam al-Kawākib al-Durriyyah ada versi yang membaca Ājarrūm (آجَرُّوْم) yakni dengan memfathahkan jīm.
Di Bugyatu al-Wu’āt ada versi yang melafalkannya Ākurrūm (آكُرُّوْم), yakni dengan mengubah jim menjadi kāf. Tapi memang pelafalan Ājurrūm yang lebih masyhur.
Dalam banyak referensi, lafaz Ājurrūm diklaim sebagai bahasa suku Barbar yang dimaknai al-Faqīr al-Ṣūfī (الفقير الصوفي) yang secara bebas bisa kita terjemahkan sufi zuhud.
***
Tapi yang menarik adalah pendapat Dr. Ya’qub Shorruf.
Menurut beliau Ājurrūm itu sesungguhnya bermakna sama persis dengan lafaz Grammaria dalam bahasa Latin atau lafaz γραμματική dalam bahasa Yunani. Grammaria bermakna Grammar dalam bahasa Inggris yang berarti tata bahasa.
Jika analisis ini diterima, berarti Ibnu Ājurrūm bermakna “Sang Putra Grammar”.
Yakni memahami Ibnu Ājurrūm sebagai gelar/lakab karena beliau terkenal sangat pakar dalam ilmu tata bahasa Arab.
Bagaimana menurut Anda?
***
Saya membahas sekilas Ibnu Ājurrūm dalam kajian dasar nazham al-‘Imrīṭī bait ke-11. Sudah terbit hari ini. Silakan dinikmati di KANAL MUNTAHA. Atau dalam tautan ini.
31 Oktober 2023/ 16 Rabi’u al-Tsānī 1445 H pukul 20.03