Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Rasulullah punya otoritas, tapi mengapa beliau menerima hadiah?
Mengapa hadiah kepada beliau tidak dihitung risywah?
Nah, itulah yang disebut para fukaha sebagai kekhususan Rasulullah.
Sebab beliau maksum. Tidak ada hadiah apapun yang akan membelokkan beliau dari jalan Allah.
Beda dengan selain beliau.
Tidak enak sedikit, sungkan sedikit, dan merasa ketanaman budi, sudah ndak bener jalannya.
Karena itulah Umar bin Abdul Aziz saat menjabat khalifah beliau menolak hadiah. Ketika pemberi hadiah berhujah bahwa Rasulullah menerima hadiah, maka sang mujtahid mutlak saleh ini menjelaskan: itu hadiah bagi beliau, tapi risywah bagi kita. ‘Amr bin al-Muhājir berkata,
Artinya,
“Sesungguhnya seorang lelaki datang kepada Umar bin Abdul Aziz dengan membawa sejumlah apel. Umar menolak menrimanya. Lalu beliau ditanya, ‘Bukankah Rasulullah ﷺ menerima hadiah?’. Maka Umar berkata, ‘Pemberian itu bagi Rasulullah ﷺ adalah hadiah sementara bagi kita itu adalah risywah dan saya tidak membutuhkannya.” (Sīratu ‘Umar bin Abdul Aziz hlm 138)
***
Bicara fikih risywah menuntut kajian komprehensif terkait semua riwayat terkait.
Supaya tidak salah faham.
9 Februari 2024/ 28 Rajab 1445 H pukul 16.09