Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Allah sudah memberi contoh ketabahan maksimal bagi wanita hamil. Yakni Maryam. Beliau hamil sendirian, melahirkan juga sendirian. Tidak ditemani suami dan tanpa perhatian suami.
Sama sekali.
Andai saja para wanita muslimah menyiapkan ketabahan saat hamil hingga level ini, niscaya kelemahan suami dalam memberi perhatian kepada istrinya yang hamil tidak akan menjadi masalah baginya.
Sebaliknya, begitu ada perlakuan yang baik dari suami walaupun sangat kecil, dia akan sangat mensyukurinya.
Manajemen hati seperti ini seperti soal sederhana. Tapi jika diabaikan, sebagian istri bisa seperti punya “dendam” terselubung kepada suaminya.
***
Lamat-lamat saya terbayang kisah nyata seorang ibu muda yang tengah melahirkan dan kesakitan, sementara suaminya menemaninya di dekatnya. Sang ibu muda ini marah-marah sepanjang proses melahirkan ini. Dengan mata melotot sambil menunjuk-nunjuk muka suami dia berkata,
“Gara-gara kamu ini!”
Saya berfikir, “Loh bukannya kehamilan istri itu peran dua belah pihak?”
17 Mei 2024 / 9 Dzulqa’dah 1445 pada 16.53