Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Membesuk atau menjenguk orang sakit itu keutamaannya banyak sekali. Berikut ini saya uraikan beserta dalilnya.
PERTAMA
Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk membesuk orang sakit.
Seandainya tidak ada keutamaan menjenguk orang sakit selain adanya perintah Rasulullah ﷺ saja, niscaya itu sudah cukup untuk menunjukkan keutamaannya. Sebab, adanya perintah Rasulullah ﷺ menunjukkan hal tersebut amal saleh, disukai Allah, mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka.
Melaksanakan perintah Rasulullah ﷺ juga mengantarkan pada cinta Allah karena Allah mengajarkan dalam Al-Qur’an bahwa jika ingin dicintai Allah maka ikutilah Rasulullah ﷺ. Jadi, adanya perintah Rasulullah ﷺ untuk menjenguk orang sakit (terlepas apakah perintah ini difahami sunah ataupun wajib) memastikan bahwa amal menjenguk orang sakit adalah amal ma’ruf yang akan memberatkan timbangan amal saleh seorang hamba pada hari kiamat. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Musa Al Asy’ari radliyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ , beliau bersabda: “Berilah makan kepada orang yang kelaparan, jenguklah orang sakit dan bebaskanlah tawanan.” (H.R.al-Bukhārī)
Dalam riwayat lain, perintah menjenguk orang sakit ini digandeng dengan perintah mengantar jenazah yang seolah-olah memberi kesan statusnya sangat dianjurkan atau bahkan mendekati fardu kifayah. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Al Barra` bin ‘Azib radliallahu ‘anhuma dia berkata: Rasulullah ﷺ memerintahkan kami tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara, beliau melarang kami untuk memakai cincin emas, mengenakan sutera, dibaj, istabraq (kain sejenis sutera), qasiy dan misarah (yaitu kain yang terbuat dari campuran sutera), dan memerintahkan kami untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit dan menebarkan salam.”” (H.R.al-Bukhārī)
KEDUA
Rasulullah ﷺ memberi contoh membesuk orang sakit.
Adanya riwayat yang mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ memberi contoh praktis bagaimana menjenguk orang sakit yang menunjukkan bahwa amalan ini termasuk sunah fi’iyyah Rasulullah ﷺ. Artinya akhlak menjenguk orang sakit adalah bagian dari jalan hidup hamba-hamba saleh yang berada di jalan yang lurus. Dengan demikian, orang yang sungguh-sungguh ingin mencari rida Allah dan meniru jalan hidup orang saleh, tentu tidak boleh meremehkan amal yang indah ini. Al-Bukhārī meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah menjenguk Jābir yang sedang sakit dengan ditemani oleh Abu Bakar dengan berjalan kaki. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Ibnu Al Munkadir dia mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu ‘anhuma berkata: Aku pernah menderita sakit, lalu Nabi ﷺ dan Abu Bakar datang menjengukku dengan berjalan kaki,” (H.R.al-Bukhārī)
Pernah juga Rasulullah ﷺ menjenguk Sa’ad bin ‘Ubādah dengan mengendarai kendaraan. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari ‘Urwah bahwa Usamah bin Zaid mengabarkan kepadanya bahwa Nabi ﷺ pernah mengendarai keledai milik beliau, di atasnya ada pelana bersulam beludru Fadaki, sementara Usamah bin Zaid membonceng di belakang beliau ketika hendak menjenguk Sa’ad bin ‘Ubadah sebelum peristiwa Badar.” (H.R.al-Bukhārī)
Bahkan Rasulullah ﷺ pernah menjenguk anak muda Yahudi yang sedang sakit dan mengajaknya masuk Islam. Artinya Rasulullah ﷺ bukan hanya menjenguk orang mukmin tetapi juga menjenguk orang kafir yang sakit. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Anas radliyallahu ‘anhu berkata: Ada seorang remaja Yahudi yang bekerja membantu Nabi ﷺ menderita sakit. Maka Nabi ﷺ menjenguknya dan beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda: “Masuklah Islam”. Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata: “Ta’atilah Abu Al Qasim ﷺ “. Maka anak kecil itu masuk Islam. Kemudian Nabi ﷺ keluar sambil bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka”.” (H.R.al-Bukhārī)
KETIGA
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa menjenguk orang sakit adalah bagian hak muslim.
Jika Rasulullah ﷺ menyebut sesuatu sebagai hak muslim, maka menunaikannya mungkin difahami sebagai sebuah kewajiban atau minimal sunah muakad. Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Bahwa Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin”. ” (H.R.al-Bukhārī)
Riwayat lain menyebut hak muslim ini berjumlah 6,
Artinya,
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu beliau ditanya: “Apa yang enam perkara itu, wahai Rasulullah?” Jawab beliau: “(1) Bila engkau bertemu dengannya, ucapkankanlah salam kepadanya. (2) Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. (3) Bila dia minta nasihat, berilah dia nasihat. (4) Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah semoga dia beroleh rahmat. (5) Bila dia sakit, kunjungilah dia. (6) Dan bila dia meninggal dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur.” ” (H.R.al-Muslim)
KEEMPAT
Ada riwayat yang menyebut bahwa menjenguk orang sakit itu keharusan (tajibu).
Lafaz wajaba-yajibu-tajibu dalam hadis tentu beda dengan makna dalam istilah fikih. Tetapi paling tidak itu menunjukkan penekanan tinggi status hukumnya sehingga statusnya mendekati wajib. Muslim meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Kewajiban seorang muslim terhadap sesama muslim ada lima: (1) Menjawab salam. (2) Mendoakan yang bersin. (3) Memenuhi undangan. (4) Mengunjungi yang sakit, dan (5) Ikut mengantar jenazah.”” (H.R. Muslim)
KELIMA
Menjenguk orang sakit itu seperti “menjenguk” Allah.
Ada riwayat yang mengabarkan bahwa pada hari kiamat Allah akan menghisab seorang hamba mengapa dia tidak mau menjenguk saudaranya yang sakit. Padahal Allah membersamai si sakit, sehingga jika dia menjenguk maka dia akan “bertemu” Allah di sana. Maknanya, dia akan mendapatkan kemuliaan dari Allah, dirahmatiNya dan didengarkan jika berdoa kepadaNya. Muslim meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Hai anak Adam! Aku sakit, mengapa kamu tidak menjenguk-Ku?” Jawab anak Adam: “Wahai Rabbku, bagaimana mengunjungi Engkau, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah Ta’ala berfirman: “Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak mengunjunginya? Apakah kamu tidak tahu, seandainya kamu kunjungi dia kamu akan mendapati-Ku di sisinya?”” (H.R.Muslim)
KEENAM
Menjenguk orang sakit akan mendapatkan rahmat Allah.
Ada riwayat yang menunjukkan bahwa mukmin yang menjenguk orang sakit, maka dia akan mendapatkan rahmat Allah. Anugerah rahmat Allah itu luar biasa besar. Sebab bentuk rahmat itu sangat meragam. Mencakup urusan dunia maupun akhirat. Diberi petunjuk adalah bagian rahmat Allah. Diberi karamah adalah bagian dari rahmat Allah. Diselamatkan dari bahaya adalah bagian dari rahmat Allah. Dijagakan hartanya adalah bagian dari rahmat Allah. Diselamatkan dari siksa adalah bagian dari rahmat Allah. Dan lain-lain. Oleh karena itu, doa hamba-hamba saleh level tinggi dari dulu mayoritas hanya minta dua saja, yakni ampunan dan rahmat Allah. Dalam al-Adabul Mufrad al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Jābir berkata, ‘Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, ‘Barangsiapa menjenguk orang sakit maka dia terjun ke dalam rahmat. Jika dia sudah duduk, maka dia menetap stabil dalam rahmat.” (H.R.al-Bukhārī dalam al-Adab al-Mufrad)
KETUJUH
Berada dalam khurfatul jannah.
Ada hadis yang menjanjikan bahwa muslim yang menjenguk orang sakit maka dia berada dalam khurfatul jannah hingga pulang. Makna khurfah adalah buah yang sudah matang. Jadi, orang yang menjenguk orang sakit itu akan mendapatkan pahala sebagamana orang memetik buah matang akan mendapatkan buahnya. Muslim meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Tsauban -budak- dari Rasulullah ﷺ dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang menjenguk orang sakit, maka dia senantiasa berada dalam buah/taman surga sampai dia pulang kembali.” ” (H.R.al-Muslim)
KEDELAPAN
Diawasi malaikat dan dipuji sebagai orang baik yang berbahagia di dunia maupun akhirat, perjalanananya akan menjadi sebab kebahagiaannya di akhirat dan dipastikan akan menempati rumah di surga.
Ada sebuah hadis yang mengabarkan bahwa muslim yang menjenguk orang sakit maka akan ada penyeru dari langit yang berseru “Engkau adalah orang baik, jalanmu juga baik, dan engkau akan menempati rumah di surga.”. Al-Tirmiżī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya semata-mata karena Allah, maka seorang penyeru akan menyeru: Engkau telah berbuat baik dan berjalanmu pun baik serta engkau akan menempati sebuah tempat di surga.”” (H.R.al-Tirmiżī)
KESEMBILAN
Didoakan 70.000 malaikat dalam sehari dan mendapatkan kebun di surga.
Ada riwayat yang menyebut bahwa muslim yang menjenguk orang sakit maka akan ada 70.000 malaikat yang memintakan ampun untuknya dari pagi hingga sore, atau dari sore hingga pagi. Rasulullah ﷺ bersabda,
Artinya,
“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lainnya pada pagi hari, kecuali akan dido’akan oleh 70.000 Malaikat hingga sore hari. Jika dia menjenguknya pada sore hari, maka dia akan dido’akan oleh 70.000 malaikat hingga pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun di surga kelak.” ” (H.R.al-Tirmiżī)
KESEPULUH
Menjenguk orang sakit itu mengingatkan akhirat.
Ini termasuk manfaat penting menjenguk orang sakit. Terkadang orang jika tenggelam dalam kenikmatan dan rutinitas hidup maka dia jadi lalai dengan akhirat. Karena merasa kuat, sehat dan seperti lupa jika akan amati. Dengan menjenguk orang sakit, maka dia jadi sadar bahwa dirinya lemah, bisa tertimpa sakit serupa, bahkan wafat karena sakitnya. Ahmad meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi ﷺ , beliau bersabda: “Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, karena hal itu akan mengingatkan kalian akan akhirat.” ” (H.R.Ahmad)
KESEBELAS
Termasuk salah satu dari 5 amalan yang jika dilakukan dalam sehari maka akan dijamin masuk surga.
Ada hadis yang mengabarkan bahwa siapapun yang melakukan 5 amal saleh khusus dalam sehari, maka dia akan dijamin masuk surga. Salah satu amal saleh tersebut adalah menjenguk orang sakit. Ibnu Hibbān meriwayatkan,
Artinya,
“Ada 5 perkara yang barangsiapa mengamalkannya dalam sehari niscaya Allah akan menetapkannya sebagai penghuni surga: menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, berpuasa sehari, pergi untuk salat jumat dan membebaskan budak” (H.R.Ibnu Ḥibbān)
Riwayat lain menyebut 4 amalan khusus. Abu Bakar termasuk yang berhasil melakukannya. Ibnu Khuzaimah meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abū Hurairah beliau berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Siapakah di antara kalian hari ini yang berpuasa? Abu Bakar menjawab, ‘Saya’. Lalu beliau bertanya lagi, Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?’ Abu Bakar menjawab, ‘Saya’. Lalu beliau bertanya lagi, Siapakah di antara kalian yang hari ini mengantar jenazah?’ Abu Bakar menjawab, ‘Saya’. Lalu beliau bertanya lagi, Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?’ Abu Bakar menjawab, ‘Saya’. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidaklah berkumpul hal-hal ini pada seorang lelaki kecuali dia pasti masuk surga” (H.R.Ibnu Khuzaimah)
KEDUA BELAS
Berada dalam jaminan Allah.
Ada riwayat yang mengabarkan bahwa di sana ada 5 amal saleh istimewa yang jika dilaksanakan salah satunya, maka dia akan berada dalam jaminan Allah. Yakni dijamin masuk surga dan dilindungi dari neraka. Al-Ṭabarānī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Mu’āż bin Jabal beliau berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Ada 5 perkara yang siapapun melakukan salah satunya maka dia menjamin kepada Allah: Menjenguk orang sakit, keluar bersama jenazah, keluar untuk berjihad, masuk menemui pemimpinnya untuk untuk memuliakannya atau duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat darinya atau selamat dari orang.” (H.R.al-Ṭabarānī)
KETIGA BELAS
Mengobati kerasnya hati.
Aisyah pernah ditanya tentang cara mengobati hati yang keras. Maka beliau merekomendasikan di antaranya adalah dengan menjenguk orang sakit. Ibnu al-Jauzī berkata,
Artinya,
“Diriwayatkan bahwa seorang lelaki datang kepada Aisyah Ummul Mukminin r.a. lalu bertanya,’Wahai Ummul Mukminin sesungguhnya aku punya penyakit. Apakah engkau punya obat?’ Aisyah bertanya, ‘Apa penyakitmu?’ Dia menjawab, “Kerasnya hati’. Aisyah berkata, “Sungguh buruk penyakit itu. Kunjungilah orang sakit, saksikan dan harapkanlah kematian.” (Bustānu al-Wā‘iẓīn, hlm 159)
Demikianlah keutamaan-keutamaan terpenting terkait amalan menjenguk orang sakit. Al-Nawawī mengatakan bahwa para ulama telah sepakat bahwa menjenguk orang sakit itu memang memiliki keutamaan. Beliau berkata,
Artinya,
“Para ulama telah bersepakat keutamaan menjenguk orang sakit” (Syarh al-Nawawī ‘Alā Muslim juz 16 hlm 124)
Ibnu Hazm juga menegaskan bahwa keutamaan menjenguk orang sakit itu sudah menjadi ijmak. Beliau berkata,
Artinya,
“Mereka telah bersepakat bahwa menjenguk orang sakit itu utama” (Marātibu al-Ijmā’ hlm 157)
Al-Syaukānī juga menegaskan bahwa menjenguk orang sakit memang disyariatkan. Beliau berkata,
Artinya,
“Di dalam hadis tersebut terdapat makna disyariatkannya menjenguk orang sakit dan ia memang disyariatkan berdasarkan ijmak.” (Nailu al-Auṭār, juz 4 hlm 22)
Membesuk orang sakit juga menjadi kebiasaan orang saleh di zaman dulu. Di zaman al-A’masy jika ada teman yang tidak terlihat selama 3 hari dalam sebuah forum, maka mereka akan mencarinya dan jika sakit maka mereka akan berbondong-bondong menjenguknya. Al-Baihaqī meriwayatkan,
Artinya,
“Al-A’masy berkata, “Kami terbiasa duduk dalam majelis. Jika kami tidak menemukan seseorang selama 3 hari, maka kami akan menanyakannya. Jika sakit maka kami akan menjenguknya.” (Syu’abu al-Īmān, juz 6 hlm 542)
29 Mei 2024 / 21 Dzulqa’dah 1445 pada 10.25