Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Haji terbaik (termasuk umrah) adalah jika dilakukan ‘ajjun (العَجُّ) dan tsajjun (الثَّجُّ). Al-Tirmiżī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Bakr Ash Shiddiq bahwa Nabi ﷺ ditanya: “Haji apa yang paling mulia?” Beliau menjawab: “’ajjun dan tsajjun.” (H.R. al-Tirmiżī)
Apa makna ‘ajjun dan tsajjun?
Makna ‘ajjun adalah mengeraskan suara saat bertalbiah.
Makna tsajjun adalah mengalirkan darah kurban untuk dipersembahkan kepada Allah di tanah suci.
Ibnu al-Atsīr berkata,
Artinya,
“’Ajjun adalah mengeraskan suara saat bertalbiyah.” (al-Nihāyah, juz 3 hlm 184 )
Artinya,
“Tsajjun adalah mengalirnya darah hadyu dan kurban.” (al-Nihāyah, juz 1 hlm 207 )
***
Jadi, jika Anda berumrah perhatikan betul masalah mengeraskan suara saat bertalbiyah ini. Bukan hanya sekedar mengucapkan kalimat talbiyah, tapi (bagi lelaki) KERASKANLAH saat mengucapkan talbiyah tersebut. Di zaman sekarang, karena fasilitas transportasi yang sangat memanjakan, banyak orang yang memilih tidur dalam perjalanan menuju Mekah dari mīqāt!
Tentu saja sayang jika momen yang semestinya dipakai untuk full bertalbiyah lalu dipakai tidur.
Para Sahabat dulu itu jika bertalbiyah dari Żul Ḥulaifah (zaman sekarang disebut Bir Ali), maka mereka mengeraskan suaranya. Demikian seriusnya mereka melaksanakan syariat ini, perjalanan baru sampai al-Rauḥā’, belum sampai Madinah suara mereka sudah serak dan parau! Al-Rauḥā’ itu di zaman sekarang bernama al-Syufayyah. Jaraknya sekitar 74 Km dari kota Madinah. Al-Baihaqī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abū Ḥāzim bahwasanya beliau berkata, ‘Para Sahabat Rasulullah ﷺ itu belum sampai ke al-Rauḥā’ tapi tenggorokan mereka sudah serak karena talbiyah.” (Ma’rifatu al-Sunan wa al-Āṡār, juz 7 hlm 133)
Saat bertalbiyah, hayatilah bahwa semua makhluk Allah di sekitar Anda seperti pepohonan, bebatuan dan potongan tanah kering semuanya ikut bertalbiyah bersama Anda. Al-Tirmiżī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Sahl bin Sa’ad berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang muslim bertalbiyah kecuali yang berada di samping kanan dan kirinya akan ikut bertalbiyah, baik itu batu, pohon dan tanah keras hingga ke ujung bumi.” (H.R. al-Tirmiżī)
***
Adapun menyembelih kurban, maka disunahkan juga orang yang pergi ke tanah suci juga menyiapkan binatang kurban semampunya. Bisa unta, sapi atau kambing. Jika berhaji maka disembelih tanggal 10 Zulhijah di manapun di tanah suci Mekah, afdalnya di Mina. Jika umrah, maka disembelih setelah selesai bertahalul di manapun di tanah suci Mekah, afdalnya di Marwa.
***
Secara implisit hadis ini juga mengajarkan kepada kita ibadah haji dan umrah terbaik adalah jika dilakukan dengan tuntas. Sebab bertalbiah adalah amal awal ihram sementara menyembelih kurban adalah tahallul akhir. Jadi, haji dan umrah terbaik di sisi Allah adalah jika melaksanakan semua manasik dari awal hingga akhir mencakup rukun, wajib dan sunah.
01 Juni 2024 / 24 Dzulqa’dah 1445 pada 15.28