Oleh: Ustadz Muafa
Zakariyya Al-Anshori hidup setelah masa Ar-Rofi’i dan An-Nawawi. Tetapi beliau termasuk generasi sebelum masa Ibnu Hajar Al-Haitami dan Syamsuddin Ar-Romli. Jadi, beliau berada di masa peralihan antara masa tahrir madzhab fase pertama dan masa tahrir madzhab fase kedua. Bisa dikatakan beliau adalah “pembuka pintu” lahirnya dua muridnya yang cemerlang yaitu Ibnu Hajar Al-Haitami dan Syamsuddin Ar-Romli untuk mengarungi medan tahrir madzhab fase kedua. Sejarah mencatat Zakariyya Al-Anshori wafat pada tahun 926 H.
Ilmu Zakariyya Al-Anshori sangat luas baik dalam ilmu aqli maupun naqli. Karenanya, wajar jika beliau digelari Syaikhul Islam di kalangan Asy-Syafi’iyyah. Dalam bidang fikih Asy-Syafi’i pun, nama Zakariyya Al-Anshori juga tidak mungkin dilupakan. Beliau adalah salah satu ulama Asy-Syafi’iyyah yang terpandang, dimana pendapat-pendapatnya dipertimbangkan pada saat pembicaraan tentang pendapat mu’tamad dalam madzhab Asy-Syafi’i.
Hanya saja, posisi Zakariyya Al-Anshori dalam pembicaraan pendapat mu’tamad masih “di bawah” kedua muridnya. Artinya, untuk merujuk pendapat mu’tamad madzhab Asy-Syafi’i di kalangan mutakahhirin, hasil penelitian Ibnu Hajar Al-Haitami dan Ar-Romli tetap harus didahulukan. Jika pendapat dua orang ini tidak ditemukan, barulah hasil tarjih Zakariyya Al-Anshori dipertimbangkan.
Kendati demikian, kitab-kitab fikih Zakariyya Al-Anshori juga berbeda-beda “kekuatannya” sebagaimana kitab-kitab An-Nawawi (lihat tulisan saya yang berjudul “Urutan ‘Kekuatan’ Kitab-Kitab An-Nawawi”). Di samping hasil perjalanan intelektual yang selalu berkembang dari mentah menuju matang, hal teknis yang juga sering memengaruhi perbedaan kualitas kitab-kitab itu adalah ada-tidaknya kesempatan mengoreksi rancangan kitab yang telah ditulis. Pada kasus An-Nawawi umpamanya, Ibnu ‘Atthor, murid An-Nawawi, pernah mendapatkan perintah sang guru untuk menghapus rancangan kitab An-Nawawi yang berjumlah sekitar 1000 waroqoh (lembar). Alasan perintah menghapus ini adalah karena An-Nawawi merasa ada sejumlah kesalahan di dalamnya yang beliau kuatir tidak sempat mengoreksinya. An-Nawawi juga sempat memerintahkan untuk menghapus rancangan kitab Roudhotu Ath-Tholibin karena alasan yang sama. Tetapi, ketika An-Nawawi diberitahu bahwa kitab tersebut telah populer, tersebar dan diajarkan di mana-mana, maka beliau pun pasrah.
Berdasarkan kajian sebagaian peneliti, berikut ini urut-urutan daftar kitab Zakariyya Al-Anshori dari segi kekuatan untuk dirujuk dalam kaitan untuk mengetahui pendapat mu’tamad madzhab Asy-Syafi’i,
1. Khulashoh Al-Fawa-id Al-Muhammadiyyah (خلاصة الفوائد المحمدية)
2. Fathu Al-Wahhab (فتح الوهاب)
3. Tuhfatu Ath-Thullab (تحفة الطلاب)
4. Asna Al-Matholib (أسنى المطالب)
5. Al-Ghuror Al-Bahiyyah (الغرر البهية)
“Khulashoh Al-Fawa-id Al-Muhammadiyyah” adalah syarah singkat untuk manzhumah yang dikarang oleh Ibnu Al-Wardy yang bernama “Al-Bahjah Al-Wardiyyah”. Kitab “Al-Bahjah Al-Wardiyyah” adalah manzhumah untuk kitab yang dikarang oleh Najmuddin Al-Qozwini yang bernama “Al-Hawi Ash-Shoghir”. Kitab Al-Hawi Ash-Shoghir adalah mukhtashor untuk mahakarya Ar-Rofi’i yang bernama “Al-Fathu Al-‘Aziz/Asy-Syarhu Al-Kabir”. Kitab ini sangat diperhatikan oleh Zakariyya Al-Anshori. Konon beliau mengoreksinya sampai 57 kali. Wajar jika kitab ini menjadi karya Zakariyya Al-Anshori di bidang fikih yang paling tinggi kualitasnya.
“Fathu Al-Wahhab” disebut juga “Syarah al-Manhaj”. Kitab ini adalah syarah untuk kitab Zakariyya Al-Anshori sendiri yang bernama “Manhaju Ath-Thullab”. Kitab Manhaju Ath-Thullab adalah mukhtashor dari kitab An-Nawawi yang fenomenal yang bernama “Minhaj Ath-Tholibin” dengan membuang ikhtilaf-ikhtilaf yang ada di dalamnya dan hanya menyisakan pendapat rajih saja. Kitab Fathu Al-Wahhab termasuk rujukan terpenting dan sangat sering dirujuk oleh ulama-ulama Asy-Syafi’iyyah mutaakhirin. Dari kitab Fathu Al-Wahhab lahir hasyiyah terkenal yang bernama “Futuhat Al-Wahhab” atau yang lebih populer dengan nama “Hasyiyah Al-Jamal” atau “Hasyiyah Al-‘Ujaili”.
“Tuhfatu Ath-Thullab” disebut juga “Syarah At-Tahrir”. Kitab ini adalah syarah untuk kitab Zakariyya Al-Anshori sendiri yang berjudul “Tahriru Tanqihi Al-Lubab”. Kitab Tahriru Tanqihi Al-Lubab adalah mukhtashor dari kitab “Tanqih Al-Lubab” karya Abu Zur’ah Ar-Rozi. Kitab Tanqih Al-Lubab adalah mukhatshor dari salah satu kitab induk terkenal dalam madzhab Asy-Syafi’i yang bernama “Al-Lubab” karya Al-Mahamili (wafat tahun 415 H).
“Asna Al-Matholib” disebut juga “Syarah Ar-Roudh”. Kitab Asna Al-Matholib sesungguhnya adalah syarah untuk kitab karya Ibnu Al-Muqri’ yang bernama “Roudhu Ath-Tholib”. Kitab Roudhu Ath-Tholib adalah ringkasan dari “Roudhotu Ath-Tholibin” karya An-Nawawi dengan membuang pendapat-pendapat khilaf, wujuh, aqwal dan thuruq yang lemah. Jadi, isi Roudhu Ath-Tholib hanyalah pendapat rojih madzhab Asy-Syafi’i.
“Al-Ghuror Al-Bahiyyah” adalah syarah luas untuk kitab “Al-Bahjatu Al-Wardiyyah”. Jadi, kitab Al-Bahjatu Al-Wardiyyah disyarah oleh Zakariyya Al-Anshori dalam dua kitab; yang besar dan yang kecil. Yang besar bernama “Al-Ghuror Al-Bahiyyah”. Yang kecil bernama “Khulashotu Al-Fawa-id Al-Muhammadiyyah”. Kitab Al-Ghuror Al-Bahiyyah termasuk di antara rujukan terpenting ulama-ulama Asy-Syafi’iyyah mutaakkhirin. Pembahasannya penuh dalil dan analisis kasus-kasus fikih.
Wallahua’lam.
رحم الله زكريا الأنصاري رحمة واسعة
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين