Oleh: Ust. Muafa
Sebagian kaum muslimin di Indonesia mendiskusikan, mana bentuk serapan yang paling tepat antara silaturrahim ataukah silaturrahmi?
Apakah salah satu dari dua istilah itu ada yang salah atau dua-duanya benar?
Sebagian tulisan menjelaskan yang benar adalah silaturahim, sementara silaturahmi adalah penyebutan salah kaprah.
Ada pula yang menjelaskan silaturahmi adalah benar.
Jadi sebenarnya bagaimana penjelasannya?
Jawabannya adalah: Dua pelafalan itu sama-sama benar, bahkan sesungguhnya kita bisa mengucapkan kata tersebut dalam empat variasi yaitu:
• Silaturrahim ( صِلَةُ الرَّحِمِ ) dengan lafaz rahim seperti wazan katif ( كَتِفٌ )/pundak
• Silaturrihim (صِلَةُ الرِّحِمِ ) dengan lafaz rahim seperti wazan Ibil ( إِبِلٌ )/unta
• Silaturrahmi (صِلَةُ الرَّحْمِ ) dengan lafaz rahim seperti wazan roml ( رَمْلٌ )/pasir
• Silaturrihmi (صِلَةُ الرِّحْمِ ) dengan lafaz rahim seperti wazan jism ( جِسْمٌ )/tubuh
Bagaimana penjelasan argumentasinya?
Lafaz Silaturrahim (صِلَةُ الرَّحِمِ ) sesungguhnya terdiri dari dua kata yaitu silah (صِلَةُ ) dan rahim (الرَّحِمِ ). Silah adalah bentuk mashdar (gerund) dari kata washola ( وَصَلَ ) yang bermakna menyambung. Rohim adalah kata benda yang bermakna uterus, yakni rahim atau liang peranakan wanita tempat tumbuhnya janin. Jadi secara harfiah makna Silaturrahim adalah menyambung uterus/rahim. Ini adalah istilah yang bermakna majasi, karena maksud menyambung rahim adalah menyambung tali kekerabatan yang dipersatukan oleh sebab rahim wanita.
Ar-Rohim (الرَّحِمُ ) yang diterjemahkan uterus/rahim dalam bahasa Arab yang fasih bisa dibaca dengan empat cara yaitu:
• Memfathahkan ro’ dan mengkasrohkan ha’ ( الرَّحِمُ )/Ar-Rohim seperti wazan katif ( كَتِفٌ )/pundak
• Mengkasrohkan ro’ dan mengkasrohkan ha’ ( الرِّحِمُ )/Ar-Rihim seperti wazan Ibil ( إِبِلٌ )/unta
• Memfathahkan ro’ dan mensukunkan ha’ ( الرَّحْمُ )/Ar-Rohm seperti wazan roml ( رَمْلٌ )/pasir
• Mengkasrohkan ro’ dan mensukunkan ha’ ( الرِّحْمُ )/Ar-Rihm seperti wazan jism ( جِسْمٌ )/tubuh
Dengan demikian lafaz Silaturrahim ( صِلَةُ الرَّحِمِ ) bisa dibaca dengan empat variasi, yaitu Silaturrahim ( صِلَةُ الرَّحِمِ ), Silaturrihim (صِلَةُ الرِّحِمِ ), Silaturrahmi (صِلَةُ الرَّحْمِ ), dan Silaturrihmi (صِلَةُ الرِّحْمِ ).
Hanya saja Silaturrahim adalah yang paling umum dan paling fasih, dan dengan dhobth itulah hadis-hadis Nabi yang menyebut shilaturrahim diharokati. As-Safarini berkata:
الرَّحِمُ بِوَزْنِ كَتِفٍ وَفِيهِ اللُّغَاتُ الْأَرْبَعُ فِي الْفَخِذِ، وَهِيَ فَتْحُ الرَّاءِ وَكَسْرُ الْحَاءِ وَكَسْرُ الرَّاءِ بِوَزْنِ إبِلٍ وَيَجُوزُ إسْكَانُ الْحَاءِ مَعَ فَتْحِ الرَّاءِ وَكَسْرِهَا قَالَ ابْنُ سِيدَهْ وَغَيْرُهُ مِنْ أَهْلِ اللُّغَةِ: وَهَذِهِ اللُّغَاتُ الْأَرْبَعَةُ جَائِزَةٌ فِي كُلِّ اسْمٍ أَوْ فِعْلٍ ثُلَاثِيٍّ عَيْنُهُ حَرْفُ حَلْقٍ مَكْسُورٍ كَشَهِدَ لَا فِيمَا لَامُهُ حَرْفُ حَلْقٍ كَبَلَغَ أَوْ كَانَ حَرْفَ الْحَلْقِ فَاؤُهُ كَحَرَفَ. قَالَ ابْنُ عَبَّادٍ: وَهُوَ بَيْتُ مَنْبَتِ الْوَلَدِ وَوِعَاؤُهُ فِي الْبَطْنِ
Ar-Rohim dengan wazan katif, ada empat variasi membacanya sebagaimana tersebut dalam Al-Fakhidz, yakni: dengan memfathahkan ro’ dan mengkasrohkan ha’, dengan mengkasrohkan ro’ dengan wazan ibil, boleh juga dengan mensukunkan ha’ disertai memfathahkan ro’, dan mensukunkan ha’ dengan mengkasrohkan ro’.
Ibnu Sidah dan pakar bahasa yang lainnya mengatakan: Empat variasi bacaan ini boleh pada setiap isim atau fi’il tsulatsi yang ‘ain kata berupa harf halq yang dikasroh seperti syahida, tidak seperti kata yang lamnya harf halq seperti balagho atau fa’nya harf halq seperti harofa. Ibnu Abbad berkata: Ar-Rohim adalah “rumah” tempat berkembangnya anak dan bejana untuknya di dalam perut (Ghidza’ Al-Albab Fi Syarhi Mandhumati Al-Adab, juz 1 hlm 354)