Oleh Ust. Muafa
Berbicara keilmuan seseorang memang terasa belum mantap jika belum membicarakan sisi kesalihannya. Tetapi penilaian salih bisa sangat subyektif. Orang yang dianggap salih manusia belum tentu salih di sisi Allah. Sebaliknya, orang yang dianggap tidak salih di mata manusia belum tentu juga tidak salih di sisi Allah. Oleh karena itu, hikmah Allah berkehendak memberi orang-orang pilihan dan para kekasih Allah dengan sebuah tanda yang bisa disaksikan oleh manusia. Tanda tersebut itulah yang disebut dengan istilah karomah (الكرامة).
Karomah adalah perkara luar biasa yang diberikan Allah kepada wali-wali-Nya sebagai tanda bahwa dia kekasih Allah. Karomah berbeda dengan mukjizat, karena mukjizat membuktikan kenabian seseorang dan ditantangkan kepada seluruh manusia untuk menirunya. Karomah dengan konsepsi seperti ini ditolak secara total oleh Mu’tazilah.
Karomah bermanfaat bagi orang awam, karena karomah adalah cara mudah mengidentifikasi apakah seseorang bisa dijadikan panutan dalam ilmu dan atau amal. Karomah adalah rahmat Allah kepada hamba-Nya yang memiliki kemampuan terbatas agar tidak dibebani memahami pelik-pelik perdebatan dan ikhtilaf yang membutuhkan ketajaman pikiran dan waktu yang luas, untuk tujuan memilih siapa tokoh yang layak dijadikan panutan.
Rahmat Allah kepada orang-orang beriman memang sangat luas. Seperti petunjuk menghindari fitnah Al-Masih Dajjal umpamanya. Fitnah Dajjal Al-Masih secara pemikiran sangat dahsyat sampai-sampai orang beriman jika mendengar berita tentangnya dilarang Nabi untuk penasaran bertemu. Nabi mengabarkan, ada orang yang merasa imannya baik-baik saja, tapi setelah bertemu Al-Masih Dajjal akhirnya malah menjadi pengikutnya karena demikian banyaknya syubhat yang ada disekitarnya. Hal ini menunjukkan kecanggihan pemikiran Al-Masih Dajjal sangat luar biasa untuk menipu orang awam. Kebenaran ditampakkan sebagai kebatilan, kebatilan ditampakkan sebagai kebenaran. Bisa jadi si Dajjal ini menguasai filsafat yunani kuno, filsafat modern, menguasai kitab-kitab agama, bahkan Al-Qur’an dan Hadis! Oleh karena itu, bagi orang awam, Rasulullah memberi tanda sederhana untuk mengidentifikasi Dajjal tanpa harus terjun ke dalam perdebatan pemikirannya: Lihatlah matanya, jika buta sebelah maka itulah Al-Masih Ad-Dajjal sang penipu itu.
Sama dengan karomah. Orang awam cukup dengan melihat karomah dengan sanad yang sahih, maka dia bisa memegang bahwa orang yang memilikinya bisa dijadikan panutan dalam hal ilmu dan atau amal.
Hanya saja, dalam menerima informasi karomah harus hati-hati. Tidak semua info tentang karomah seseorang bisa diterima. Harus diseleksi kevalidannya sama seperti seleksi terhadap riwayat hadis Nabi. Jika tidak demikian, bisa-bisa banyak khurofat yang muncul. Orang awam juga bisa ditipu dengan penyebaran berita palsu tentang karomah. Orang awam juga harus memiliki pengetahuan sederhana untuk menilai mana karomah kekasih Allah dan mana “karomah” kekasih syetan.
Adapun An-Nawawi, Adz-Dzahabi sejarawan yang terkenal itu mengakui bahwa beliau memang memiliki banyak karomah. Berikut ini sejumlah kisah tentang karomah An-Nawawi sebagaimana diceritakan murid setianya; Ibnu Al-‘Atthor.
Sakit Encok Sembuh Karena Berkahnya
Salah seorang ulama bernama Abu Al-Hasan ‘Ali bertutur,
“Saya terkena penyakit yang disebut dengan nama “niqris” (encok) pada kedua kakiku. Lalu Syaikh Muhyiddin An-Nawawi mengunjungiku. Ketika beliau duduk di dekatku, mulailah beliau berbicara tentang shobr (ketabahan). Setiap kali beliau berbicara, rasa sakitku hilang sedikit demi sedikit. Beliau terus berbicara sampai rasa sakit itu hilang seluruhnya seakan-akan tidak pernah ada. Padahal, sebelum itu saya tidak bisa tidur semalaman karena rasa sakit itu. Akupun tahu bahwa lenyapnya rasa sakit itu adalah karena berkah beliau”
Memberitahu Persoalan Fikih Lewat Mimpi
Suatu hari Hibatullah Al-Barizi (pengarang Az-Zubad, salah satu matan induk dalam fikih Asy-Syafi’iyyah), bermimpi melihat An-Nawawi. Al-Barizi bertanya kepada beliau, “Pendapat apa yang engkau pilih terkait puasa sepanjang masa?” An-Nawawi menjawab, “Dalam persoalan tersebut ada 12 pendapat ulama”. Al-Barizi terbangun kemudian meneliti pernyataan An-Nawawi dalam berbagai kitab selama setahun. Setelah penelitian panjang itu, ternyata memang betul persis seperti yang disampaikan An-Nawawi.
Mengetahui Mimpi Orang
Abu Al-Qosim bin ‘Umair Al-Mizzi bercerita,
“ Aku bermimpi melihat bendera yang sangat banyak di Mizzah. Aku juga mendengar genderang ditabuh. Akupun heran dan bertanya-tanya, ‘(untuk menyambut) Siapa ini?’. Lalu ada yang menjawab, ‘Malam ini Yahya An-Nawawi telah diangkat menjadi orang mulia. Akupun terbangun dari tidurku. Sementara aku sendiri belum pernah mengenal syaikh An-Nawawi dan belum pernah mendengar tentang beliau sebelumnya. Kemudian aku memasuki kota Damaskus untuk suatu keperluan, kemudian aku bertanya kepada seseorang tentang syaikh An-Nawawi. Dia menjawab, ‘Beliau adalah syaikh Darul Hadis Al-Asyrofiyyah. Beliau sekarang duduk mengajar di sana’. Akupun minta ditunjukkan lokasinya. Aku memasuki tempat itu dan kudapati beliau duduk di sana sementara di sekelilingnya ada sekelompok orang. Lalu pandangan beliau jatuh padaku kemudian beliau bangkit menuju ke arahku seraya meninggalkan jamaahnya dan berjalan menuju ujung ruang. Beliau tidak membiarkanku berbicara kemudian berkata, ‘Sembunyikan apa yang engkau ketahui dan jangan engkau beritahukan kepada seorangpun.” Setelah itu beliau kembali ke tempatnya dan tidak menambah ucapan lagi setelah itu. Sebelum peristiwa ini saya tidak pernah melihat beliau dan tidak pernah berjumpa lagi dengannya setelah peristiwa ini!
Mengetahui Ibnu An-Naqib Akan Menjadi Apa
Ibnu An-Naqib bertutur,
“Ketika saya masih kecil, saya pernah bertamu kepada An-Nawawi rahimahullah. Beliau berkata, ‘Selamat datang Qodhi Qudhot.” Akupun melihat kanan-kiri, tapi tidak ada seorangpun ditempat itu selain diriku. Kemudian beliau berkata, “Duduklah wahai pengajar Asy-Syamiyyah”.
Ternyata benar, Ibnu An-Naqib setelah dewasa menjadi Qodhi Qudhot dan pengajar Asy-Syamiyyah.
Bertemu Dengan Sosok Yang Diduga Iblis
An-Nawawi berkisah kepada muridnya; Ibnu Al-‘Atthor,
“Saya sakit di Madrasah Rowahiyyah. Pada suatu malam, pada saat saya berada di sebelah timur -sementara ayahku, saudara-saudaraku dan sejumlah kerabatku tidur di dekatku- tiba-tiba Allah membuat saya bersemangat dan melenyapkan rasa sakit yang kuderita. Saya pun rindu untuk berdzikir dan saya mulai bertasbih. Ketika saya melakukan itu dengan suara antara keras dan pelan, tiba-tiba muncul kakek-kakek yang tampan rupanya dan bagus penampilannya sedang berwudhu di tepi kolam. Itu terjadi di tengah malam atau mendekatinya. Setelah selesai dari wudhunya, dia mendekatiku dan berkata kepadaku, ‘Wahai anakku, jangan menyebut Allah sehingga engkau mengganggu ayahmu, saudaramu, dan kerabatmu di Madrasah ini’. Saya bertanya, ‘Wahai pak tua, siapa Anda?’ Dia menjawab, ‘Aku adalah orang yang memberi nasihat untukmu. Biarlah aku tetap menjadi aku’. Maka, berkesan kuat dalam hatiku bahwa dia adalah Iblis! Akupun mengucapkan, ‘A’udzubillahi minasy syaithonirrojim’ dan aku bertasbih dengan suara keras. Diapun berpaling dan berjalan menuju pintu Madrasah. Kedua orangtuaku dan sejumlah orang jadi terbangun karena suaraku. Akupun pergi menuju pintu Madrasah, ternyata kondisinya tertutup. Aku memeriksanya, tetapi aku tidak menemukan seorangpun selain orang yang memang sudah ada di sana. Ayahku bertanya kepadaku, ‘Hai Yahya , ada apa?’. Akupun menceritakan kepada beliau peristiwa tersebut dan mereka terheran-heran. Kami semua pun duduk bertasbih dan berdzikir.”
Karomah-karomah di atas belum menghitung karomah masa kecil seperti pada saat beliau diperlihatkan Lailatul Qodar. Juga karomah terkabulnya doa beliau yang meminta kepada Allah untuk menghancurkan berhala berupa obelisk di dekat sungai Qoluth dan dikabulkan melalui tangan Ibnu Taimiyyah.
Selain ini sebenarnya masih banyak, tapi tidak jelas kebenarannya. Adapula yang masih diperdebatkan seperti berita yang dituturkan As-Sakhowi bahwa An-Nawawi terkenal bertemu dengan Al-Khodhir.
Kisah-kisah karomah yang dsiebutkan dalam tulisan ini diceritakan oleh orang-orang yang sudah jelas kesalihannya sehingga bisa dipegang, insya Allah.
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين