Oleh : Ust. Muafa
Kira-kira bagaimana Anda bersikap jika muncul tokoh internasional lintas negara dan lintas benua yang kharismatik, lembut, penyayang, simpatik, jauh dari kehidupan yang memuja syahwat, humanis, gemar menolong, sangat cerdas, ramah, dan santun…?
Sudah begitu dia juga hafal Al-Qur’an, sangggup melakukan sitasi surat dan nomor ayat tanpa kesalahan sedikitpun…!
Dia juga hafal Hadis, dia sanggup mengutip lafaz Hadis yang berbahasa Arab dengan sangat fasih berikut takhrijnya secara sempurna…!
Dia juga menguasai cabang-cabang ilmu Islam seperti fikih, siroh, akhlak, tafsir, syarah hadis, tarikh, akidah…
Sudah begitu dia juga hafal Bibel, Weda, Tripitaka dan kitab-kitab suci berbagai agama..
Sudah begitu dia juga menguasai secara sempurna seluruh khazanah filsafat Yunani dan filsafat modern, memahami esensi sains dan detail-detailnya…
Lalu dengan segenap dukungan institusi pendidikan, institusi politik, media sosial, media massa, televisi, internet, dan semua sarana komunikasi, dia menyebarkan propaganda sebagai berikut,
TAHAP SATU :
Dia akan berkata kepada orang-orang Islam,
“Wahai kaum muslimin, sembahlah Allah semata. Jangan menjadikan Tuhan selain Dia. Hanya Dia saja Tuhan sejatimu. Tuhan yang menciptakan kamu sekalian, menciptakan langit dan bumi, dan mengutus para Nabi semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa sampai Nabi Muhammad, Nabi dari Arab.”
Di tahap ini bisa jadi seluruh umat Islam akan mendukungnya, karena semua pemikiran dan propagandanya memang berisi kata-kata haqq.
TAHAP DUA :
Ketika pendukungnya semakin banyak dan semakin banyak pula yang mencintainya, maka dia mulai menampakkan keajaiban-keajaiban. Ia perintahkan langit menurunkan hujan, maka langitpun menurunkan hujan. Ia perintahkan bumi menumbuhkan tanaman, maka bumipun menumbuhkan tanaman. Orang-orang pun mulai banyak membicarakannya. Di media-media sosial, di koran, majalah, televisi, di warung-warung kopi, dan di kantor-kantor… Ketika dia ditanya tentang hal itu maka dengan merendah dia berkata,
“Wahai saudaraku, tidakkah kalian ingat bagaimana Maryam mendapatkan buah-buahan yang bukan pada musimnya? Sesungguhnya Maryam adalah hamba dan kekasih Allah yang mulia dan diriku yang hina ini sebenarnya tidak pantas mendapatkan 1/10 dari kemuliaan Maryam. Akupun tidak tahu mengapa langit bisa turun hujan melalui perantaraanku. Niatku semata-mata hanya ingin menolong dan membantu sesama”
Dari situ manusia pun semakin kagum. Sebagian dari mereka mulai menganggapnya wali Allah dengan “karomah” yang ia miliki. Orang-orang mulai menganggapnya kekasih Allah yang salih nan suci. Orang-orang liberal makin bersorak dan semakin yakin bahwa jalan kebenaran bisa ditempuh dengan agama apapun. Pengikutnya semakin bertambah banyak, dan jutaan manusia mulai mengelu-elukannya. Setelah itu, karena dia juga dipandang sangat bijak ketika berbicara politik, ekonomi, sosial, budaya dan peradaban maka diapun diangkat menjadi penguasa! Pengaruhnya lama-lama semakin besar. Banyak negara bergabung secara sukarela dengan pemerintahannya yang nyata-nyata bisa mewujudkan kesejahteraan.
TAHAP TIGA :
Setelah dia menjadi penguasa yang kharismatik, maka pengaruhnya semakin luas. Bisa jadi ada yang menganggapnya “ratu adil” yang ditunggu-tunggu, atau “imam mahdi” yang ditunggu-tunggu, atau bahkan “khilafah ‘ala minhajin nubuwwah” yang diberitakan dalam hadis. Orang-orang Yahudi menganggapnya sebagai sang Mesias. Orang Nasrani menganggapnya sang kristus yang dijanjikan. Kemudian dia mulai menampakkan keajaiban yang serupa dengan Nabi Isa; dia sembuhkan orang berpenyakit kusta, dia sembuhkan orang buta sejak lahir, dan dia bisa memperbanyak makanan! Ketika dia ditanya tentang hal itu maka dia berkata,
“Wahai saudaraku semuanya. Sesungguhnya Allah yang maha Penyayang ingin memberikan nikmatNya yang sangat besar kepada hamba-Nya. Dia tidak hanya memberikan kesejahteraan hidup kepada kalian melalui tanganku, tetapi mulai hari ini Dia telah berkenan meletakkan nubuwwah pada tanganku. Agar Allah bisa selalu membimbing kalian melalui wahyu-Nya yang dititipkan-Nya kepadaku.
Untuk kalian kaum muslimin yang masih dikerangkeng syubhat bahwa tidak ada Nabi setelah nabi Muhammad, ketahuilah sesungguhnya aku bukan Nabi baru. Aku datang bukan untuk mengubah Al-Quran. Tapi aku datang untuk menguatkan dan menggenapinya. Bukankah kalian tahu hadis Nabi yang mengatakan bahwa Nabi Isa turun di akhir zaman? Bukankah ini menunjukkan bahwa secara pasti dan meyakinkan ada lagi nabi haqq setelah Nabi Muhammad? Akulah Isa yang dimaksud Rasulullah ﷺ. Mukjizat-mukjizat yang aku bawa adalah bukti bahwa aku adalah Isa. Aku datang untuk membasmi para dajjal dan para pendusta, yang mengaku-ngaku sebagai pelita manusia padahal mereka adalah para penyesat.”
Dari sini, ketika tokoh ini telah mengaku sebagai nabi, sebagian kaum muslimin mulai tergoncang. Sebagian orang mulai ragu dan meninggalkannya, sebagian lagi semakin mantap mengikutinya.
TAHAP EMPAT :
Meski demikian, pengikut barunya semakin bertambah banyak dan manusia yang mengelu-elukannya semakin luas. Hampir-hampir seluruh penduduk bumi telah menjadikannya sebagai tokoh sentral, pemimpin bersama, dan guru kemanusiaan. Di tahap ini dia mulai menampakkan keajaiban yang lebih dahsyat, yakni bisa menghidupkan orang mati! Ketika dia ditanya, maka dia berkata,
“Wahai saudaraku semuanya. Sesungguhnya Allah berkehendak untuk menggenapkan nikmat-Nya kepada kalian. Dia sekarang tidak hanya berbicara melewati Jibril, tetapi sekarang dia berkehendak untuk langsung berbicara dengan kalian dan memenuhi segala hajat serta kebutuhan kalian. Mulai hari ini Allah telah berkenan MENITIS ke dalam ragaku ini! Bukankah kalian tahu dalam hadis Nabi bahwa siapapun yang mencintai Allah dan Allah mencintainya maka Allah akan menjadi lidahnya untuk berbicara, menjadi matanya untuk melihat, menjadi telinganya untuk mendengar, dan menjadi kakinya untuk melangkah? Sesungguhnya kesatuan hamba dengan Rabb dan prinsip “manunggaling kawulo gusti adalah haqq”. Orang-orang mati yang telah kuhidupkan adalah bukti yang nyata. Tidak ada yang bisa menghidupkan orang mati kecuali hanya Allah, Tuhan langit dan bumi yang Maha Tinggi. Maka sembahlah Tuhanmu yang telah masuk dan menitis pada raga ini.”
Di tahap ini mulai jelas dia mengaku sebagai Tuhan dan minta disembah.
Maka kaum muslimin yang terfitnah olehnya ada yang tergoncang dan meninggalkannya. Tapi sebagian yang lain tetap membuat pembenaran-pembenaran dan membela tokoh ini sehingga “istiqomah” menjadi pengikutnya.
******
Siapakah tokoh yang saya umpamakan dalam kisah di atas?
Dia adalah Al-Masih Ad-Dajjal. Fitnah terdahsyat yang dikabarkan Nabi ﷺ yang akan muncul di akhir zaman, tetapi banyak diabaikan dan jarang dibicarakan kaum muslimin.
Jika gambaran fitnah Dajjal dan kemampuannya dalam menipu manusia seperti di atas, wajar jika Rasulullah ﷺ mewanti-wanti,
“Kalau kamu mendengar berita tentang Dajjal, menjauhlah, lari darinya dan jangan pernah penasaran untuk menemuinya. Karena ada orang yang merasa imannya baik-baik saja, lalu penasaran ingin bertemu dengannya, setelah bertemu ternyata malah menjadi pengikutnya”.
Orang dengan kemampuan meyakinkan seperti ini pastilah sangat cerdas, bahkan mungkin jenius dan menguasai banyak pemikiran untuk menipu dan memanipulasi kebenaran sehingga bisa meyakinkan mayoritas kaum muslimin. Seorang penipu pastilah orang pintar. Tidak mungkin si bodoh akan menipu orang pintar. Setiap penipu akan bisa menipu korban jika dia memiliki kepintaran minimal setingkat di atas orang yang ditipunya.
Lihatlah bagaimana kondisi umat ini yang sudah “kelimpungan” hanya dengan fitnah “kecil” seperti liberalisme, ateisme, kapitalisme, dan sosialisme. Lihatlah betapa mudahnya mereka dibuat kagum oleh tokoh-tokoh yang diciptakan media dengan segenap pencitraannya. Bayangkan, kira-kira seperti apa mengerikannya kondisi umat Islam jika Al-Masih Ad-Dajjal -penipu ulung dan terbesar sepanjang zaman- muncul dengan segenap kecanggihan pemikiran dan keajaiban yang dibawanya?
Ibnu Katsir berkata,
Dia akan muncul pertama kali dalam rupa seorang raja di antara raja-raja diktator lalu dia akan mengaku sebagai Nabi lalu dia akan mengaku sebagai Tuhan. (An-Nihayah Fi Al-Fitan Wa Al-Malahim, juz 1 hlm 174)
Tentu saja ilustrasi empat tahap di atas hanyalah imajinasi dan perkiraan. Kenyataan sesungguhnya bisa jadi lebih dahsyat. Tapi esensi peringatan nabi untuk mewaspadai tokoh penipu ulung adalah perkara yang harus benar-benar kita perhatikan. Kejadian sesungguhnya saat dajjal muncul bisa jadi lebih hebat fitnahnya.
Kalau sudah begini, apakah Anda masih membayangkan Al-Masih Dajjal itu makhluk raksasa, matanya satu ditengah jidatnya, kejam penumpah darah seraya menghancurkan gedung-gedung?