Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin).
Assalamu’alaikum Warohmatullah wabarokatuh. Masalah qunut di kitab تقريرات السديدۃ bahwa الثناء di baca jahr..tapi pada kenyataannya di Indonesia di baca sirr, mohon pencerahannya yai? (+62 813-4273-3xxx)
JAWABAN
Wa’alaikumussalam Warohmatullah Wabarokatuh.
Bacaan tsana’ (sanjungan kepada Allah) dalam qunut, yakni bacaan yang berbunyi,
Bacaan ini, jika shalat subuh dilakukan secara berjamaah, boleh dibaca sirr oleh imam dan boleh juga dibaca jahr. Jika imam membaca dengan jahr, maka lebih utama makmum mengikutinya dengan jahr. Boleh juga makmum diam saja. Yang jelas, keliru jika pada tsana’ kemudian makmum mengamini. Jika makmum dikuatirkan tidak paham apa bedanya doa dengan tsana’, maka sebaiknya imam tidak membaca jahr agar makmum tidak mengamini tsana’. An-Nawawi berkata,
“Adapun tsana’, yakni ucapan ‘fa-innaka taqdhi wala yuqdho ‘alaik dan seterusnya…maka makmum mengikuti imam dalam hal membaca atau diam. Mengikuti bacaan imam lebih utama karena bacaan tersebut adalah tsana’ dan dzikir bukan pada tempatnya diamini..” (Al-Majmu’, juz 3 hlm 502).
Jika imam membaca tsana’ baik diucapkan dengan jahr maupun dengan sirr, maka makmum disyariatkan membaca dengan sirr. Al-‘Aithoh berkata,
“Makmum hendaknya mengkuti imam membaca tsana’ dengan cara sirr, yakni pada lafaz ‘fa-innaka taqdhi wala yuqdho alaik.’ Karena bacaan tersebut adalah tsana’ dan dzikir yang tidak patut diamini” (Fiqhu Al-‘Ibadat, juz 1 hlm 305).
Oleh karena itu, tidak masalah jika dalam kitab “At-Taqrirot As-Sadidah dijelaskan bahwa tsana’ juga dibaca dengan jahr karena memang tsana’ boleh dibaca jahr atau sirr. Wallahua’lam.