Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Yang kita bicarakan dalam tulisan ini adalah salah seorang ulama besar mazhab Asy-Syafi’i. Beliau Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawi. Pengarang banyak kitab populer di negeri ini seperti kitab “Al-Arba’in An-Nawawiyyah”, “Riyadhu As-Sholihin”, “Al-Adzkar” dan lain-lain.
Pertanyaannya, bagaimana cara melafalkan laqob beliau secara akurat; Apakah dibaca “An-Nawawi” (النَّوَوِيُّ) ataukah “An-Nawaawi” dengan memanjangkan wawu pertama (النَّوَاوِيْ)?
Jawabannya adalah, dua-duanya boleh.
Keduanya dipakai dalam sejumlah manuskrip, dibenarkan oleh An-Nawawi dan bahkan kedua cara menulis itu dipakai secara bergantian oleh An-Nawawi. Maksudnya, An-Nawawi kadang-kadang menulis dengan membuang alif (النَّوَوِيُّ) dan kadang-kadang dengan memunculkan alif (النَّوَاوِيْ). Jadi, hal ini menunjukkan kedua cara tersebut sama-sama benar dan boleh dipakai. Semuanya bisa dibenarkan baik berdasarkan analisis shorf maupun berdasarkan kebiasaan para ulama yang bisa dibuktikan dengan penggunaan tulisan dalam banyak manuskrip.
Hanya saja, meskipun dua cara tersebut adalah sama-sama bisa dibenarkan, akan tetapi yang paling sesuai dengan “qiyas” (analogi) kaidah “nisbah” adalah membacanya dengan membuang “alif”, yaitu An-Nawawi (النَّوَوِيُّ). Inilah yang lebih populer pada zaman sekarang dan menjadi pendapat jumhur.
Lafaz An-Nawawi (النَّوَوِيُّ) sebenarnya adalah “laqob”, yakni nama yang diperoleh dari penisbatan terhadap sesuatu. “Laqob” An-Nawawi berasal dari kata Nawa (نَوَى) yakni nama kota yang sekarang berada di dalam wilayah negara Suriah. Orang Turki menyebutnya Neva. Jaraknya 85 Km dari kota Damaskus. Panjangnya sekitar 7 Km, lebarnya sekitar 6 Km. Kota ini termasuk dalam wilayah provinsi Dar’a. Konon, nabi Ayyub tinggal di kota ini. Kuburan Sam bin Nuh juga diklaim ada di kota ini. Pada tahun 2007 kota ini dihuni oleh 59.170 penduduk dan sekarang mungkin sudah mencapai lebih dari 100.000 orang tanpa menghitung mereka yang wafat akibat konflik perang. Nawa adalah adalah kota terbesar ke-28 di Suriah .
Dalam bahasa Arab, lafaz yang diakhiri “alif maqshuroh” pada huruf ketiga, jika ingin diubah ke “isim mansub” (الاسم المنسوب), maka huruf “alif” tersebut harus diubah menjadi “wawu”. Contoh,
العَصَا (tongkat)
Jika kata ini diubah menjadi “isim mansub”, maka “alif” di akhir kata harus berubah menjadi “wawu” sehingga bentuk akhir menjadi “’ashowy” (العَصَوِيُ).
Contoh lain,
الفَتَى (pemuda)
Jika kata ini diubah menjadi “isim mansub”, maka “alif” di akhir kata harus berubah menjadi “wawu” sehingga bentuk akhir menjadi “fatawi” (الفَتَوِيُّ).
Demikianlah proses yang terjadi pada kata Nawa (نَوَى). Oleh karena lafaz ini diakhiri “alif maqshuroh” pada huruf ketiga, maka dalam kondisi dinisbahkan huruf “alif” tersebut wajib berubah menjadi “wawu”. Akhirnya Nawa menjadi nawawi (النَّوَوِيُّ).
Adapun jika “alif” dimunculkan, maka hal itu juga diperbolehkan dengan memahami bahwa “alif” tersebut adalah “badal” (pengganti/kompensasi) dari pengambilan salah satu “ya’ nisbah” yang di”tasydid”. Karena salah satu dari dua ya’ sudah diambil dan diubah-munculkan menjadi “alif”, maka huruf ya’ di akhir kata menjadi di”takhfif”, yakni disukun sebagai pengganti “tasydid”. Akhirnya bentuk akhirnya adalah An-Nawaawi dengan memanjangkan “wawu” yang pertama (النَّوَاوِيُّ). Hal ini mirip seperti lafaz “yaman” (اليَمَنُ) yang bisa diubah ke “isim mansub” menjadi “yamani” (اليَمَنِيُّ) atau “yamaani” (اليَمَانِيْ).
Di antara ulama yang condong membacanya dengan memunculkan “alif mamdudah” adalah Yaqut Al-Hamawi dalam kitab “Mu’jamu Al-Buldan”, An-Nu’aimi dalam kitab “Ad-Daris fi Tarikhi Al-Madaris”, dan lain-lain. Adapun mayoritas ulama seperti Adz-Dzahabi, As-Sakhowi, As-Suyuthi, Asy-Syihab bin Al-Haim, Az-Zirikli, dan lain-lain mereka condong membacanya tanpa “alif”. As-Sakhowi berkata,
“An-Nawawi adalah bentuk nisbah untuk kota Nawa. Nisbah ke kota ini adalah dengan membuang ‘alif’ menurut kaidah hukum asal. Boleh juga menulisnya dengan memunculkan ‘alif’ berdasarkan kebiasaan” (Al-Manhal ‘Al-‘Adzbu Ar-Rowiyy)
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين