Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Tulisan ini ditujukan untuk para direktur, kepala cabang, kepala sekolah, pemimpin yayasan, rektor, dekan, kontraktor, pemilik perusahaan, lembaga outsourcing, pemilik travel, pemiling bengkel, pemilik toko, dan semua orang yang punya karyawan atau semua orang bisa disebut dengan istilah bos.
Saya ingin mengatakan, berhati-hati dan waspadalah. Status sosial menjadi bos memang “mentereng” secara duniawi, akan tetapi jabatan tersebut juga berpotensi untuk membuat seorang hamba menjadi dibenci Allah, dimarahi, dimurkai dan dimusuhi. Lebih dari itu, jabatan tersebut juga bisa berpeluang untuk menghabiskan seluruh pahala dan amal di akhirat.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Yang demikian itu bisa terjadi ketika seorang bos tidak membayar upah karyawannya dengan baik dan menzaliminya.
Rasulullah ﷺ mengingatkan, ada tiga orang zalim yang oleh Allah akan ditindak pada hari kiamat dan salah satu di antara mereka adalah para bos yang tidak membayar upah karyawannya dengan baik. Al-Bukhari meriwayatkan,
“Ada tiga orang yang Aku (Allah) akan menjadi lawannya pada hari kiamat….(yang ketiga) Seseorang yang mengkontrak karyawan, lalu dia menerima penuh jasanya dan dia (pengontrak itu) tidak memberikan upahnya” (H.R. Al-Bukhari).
Perhatikanlah diksi yang dipakai Nabi ﷺ dalam hadis di atas. Orang yang mengkontrak karyawan, lalu karyawan itu sudah bekerja dengan baik dan memberikan jasanya, lalu si bos itu tidak membayar upahnya dengan baik, orang seperti ini, kata Nabi ﷺ, Allah nanti yang diakhirat akan menjadi “khoshmuhum”. Kata “khoshm” (الخصم) bermakna “lawan sengketa” (opponent) dan bisa juga bahkan dimaknai “adversery” (musuh).
Mari kita bayangkan dan kita hayati kira-kira bagaimana suasana hati orang lemah yang dizalimi orang kuat yang berkuasa sehingga menjadi lawan sengketanya di pengadilan. Misalnya ada seorang kuli bangunan yang buta huruf beranak lima. Kuli ini punya rumah satu-satu-satunya yang terbuat dari bambu. Suatu saat, tiba-tiba rumah tersebut dirobohkan dan digusur karena hendak dipakai lapangan golf salah seorang konglomerat dan dia hanya diberi ganti rugi sebesar Rp.300.000,-. Bayangkan bagaimana suasana hatinya yang marah, benci, jengkel, muak dan ingin meremukkan leher orang yang menzaliminya. Jadi, ketika Nabi ﷺ mengabarkan bahwa Allah akan menjadi “khosm” para bos yang zalim terhadap karyawannya itu, maka hal itu menunjukkan betapa bencinya Allah kepada mereka, betapa murkanya Dia, dan betapa muaknya Dia karena dosa yang mereka lakukan. Oleh karena itu, para bos hendaknya berhati-hati, jangan sampai dibenci Allah di akhirat gara-gara tidak memberikan hak upah karyawannya dengan baik.
Para bos juga terancam habis pahala amal salihnya. Alasannya, ketika dia tidak memberikan upah karyawan dengan baik, maka itu termasuk kezaliman, tanpa membedakan apakah tidak memberikan upah itu sifatnya total, atau hanya sebagian upah yang dipotong secara zalim. Semuanya adalah kezaliman dan setiap kezaliman pasti akan di balas oleh Allah. Dalam hadis muflis yang menceritakan umat Nabi Muhammad ﷺ yang akan bangkrut di akhirat, diceritakan bahwa salah satu sebab yang membuat amal bisa habis di akhirat adalah ketika menzalimi harta orang. Ini menunjukkan, para bos terancam habis amal salihnya karena digunakan untuk membayar semua kezaliman gaji terhadap karyawannya. Semakin banyak karyawannya, maka semakin besar peluang habis pahalanya, karena potensi kezaliman juga semakin besar dan semakin banyak.
Hanya saja, disamping kabar menakutkan seperti ini, ada juga kabar gembira untuk para bos. Mereka yang punya karyawan dan buruh ada peluang dicintai Allah dan memiliki doa mustajab.
Kapan itu terjadi?
Hal itu terjadi jika para bos ini sangat berhati-hati dalam memberikan hak upah karyawannya dan memberikan dengan penuh sesuai dengan nilai jasa dan kontrak kerjanya tanpa mengurangi sedikitpun. Rasulullah ﷺ mengisahkan ada seorang bos di zaman Bani Israel yang punya karyawan. Saat gajian, karyawan ini belum mengambil gajinya. Lalu oleh sang bos gaji karyawannya tersebut diputar sehingga menjadi harta yang sangat banyak berupa hewan-hewan ternak. Ketika karyawan itu datang meminta gajinya, si bos itu menyerahkan penuh upah karyawan tersebut dan bahkan termasuk keuntungan hasil diputarnya gaji tersebut juga diberikan kepada karyawan itu semuanya. Ternyata Allah ridha dengan perbuatannya dan mengabulkan doanya saat dia terjebak di dalam gua bersama dua kawannya.
Jadi, untuk para bos, berhati-hatilah dan seriuslah mengurus gaji karyawan. Jangan sampai ada satu rupiahpun yang terzalimi. Lebih baik keliru lebih daripada keliru kurang, karena jika lebih dan diikhlaskan maka itu menjadi sedekah yang bernilai amal salih, daripada keliru kurang yang terhitung kezaliman yang pasti akan dihisab di akhirat kelak.
ولا تجعلما ممن تخاصمه يوم القيامة
2 Comments
iman
ijin share
Admin
silakan