Oleh; Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R Rozikin)
PERTANYAAN:
Apakah amal termasuk syarat sah iman atau hanya penyempurna iman? (+62 XXX-XXXX-3893)
JAWABAN
Kata Ibnu Hajar Al-Asqolani, para ulama salaf menjelaskan amal itu syarat penyempurna, bukan syarat sah iman. Beliau bahkan mengatakan pendapat yang mengatakan bahwa amal adalah syarat sah iman adalah pendapat mu’tazilah. Ibnu Hajar berkata,
فَالسَّلَفُ قَالُوا هُوَ اعْتِقَادٌ بِالْقَلْبِ وَنُطْقٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ وَأَرَادُوا بِذَلِكَ أَنَّ الْأَعْمَالَ شَرْطٌ فِي كَمَاله وَمن هُنَا نشا لَهُم الْقَوْلُ بِالزِّيَادَةِ وَالنَّقْصِ كَمَا سَيَأْتِي وَالْمُرْجِئَةُ قَالُوا هُوَ اعْتِقَادٌ وَنُطْقٌ فَقَطْ وَالْكَرَّامِيَّةُ قَالُوا هُوَ نُطْقٌ فَقَطْ وَالْمُعْتَزِلَةُ قَالُوا هُوَ الْعَمَلُ وَالنُّطْقُ وَالِاعْتِقَادُ وَالْفَارِقُ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّلَفِ أَنَّهُمْ جَعَلُوا الْأَعْمَالَ شَرْطًا فِي صِحَّتِهِ وَالسَّلَفُ جَعَلُوهَا شَرْطًا فِي كَمَالِهِ (فتح الباري لابن حجر (1/ 46)
“Generasi salaf mengatakan iman itu adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota tubuh. Mereka memaksudkan hal tersebut bahwasanya amal itu adalah syarat kesempurnaan iman. Dari sinilah muncul pernyataan mereka bahwa iman itu bertambah dan berkurang sebagaimana nanti akan dijelaskan. Murji’ah berpendapat bahwa iman itu adalah keyakinan dan ucapan saja. Karromiyah berpendapat bahwa iman itu adalah ucapan saja. Muktazilah berpendapat bahwa iman itu adalah amal, ucapan, dan keyakinan. Yang membedakan antara muktazilah dengan salaf adalah bahwa muktazilah itu menjadikan amal sebagai syarat sah iman sementara salaf menjadikannya sebagai syarat kesempurnaan iman” (Fathu Al-Bari, juz 1 hlm 46)
Wallahua’lam