Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
“al-hamdu” (الحمد) itu bermakna “menyanjung seseorang karena sifat baiknya”. Adapun “asy-syukru” (الشكر), maknanya adalah “menghargai kebaikan dan jasa orang lain baik diungkapkan dengan lisan maupun perbuatan”. Dengan pengertian singkat ini, “al-hamdu” boleh diterjemahkan “pujian” sementara “asy-syukru” boleh diterjemahkan “berterima kasih”.
Jika Zaid mengatakan “Fatimah adalah wanita yang sangat penyabar. Belum pernah aku melihatnya marah. Tidak semua wanita bisa seperti itu”, maka ucapan Zaid ini tergolong “al-hamdu” karena sifatnya menyanjung seseorang berdasarkan sifat baiknya.
Jika Ali mengatakan, “Pak Parman adalah guru ngaji yang sangat berjasa kepada saya. Beliaulah yang mengajari saya membaca Al-Qur’an sampai saya bisa membaca kitab Arab gundul hari ini. Karena itulah, sebagai ungkapan terima kasih saya kemarin menyempatkan memberinya hadiah sepeda motor dan itu belum membalas setitik jasa beliau kepada saya”, maka ucapan dan perbuatan Ali tergolong “asy-syukru”, karena sifatnya menghargai kebaikan dan jasa orang lain yang diungkapkan dengan ucapan lisan dan perbuatan.
An-Nawawi berkata,
“al-hamdu” bermakna sanjungan kepada Allah karena sifat-sifat-Nya yang indah. “asy-syukru” adalah sanjungan kepada Allah karena nikmat-Nya dan bisa berupa ucapan maupun perbuatan” (Daqo-iqu Al-Minhaj, hlm 25)
Unsur-unsur penting dari makna “al-hamdu” sebagaimana diterangkan oleh pakar-pakar bahasa adalah diungkapkan “bil-lisan” (dengan ucapan), mengandung unsur “ta’ajjub” (kekaguman), mengandung unsur “ta’zhim” (menghebatkan), dan mengapresiasi “shifat” (karakter/watak/tabiat) yang mengundang decak kagum.
Jadi, ketika Zaid memuji Fatimah dengan mengatakan “Fatimah adalah wanita yang sangat penyabar. Belum pernah aku melihatnya marah. Tidak semua wanita bisa seperti itu”, maka ucapan Zaid ini tergolong “al-hamdu” karena diungkapkan “bil-lisan” (dengan ucapan), mengandung unsur “ta’ajjub” (kekaguman), mengandung unsur “ta’zhim” (menghebatkan), dan mengapresiasi “shifat” (karakter/watak/tabiat) yang mengundak decak kagum.
Adapun unsur-unsur terpenting dari “asy-syukru” adalah, ia bisa diungkapkan dengan “qoul” (ucapan) atau “fi’il” (perbuatan), mengandung unsur “i’tirof” (mengakui jasa/kebaikan orang), mengandung unsur “ta’zhim” (menghebatkan), dan mengapresiasi ‘in’am” (kebaikan/jasa)
Jadi, ketika Ali mengatakan, “Pak Parman adalah guru ngaji yang sangat berjasa kepada saya. Beliaulah yang mengajari saya membaca Al-Qur’an sampai saya bisa membaca kitab Arab gundul hari ini. Karena itulah, sebagai ungkapan terima kasih saya kemarin menyempatkan memberinya hadiah sepeda motor dan itu belum membalas setitik jasa beliau kepada saya”, maka ucapan dan perbuatannya itu tergolong “asy-syukru”, karena sifatnya menghargai kebaikan dan jasa orang lain yang diungkapkan dengan ucapan lisan dan perbuatan, mengandung unsur “i’tirof” (mengakui jasa/kebaikan orng), mengandung unsur “ta’zhim” (menghebatkan), dan mengapresiasi ‘in’am” (kebaikan/jasa)
Sekali lagi, “al-hamdu” boleh diterjemahkan “pujian/sanjungan”, sementara “asy-syukru” boleh diterjemahkan “berterima kasih/membalas jasa”. Lawan kata “al-hamdu” adalah “adz-dzamm” (celaan), adapun lawan kata “asy-syukru” adalah “al-kufr” (mengingkari kebaikan).
Dengan pengertian seperti ini, sekarang kita bisa lebih paham, jika dalam salat ucapan yang selalu kita baca berbunyi “alhamdulillahi robbil alamin”, maka hal itu bermakna kita mengakui bahwa segala bentuk sanjungan itu hanyalah hak Allah semata karena Dia memiliki sifat-sifat baik seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Suci, Maha Bijaksana, Maha Penyabar, Maha Mulia, Maha Tinggi, Maha kuasa dan semua sifat sempurna yang dimiliki-Nya dalam Asmaul Husna. Ketika kita mengucapkan “Allah itu Maha Kuasa”, maka ucapan kita ini termasuk “al-hamdu” karena diungkapkan “bil-lisan” (dengan ucapan), mengandung unsur “ta’ajjub” (kekaguman), mengandung unsur “ta’zhim” (menghebatkan), dan mengapresiasi “shifat” (karakter/watak/tabiat) yang mengundang decak kagum.
Dengan pengertian seperti ini pula kita menjadi tahu jika di Al-Qur’an kita diperintahkan bersyukur kepada Allah, maka hal itu bermakna kita diperintahkan untuk berterima kasih kepada Allah atas segala jenis jasa dan kebaikan Allah kepada kita. Jika kita bangun pagi jam 04.00, pada saat udara masih dingin dan lagi enak-enaknya tidur, lalu kita memaksa diri mengambil air, membasuh muka, tangan, kepala dan kaki lalu menghadap Allah dengan khusyu melalui salat subuh, karena kita tahu bahwa sudah sepantasnya kita berterima kasih kepada Allah atas nikmat iman, nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat waras, nikmat tidak cacat, nikmat kenyang dan ribuan nikmat yang lainnya, maka perbuatan kita seperti itu dinamakan “asy-syukru”. Ia dinamakan “asy-syukru” karena sifatnya menghargai kebaikan dan jasa Allah yang diungkapkan dengan perbuatan menaati perintah-Nya, mengandung unsur “i’tirof” (mengakui jasa/kebaikan orang), mengandung unsur “ta’zhim” (menghebatkan), dan mengapresiasi ‘in’am” (kebaikan/jasa).
Dengan pengertian ini pula, maka kita juga bisa lebih paham jika dalam Al-Qur’an diperintahkan untuk bersyukur kepada orang tua. Makna bersyukur kepada orang tua itu di antaranya adalah jika ada orang yang berusaha menjelek-jelakkan orang tua kita supaya kita benci kepadanya, lalu kita dengan marah berkata kepadanya “Apakah engkau ingin mengajakku durhaka kepada orang tua yang telah memberi makan aku sejak kecil, menyekolahkan aku, yang risau saat aku sakit, yang begadang untuk menjagaku, dan bertaruh nyawa demi menjagaku tetap hidup?”. Ini adalah contoh bersyukur dengan lisan, karena menghargai jasa orang tua dengan ucapan.
Bersyukur kepada orang tua juga bisa diwujudkan dengan memberinya harta, membelikannya pakaian, mendoakan setiap selesai salat lima waktu, menaati perintahnya, melayani kebutuhannya, melunasi utangnya dan semisalnya. Perbuatan-perbuatan baik seperti ini adalah contoh ekspresi bersyukur kepada orang tuan yang diungkapkan dengan perbuatan.
One Comment
sidqifauzi123@gmail.com
ustadz saya mau bertanya apa perbedaaan mana dai lapad hamdu dan tsana ?