Oleh; Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R Rozikin)
Kota Madinah (الْمَدِيْنَة), yakni kota yang dituju Rasulullah ﷺ saat berhijrah disebut juga Thoibah (طَيْبَة). Nama Thoibah diberikan Jibril pada saat malam Mi’roj sebagaimana tercantum dalam riwayat An-Nasa-i berikut ini,
Artinya,
“Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku diberi seekor hewan tunggangan yang lebih kecil dari bagal (hewan hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai) dan lebih besar dari keledai yang langkahnya secepat mata memandang. Aku dan Jibril alaihissalam naik ke atasnya, dan kamipun berjalan. Kemudian Jibril alaihissalam berkata;’Turun dan salatlah!. Lalu akupun salat. Dia (Jibril alaihissalam) bertanya; Tahukah kamu di mana kamu salat?. Kamu salat di Thoibah, yang ke sanalah orang-orang nanti akan berhijrah” (H.R. An-Nasai)
Nama Thoibah juga dipakai Dajjal saat bertemu dengan Tamim Ad-Dari dan kawan-kawannya. Saat itu Dajjal mengatakan bahwa dirinya akan menguasai seluruh bumi kecuali dua kota yakni Mekah dan Thoibah. Ketika peristiwa itu diceritakan Tamim Ad-Dari kepada Rasulullah ﷺ, maka Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa Madinah adalah Thoibah. Muslim meriwayatkan ucapan Dajjal sebagai berikut,
إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ (صحيح مسلم (14/ 178)
Artinya,
“Aku adalah Al Masih dan aku sudah hampir diizinkan untuk keluar lalu aku akan keluar. Aku melintasi bumi, aku tidak membiarkan satu perkampungan pun kecuali aku singgahi selama empatpuluh hari kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), keduanya diharamkan bagiku. Setiap kali aku hendak memasuki salah satunya, malaikat membawa pedang kuat menghadangku menghalangiku dari tempat itu dan disetiap jalannya terdapat malaikat-malaikat penjaga.” Fathimah berkata: Rasulullah ﷺ bersabda seraya memukulkan tongkat pendek beliau ke mimbar: “Inilah Thoibah, inilah Thoibah, inilah Thoibah -maksud beliau Madinah.” (H.R. Muslim)
Selain Thoibah, nama lain yang diberikan Allah kepada Madinah adalah Thobah. Al-Bukhari meriwayatkan,
Artinya,
Dari Jabir bin Samuroh, beliau berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya Allah menamai Madinah dengan Thobah” (H.R.Muslim)
Adapun nama Madinah, maka yang memberikan nama itu adalah Rasulullah ﷺ. Awalnya, di masa Jahiliyyah kota itu bernama Yatsrib (يَثْرِبُ). Dinamakan Yatsrib karena orang yang pertama kali bertempat tinggal di situ adalah Yatsrib bin Qo-in/Qoyin/Qoniyah. Rasulullah ﷺ tidak suka nama Yastrib karena beraroma makna yang buruk mengingat kata tsarroba bermakna memaki/mendamprat. Oleh karena itu, beliau menggantinya menjadi Madinah yang lebih berkonotasi positif, karena bermakna tempat yang dijadikan tujuan atau tempat beradab atau tempat yang menyingkirkan hal-hal buruk darinya. Al-Bukhari meriwayatkan,
Artinya,
“Aku mendengar Abu Hurairah berkata,, Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku diperintahkan (untuk berhijrah) ke suatu tempat yang akan menaklukkan tempat-tempat lain. Orang-orang menamainya Yatsrib, tetapi aku menamainya Madinah. Kota ini akan menyingkirkan manusia (yang jahat) sebagaimana alat tempa besi yang membersihkan karat besi”. (H.R. Al-Bukhari)
Dengan demikian, ada tiga nama syar’i untuk Madinah yang langsung dinyatakan oleh dalil yaitu Al-Madinah, Thoibah dan Thobah.
Adapun dalam kajian budaya Arab, kota Madinah dinamai dengan nama yang lebih banyak lagi. Sejarawan menyebut ada 100 lebih nama untuk kota ini yang menunjukkan besarnya kedudukan kota ini di hati orang-orang Arab. Memang tradisi bangsa Arab adalah memberikan banyak nama untuk sesuatu yang memiliki kedudukan di hati mereka. Itulah yang menyebabkan kita mendapati banyak nama untuk unta, singa, kuda, pedang, dan semisalnya.