Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Orang berlagak salih di depan orang lain dengan maksud untuk memperoleh dunia tertentu selalu saja ada di setiap zaman.
Kadang berlagak salih ini dimaksudkan untuk menjerat akhwat-akhwat lugu, ummahat-ummahat yang belum bisa bersyukur dengan suaminya, janda-janda yang rindu belaian kasih lelaki, atau gadis-gadis yang sudah lama mendambakan pasangan hidup.
Kadang orang berlagak salih ini mentarget harta orang-orang yang diprospeknya, menipunya dengan berbagai modus, mencuri hartanya secara halus, menciptakan arisan palsu, menawarkan berbagai investasi menarik tapi bohong dan semisalnya.
Kadang orang berlagak salih ini adalah seorang politisi. Aslinya dia bukan orang yang agamis. Kehidupan aslinya banyak mengabaikan perintah agama atau bahkan banyak menerjangnya saat sendiri, Akan tetapi, demi meraup suara, dia rela tampil agamis sebentar, bahkan mencitrakan diri seolah-olah menjadi politisi yang paling salih.
Ciri mereka di setiap zaman hampir sama. Pandai bicara seperti tukang obat dan pandai berakting bagaikan aktor peraih piala Oscar.
Di zaman Abu Bakar, ada orang yang punya watak seperti ini. Orangnya berasal dari Yaman. Sebenarnya dia cacat. Tangan kanannya buntung. Dia datang ke Madinah sambil mengadu bahwa tangannya dipotong wali Yaman secara zalim dengan tuduhan pencurian. Di malam hari, dia salat dengan tekun dan khusyu sampai Abu Bakar terharu dan berkomentar bahwa salat seperti itu mustahil dilakukan seorang pencuri. Tapi, tak lama kemudian kalung Asma; binti Umais (salah satu istri Abu Bakar) hilang. Lelaki buntung tangan itu ikut mencarinya dan bahkan berdoa “Ya Allah, azablah orang yang mencuri di rumah hambamu yang salih ini”. Lalu kaum muslimin menemukan perhiasan itu di tempat tukang perhiasan. Tukang itu lalu diwawancarai dan dia mengaku bahwa perhiasan tersebut didapatkan dari seorang lelaki bertangan buntung! Akhirnya lelaki Yaman itupun diinterogasi dan mengaku bahwa dialah memang pencurinya! Abu Bakar menjadi sangat sedih, dan bagi beliau doa pencuri itu lebih berat daripada pencuriannya. Malik meriwayatkan,
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ أَقْطَعَ الْيَدِ وَالرِّجْلِ قَدِمَ فَنَزَلَ عَلَى أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ فَشَكَا إِلَيْهِ أَنَّ عَامِلَ الْيَمَنِ قَدْ ظَلَمَهُ فَكَانَ يُصَلِّ مِنْ اللَّيْلِ فَيَقُولُ أَبُو بَكْرٍ وَأَبِيكَ مَا لَيْلُكَ بِلَيْلِ سَارِقٍ ثُمَّ إِنَّهُمْ فَقَدُوا عِقْدًا لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ امْرَأَةِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَطُوفُ مَعَهُمْ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِمَنْ بَيَّتَ أَهْلَ هَذَا الْبَيْتِ الصَّالِحِ فَوَجَدُوا الْحُلِيَّ عِنْدَ صَائِغٍ زَعَمَ أَنَّ الْأَقْطَعَ جَاءَهُ بِهِ فَاعْتَرَفَ بِهِ الْأَقْطَعُ أَوْ شُهِدَ عَلَيْهِ بِهِ فَأَمَرَ بِهِ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ فَقُطِعَتْ يَدُهُ الْيُسْرَى وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ وَاللَّهِ لَدُعَاؤُهُ عَلَى نَفْسِهِ أَشَدُّ عِنْدِي عَلَيْهِ مِنْ سَرِقَتِهِ (موطأ مالك (5/ 219)
Artinya,
“Dari Abdurrahman bin Al Qasim dari bapaknya bahwa seorang laki-laki Yaman yang telah buntung kaki dan tangannya, tiba dan singgah di rumah Abu Bakar As Shiddiq. Dia mengeluhkan bahwa seorang pejabat Yaman telah berbuat aniaya terhadapnya (karena memotong tangan dan kakinya dengan tuduhan pencurian). Malamnya dia melakukan salat tahajud. Abu Bakar berkomentar; “Ayahmu menajdi tebusanmu, orang beribadah malam sepeti engkau ini bukanlah seorang pencuri.” Kemudian orang-orang kehilangan kalung Asma` binti ‘Umais, isteri Abu Bakar As Shiddiq, dan lelaki (pencuri) itu ikut mencari bersama-sama mereka seraya berdoa; “Ya Allah, hukumlah orang yang telah melakukan pencurian pada malam hari ini terhadap pemilik rumah yang shalih ini.” Lalu orang-orang menemukan kalung itu pada seorang tukang perhiasan. Tukang perhiasan itu mengaku bahwa orang yang menjual kelaung itu kepadanya adalah orang buntung. Maka lelaki yaman buntung itu pun mengakuinya, atau (dia mengaku setelah)tampil sejumlah saksi. Maka Abu Bakar As Shiddiq memerintahkan untuk memotong tangan kirinya, lalu mengatakan, “Demi Allah, sungguh doa buruknya untuk dirinya lebih menyedihkan bagiku daripada tindak pencuriannya.” (H.R.Malik)
Mari waspada dan berhati-hati dengan manusia-manusia jenis itu.
Mari berdoa pula mudah-mudahan pula Allah meindungi kita supaya tidak termasuk dan terfitnah menjadi golongan mereka.
اللهم إنا نعوذ بك من النفاق والفسوق العصيان
أللهم حبب إلينا الإيمان وزينه في قلوبنا