Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Pengetahuan tentang seks bagi seseorang yang belum menikah kadang-kadang mencerminkan sejauh mana syahwat yang bergejolak pada dirinya dan juga mencerminkan sebanyak apa pikirannya dipenuhi urusan hubungan suami istri. Semakin luas pengetahuan seorang pemuda yang belum menikah terkait nama-nama dan istilah-istilah yang terkait kelamin manusia, gambaran anatominya, hubungan suami istri, teknik mencapai puncak, gaya-posisi dan semisalnya, kadang-kadang hal itu sebenarnya menggambarkan sebesar apa syahwatnya terhadap lawan jenis, sekuat apa minatnya terhadap topik kelamin dan sesering apa pikirannya dipakai untuk berfantasi terkait seks.
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa salah satu bentuk zina majasi adalah berfantasi seks dan mengangan-angankannya. Dosa jenis ini sangat sulit seorang pemuda yang belum menikah untuk menghindarinya.
Imam Muslim meriwayatkan,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ النُّطْقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ
Artinya,
Dari Ibnu Abbas dia berkata; ‘Saya tidak mengetahui sesuatu yang paling dekat dengan makna lamam (dosa dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wa Salam: Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Maka zinanya mata adalah melihat, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan zinanya hati adalah berangan-angan dan berhasrat, namun kemaluanlah yang (menjadi penentu untuk) membenarkan hal itu atau mendustakannya. (H.R.Muslim)
Tetapi, jika kita berbicara tentang An-Nawawi, maka ceritanya jadi berbeda.
An-Nawawi adalah seorang pemuda yang sangat bersih dari syahwat wanita. Ada satu kisah kecil yang unik yang menunjukkan hal ini. Ceritanya sebagai berikut.
Ketika An-Nawawi mempelajari kitab At-Tanbih karya Asy-Syirozi, ada salah satu istilah fikih dalam topik taharah yg dimaknai secara keliru oleh beliau. Istilah tersebut adalah ilaj al-hasyafah fil farji (إيلاج الحشفة في الفرج). Makna bahasa ilaj adalah memasukkan sementara makna bahasa hasyafah adalah glans alias kepala penis. Jadi, frasa ilaj al-hasyafah fil farji secara harfiah adalah memasukkan kepala penis kedalam kemaluan. Ini adalah ungkapan dalam bahasa Arab untuk mengekspresikan persetubuhan/hubungan suami istri. Kita tahu, dalam pembahasan fikih, berhubungan suami istri adalah salah satu sebab yang membuat seorang muslim terkena kewajiban mandi besar.
Malangnya, An-Nawawi mengira makna ilaj al-hasyafah adalah qorqoroh alias perut yang berbunyi! Akhirnya, setiap kali perut beliau berbunyi, maka beliaupun mandi besar !
An-Nuaimi menceritakan kisah ini dengan menukil ucapan An-Nawawi sebagai berikut,
وَبَقِيْتُ أَكْثَرَ مِنْ شَهْرَيْنِ أَوْ أَقَلّ -لَمَّا قَرَأْتُ فِي “التَّنْبِيْه”: يَجِبُ الغُسْلُ مِنْ إِيْلاَج ِالْحَشَفَةِ فِيْ الفَرْجِ- أَعْتَقِدُ أَنَّ ذلِكَ قَرْقَرَةَ البَطْنِ، فَكُنْتُ أَسْتَحِمُّ باِلْمَاءِ البَارِدِ كُلَّمَا قَرْقَرَ بَطْنِيْ”.
Artinya: “Selama lebih dari dua bulan atau kurang, ketika saya (An-Nawawi) membaca dalam kitab At-Tanbih tentang kewajiban mandi karena ilajul hasyafah fil farji, saya meyakini bahwa itu maksudnya adalah bunyi perut, sehingga saya selalu mandi dengan air dingin setiap kali perutku berbunyi.
Lihatlah, betapa bersih pikiran An-Nawawi terkait syahwat, seks dan wanita sampai-sampai istilah terkait hubungan suami istri saja tidak kenal!
Kisah ini sekaligus menunjukkan betapa pemalunya An-Nawawi untuk menanyakan hal yang terkait dengan seks kepada gurunya, sehingga selama berbulan-bulan sampai harus salah faham!
رحم الله النووي رحمة واسعة
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين
SUMBER
Dikutip dan disadur dari buku AN-NAWAWI SANG WALI DAN KARYA-KARYANYA bab “Waraknya An-Nawawi”
Resensi lengkap buku AN-NAWAWI SANG WALI DAN KARYA-KARYANYA bisa dibaca di tautan ini.