Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Salah satu hal yang membuat saya begitu yakin bahwa semua ucapan Rasulullah ﷺ dibimbing wahyu adalah isi doa-doa beliau.
Doa-doa nabi ﷺ itu begitu indah, langsung merasuk dalam kalbu, menyentuh fitrah manusia, dan menghunjam dalam ke arah hati.
Berkali-kali saya mengalami peristiwa yang menunjukkan hal ini. Salah satunya adalah saat melaksanakan tugas di kampus.
Di antara tugas yang dilaksanakan Dosen Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya adalah membaca doa dalam acara-acara internal kampus. Terkadang wisuda, sumpah dokter, yudisium, pelantikan pejabat, seminar, talk show, job fair, ujian mahasiswa dan lain-lain.
Doa yang dibaca petugas biasanya diserahkan kepada kita sendiri. Hanya beberapa kasus kecil di mana doa sudah disediakan oleh panitia. Jika mendapat tugas seperti ini, biasanya saya paling suka merancang kalimat-kalimat doa yang saya adaptasi dari doa Nabi ﷺ.
Nah, dari sekian redaksi doa yang saya adaptasi dari doa Nabi ﷺ itu, ada satu doa yang memberi pengalaman menarik.
Doa ini ingat saya pertamakali saya bacakan di acara ujian mahasiswa. Begitu selesai, dua kolega dosen agama yang hadir berkomentar, “Luar biasa!”
Ketika saya bacakan di acara wisuda mahasiswa, seorang profesor mendekat pada saya diakhir acara kemudian menepuk-nepuk pundak saya sambil tersenyum dan berkomentar,“Doa yang luar biasa.”
Pernah juga saat saya bacakan di acara yudisium yang dihadiri orang tua mahasiswa, kemudian di akhir acara saya didekati salah seorang dari orang tua mahasiswa kemudian beliau berkata, “Ustaz, nuwun sewu. Bolehkah saya memiliki catatan doa yang dibaca tadi?” Saya pun dengan senang hati memberikannya.
Di lain waktu, ketika acara sumpah apoteker yang mengundang sebagian tentara ajudan dan saya bacakan doa tersebut, diakhir acara saya didekati pak tentara tadi lalu beliau minta no Hp saya sambil berkata, “Doa yang penjenengan baca tadi kok sungguh meresap dalam hati. Belum pernah saya mendengar doa seperti itu”
Hari ini lebih istimewa lagi bagi saya, karena yang berkomentar adalah seorang pendeta Kristen! Saya baru pertama kali bertemu dengan beliau di acara sumpah dokter hari ini, dan beliau juga nampaknya baru pertama kali mendengar doa ini. Begitu selesai membaca doa dan saya duduk di samping beliau (tugas beliau adalah menjadi rohaniawan pendamping sumpah mahasiswa Kristen), mata beliau terlihat berbinar-binar lalu berkata pelan kepada saya “Doa yang sungguh indah!”. Terkejut saya dengan komentar beliau. Saya mengangguk ramah dan langsung memberikan naskah doa itu kepada beliau. Segera saja beliau menyambut dan dengan cepat-cepat memasukkan dalam Al-Kitab/Bibel yang beliau bawa.
Saya jadi sungguh tercenung dengan keajaiban doa Nabi ﷺ. Saya semakin yakin bahwa segala sesuatu yang murni berasal dari Allah itu memang benar-benar akan merasuk dalam hati karena memang sesuai dengan fitrah manusia.
Versi adaptasi berbahasa Indonesia saja seperti ini efeknya. Bagaimana jika orang paham bahasa Arab dan bisa merasakan sendiri makna-makna detailnya?
Inilah doa Nabi ﷺ yang saya maksud,
Doa ini saya gubah, saya susun ulang, dan saya ungkapkan dalam bahasa Indonesia sebagaimana yang saya rasakan.
Ketika versi Indonesia itu saya bacaan dalam situasi khidmat, serius, hening, dan penuh konsentrasi, maka ia memiliki pengaruh seperti yang saya tulis dalam catatan sebelumnya.
Saya merekamkannya untuk Anda. Terus terang dalam rekaman ini saya merasa ada “feeling” yang hilang, karena momennya memang berbeda. Tapi paling tidak bisa memberikan gambaran bagaimana suasana dalam situasi sesungguhnya.
***
8 Rabi’ul Akhir 1442 H