Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin).
Suatu saat Rasulullah ﷺ melakukan salat gerhana matahari bersama para Sahabat. Dalam salat itu, Rasulullah ﷺ diperlihatkan Neraka. Ternyata beliau melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Kemudian saat hari raya, informasi penting ini disampaikan Rasulullah ﷺ dalam khutbahnya kepada para wanita. Al-Bukhārī meriwayatkan nasihat Rasulullah ﷺ itu sebagai berikut,
Artinya,
“Dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata: Rasulullah ﷺ pada hari raya ‘Idul Adha atau Fitri keluar menuju tempat salat. Beliau melewati para wanita seraya bersabda, “Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka.” Kami bertanya: “Apa sebabnya wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Kalian banyak melaknat dan kufur terhadap suami.” (H.R.Al-Bukhārī)
Pertama-tama, membaca hadis ini para wanita sekali-kali jangan pernah buruk sangka kepada Allah dan Rasul-Nya.
Informasi bahwa banyak wanita yang masuk neraka tidak dimaksudkan untuk merendahkan wanita atau sentimen terhadap mereka. Sebab, jika dipahami demikian maka hal itu bertentangan dengan hadis sahih lainnya yang menunjukkan bahwa penghuni surga terbanyak adalah wanita! Al-Bukhārī meriwayatkan,
Artinya,
“Masing-masing pria dari mereka (penduduk surga) memiliki dua istri (dari wanita dunia).”
Dalam hadis di atas ditegaskan, bahwa tiap laki-laki di surga nanti akan dinikahkan dengan wanita dunia sebanyak dua orang. Artinya, jika seandainya penghuni surga 1 milyar lelaki, maka jumlah wanitanya adalah 2 milyar! Ini untuk istri dari kalangan wanita dunia. Adapun istri dari kalangan bidadari, maka hanya Allah yang tahu tiap orang akan dinikahkan berapa orang tergantung derajat dan amalan masing-masing. Terkait riwayat yang menyebut bahwa wanita itu menjadi penghuni surga yang paling sedikit maka riwayat ini dikritik al-‘Irāqī dan disebut beliau sebagai pemahaman pribadi perawi dan salah dalam meriwayatkan.
Jadi dua hadis di atas jelas menunjukkan bahwa penghuni neraka kebanyakan wanita, tapi penghuni surga kebanyakan juga wanita. Artinya secara implisit seolah-olah ingin dikatakan bahwa jumlah wanita itu memang dibuat Allah lebih banyak daripada lelaki, sehingga perbandingan di neraka antara laki-laki dengan wanita masih banyak wanita, demikian pula di surga. Pemahaman seperti ini juga sejalan dengan hadis Nabi ﷺ yang mengabarkan bahwa di akhir zaman akan ada 50 wanita yang berlindung pada satu laki-laki.
Jadi, sekali lagi hadis ini sama sekali tidak bermakna sentimen terhadap wanita dan tidak boleh dipahami demikian. Tetapi justru hadis ini menunjukkan rahmat dan kasih sayang Allah dan Rasul-Nya yang sangat besar terhadap wanita, sehingga mereka sudah diingatkan sejak di dunia tentang dosa yang membuat para wanita menjadi penghuni neraka yang paling banyak. Dengan informasi awal ini, para wanita yang salihah akan lebih berhati-hati dan menyiapkan diri sebaik-baiknya supaya tidak kaget saat sudah di akhirat karena tidak tahu dosa yang banyak memasukkan wanita ke dalam neraka.
Itu hal pertama penting yang harus ditekankan, supaya tidak mudah termakan propaganda kaum feminisme liberal yang memang benci agama dan tidak percaya kehidupan setelah mati.
Hal kedua yang sangat penting dalam hadis ini adalah mendalami pesan Rasulullah ﷺ tentang penyebab kebanyakan wanita masuk neraka.
Saat Rasulullah ﷺ ditanya wanita, apa yang menyebabkan para perempuan itu masuk neraka, Rasulullah ﷺ menjawab bahwa sebabnya adalah karena para wanita itu memperbanyak laknat dan kufur terhadap suami.
Artinya ada dua dosa yang paling banyak menjerumuskan wanita ke dalam neraka,
Pertama, Dosa terhadap suami
Kedua, Dosa lidah.
Dari sini, wanita-wanita salihah sudah semestinya serius mendalami dua macam ilmu agar tidak terjerumus pada dua dosa tersebut, yakni
Pertama, ilmu tentang hak-hak suami
Kedua, ilmu tentang menjaga lisan
Jika mereka membeli buku, sudah semestinya diperbanyak buku-buku yang mengajarkan masalah hak suami dan menjaga lisan. Jika mereka mendengarkan ceramah, sudah semestinya mereka memprioritaskan ceramah yang mengajari hak-hak suami dan menjaga lisan. Jika mereka mengoleksi video dakwah, sudah sepantasnya video tentang hak-hak suami dan menjaga lisan diutamakan. Sungguh tidak bijaksana jika malah mengkoleksi drama korea setelah tahu sebahaya ini nasib wanita di akhirat.
Hak suami itu sangat besar. Lebih besar dari hak orang tua bahkan. Rasulullah memberi perumpamaan. Seandainya boleh manusia sujud pada manusia yang lain, niscaya Rasulullah ﷺ akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa seandainya suami itu sakit kulit dan penuh borok antara kepala sampai telapak kakinya, lalu istri melayani dan merawat sampai level menjilat nanah dan darah dari luka tersebut, maka hak suami juga belum ditunaikan olehnya!
Hak sebesar ini banyak para istri yang tidak tahu karena memang tidak mencari tahu atau karena memang jarang dibahas oleh para ustaz. Akibatnya, banyak istri yang salah mempergauli suami, sering membangkang, gemar membantah, berbicara kasar, memaki-maki, mata melotot, berkacak pinggang, menghina-hina, menuntut yang tidak ada pada suami, buruk sangka, sampai melakukan kekerasan terhadap suami. Termasuk dosa besar yang sangat sering dilakukan istri yang disebut Nabi ﷺ adalah gampang melupakan kebaikan suami dan bahkan mengingkarinya. Saat suami banting tulang menafkahi anak dan istri, berangkat pagi pulang malam, memberinya anak, menyenangkannya dengan membeli pakaian dan rekreasi, lalu suatu hari sang suami melakukan satu kesalahan segera saja istri berkomentar,
“Selama aku hidup denganmu, tidak pernah aku merasakan kebahagiaan!”
Sungguh, ini adalah kekufuran dan pengingkaran yang nyata terhadap kebaikan suami!
Termasuk dalam urusan menjaga lisan. Sudah sangat terkenal bahwa wanita sejak zaman dulu itu ahli ghibah dan ahli gunjing. Teman satu majelis pun tidak selamat dari gunjingannya. Saat dalam satu forum mereka bisa bersama-sama menggunjing orang tertentu. Begitu salah satu pamit keluar, maka yang keluar itupun segera saja kena sasaran gunjingan! Jangankan teman, suami, bos, bahkan guru dan ustaznya sendiri sering tidak selamat dari gunjingannya!
Ini belum dosa-dosa lisan lain seperti melaknat, memaki, memfitnah, berbohong, mengadu domba dan lain-lain. Wanita selalu diuji dengan dosa lisan saat berinteraksi dengan suami maupun anak-anaknya. Termasuk juga saat berinteraksi dengan orang lain.
Oleh karena itu, sudah selayaknya menghidupkan kembali dan mengkaji kitab-kitab yang menjelaskan hak-hak suami atau hak dan kewajiban suami secara umum. Ada beberapa kitab bagus untuk wanita agar maksimal menjalankan kewajibannya terhadap suami. Di antaranya adalah kitab ‘Uqūdu al-Lujain fī Bayāni Ḥuqūqi al-Zaujain karya Nawawī al-Jāwī, Aḥkāmu al-Nisā’ karya Ibnu al-Jauzī, Aḥkāmu al-Nisā’ karya Ahmad bin Hanbal, Aḥkāmu al-Nisā’ karya Ibnu Baṭṭah, Al-Mufaṣṣal fī Aḥkāmi al-Mar’ah karya Abdul Karīm Zaidān, dan lain-lain.
Saya sendiri berencana mempublikasikan buku khusus tentang hukum-hukum kewanitaan dalam rumah tangga. Tulisan dalam buku tersebut ditulis oleh sejumlah santriwati yang mengikuti kajian saya dengan tema tersebut. Mudah-mudahan saja bisa segera terbit.
Tentang kitab-kitab ulama yang membahas āfāt lisān dan bahaya-bahayanya maka jumlahnya sangat melimpah dalam bahasa Arab.
***
14 Żulqa‘dah 1442 H