Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin).
Tidak selalu harakat dalam kitab tercetak itu benar. Yang ada muḥaqqiq-nya sekalipun. Apalagi harakat versi maktabah syamilah. Potensi keliru lebih besar. Tapi secara umum kitab berharakat yang ber-tahqiq jauh lebih baik daripada tidak ber-tahqiq.
Contoh pengharokatan keliru dalam kitab Nihāyatu al-Muḥtāj versi maktabah syamilah,
Harakat dalam kalimat di atas keliru. Seharusnya lākin liḥurratin mitslā amatin. Jadi tulisan yang benar mestinya begini,
Sebab, maksud al-Nawawī dengan menulis frasa di atas adalah: Istri merdeka itu jika dipoligami dengan istri budak, maka jatah malamnya dua kali lipat. Jadi, istri merdeka mendapatkan 2 malam sementara istri budak 1 malam.
Contoh lagi pengharakatan keliru. Kali ini di ḥāsyiyah al-Syirwāni,
Seharusnya, “bi an takūna musallamatan…” sebab makna yang dimaksud adalah menyerahkan budak kepada suami siang dan malam sehingga mestinya diharakati sebagai berikut,
Contoh lagi keliru dalam Ḥāsyiyah al-Syirwānī,
Mestinya fa in sabba‘ā bi ṭalabihā sebab makna yang dimaksud adalah suami memberi waktu zifaf 7 hari untuk istri barunya, sehingga menjadi,
Saya menemukan kekeliruan seperti ini cukup sering di versi maktabah syamilah, tapi agak jarang jika versi tercetak.
Bahkan bukan hanya harakat. Terkadang juga salah huruf, ada huruf hilang, kalimat hilang sampai paragraf hilang.
Siapa yang mengharakati dan mengetik file versi maktabah syamilah? Saya tidak tahu. Yang jelas beliau tetap berjasa meski ada kekurangan sana-sini.
***
2 Muharam 1443H/11 Agustus jam 15.28