Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Alhamdulillah, kajian matan Abū Syujā’ versi video yang saya sampaikan sudah lengkap tersedia mulai bab ṭahārah sampai pembebasan budak.
Kitab Matan Abū Syujā’ adalah kitab fikih ringkas mazhab al-Syāfi‘ī yang sering saya rekomendasikan bagi orang yang ingin mendalami mazhab al-Syāfi‘ī mulai dasar. Resensi lengkap kitab ini bisa dibaca dalam catatan saya yang berjudul “MENGENAL MATAN ABU SYUJA’”.
Saya menggunakan kombinasi empat referensi untuk mensyarah versi video yaitu,
- Kitab al-Tażhīb karya al-Bugā (مصطفى ديب البغا)
- Kitab Fatḥu al-Qarīb karya al-Gazzī (ابن قاسم الغزي
- Kifāyatu al-Akhyār karya al-Ḥiṣnī (الحصني)
- Al-Iqnā’ karya al-Syirbīnī (الشربيني)
Penjelasan saya full materi. Insya Allah tidak ada yang melebar ke mana-mana. Oleh karena itu, durasi kajian rata-rata pendek. Hanya antara 30 menit sampai 60 menit saja.
Metode saya dalam menjelaskan syarahnya adalah,
PERTAMA; Menerjemahkan teks secara singkat. Hanya rekaman materi awal-awal yang agak “tergoda” mengupas lebih dalam aspek bahasa baik dari sisi leksikon, sintaksis maupun morfologinya. Syarah-syarah selanjutnya langsung saya terjemahkan ringkas
KEDUA; Meringkas konsepsi materi dengan bahasa yang dipermudah. Terkadang saya buatkan pemetaan konsep khusus untuk materi tertentu agar lebih mudah mengingat.
KETIGA; Menjelaskan dalil dan wajhul istidlal dari konsep yang dibahas.
Untuk penjelasan dalil, saya banyak memanfaatkan Kitab al-Tażhīb karya al-Bugā, sebab kitab ini memang memfokuskan pembahasan pada dalil Matan Abū Syujā’ secara ringkas. Kadang-kadang saya lengkapi penjelasan dalil dari kitab Kifāyatu al-Akhyār karya al-Ḥiṣnī dan al-Iqnā’ karya al-Syirbīnī . Dua kitab ini memang rujukan tepat jika ingin mengetahui wajhul istidlal konsepsi fikih yang ada dalam matan Abū Syujā’.
Adapun Fatḥu al-Qarīb, maka ini adalah rujukan tepat untuk mengetahui ringkasan mazhab al-Syāfi‘ī berdasarkan sistematika matan Abū Syujā’. Kelebihan kitab ini dibandingkan Kifāyatu al-Akhyār dan al-Iqnā’ adalah dari aspek abstraksinya (keringkas-padat-annya) dan bahasanya yang mudah. Bisa jadi saat Anda membaca kitab al-Akhyār dan al-Iqnā’ ada beberapa hal yang Anda tidak paham kalimatnya. Tapi begitu Anda lari ke kitab Fatḥu al-Qarīb, maka jelaslah apa maksud yang sedang dibahas.
Tapi kitab Fatḥu al-Qarib tidak mengandung dalil, karena kitab ini memang seakan-akan disiapkan untuk santri level menengah sebelum masuk kitab yang lebih berat seperti Kifāyatu al-Akhyār dan al-Iqnā’. Jadi memakai kitab Fatḥu al-Qarib itu target yang tepat adalah untuk “mengamankan” klaim kita terhadap pendapat mu’tamad mazhab al-Syāfi‘ī. Jika kita menemukan penjelasan fikih apapun dalam kitab Fatḥu al-Qarib yang disebut dengan istilah aṣaḥḥ (الأصح) atau ṣaḥīḥ (الصحيح) atau mu’tamad (المعتمد) lalu kita menyebutnya sebagai pendapat mu’tamad mazhab al-Syāfi‘ī, maka itu sudah bisa diterima. Sebab Fatḥu al-Qarib memang disusun setelah mengkaji karya-karya antara al-Syaikhān (al-Nawawī dan al-Rāfi‘ī) sampai zaman al-Gazzī pada abad 10 H.
Contohnya tentang hukum salat jamaah. Dalam Matan Abū Syujā’ disebut hukumnya sunah muakad. Ini bukan pendapat mu’tamad. Sebab pendapat mu’tamad mazhab al-Syāfi‘ī terkait salat jamaah adalah fardu kifayah. Nah dalam kitab Fatḥu al-Qarīb, pendapat mu’tamad ini dijelaskan dengan lafal al-aṣaḥḥ (الأصح).
Contoh lain terkait status niat keluar salat. Dalam matan Abū Syujā’ disebut bahwa niat keluar salat itu adalah rukun salat. Tapi ini bukan pendapat mu’tamad. Sebab pendapat mu’tamad mazhab al-Syāfi‘ī terkait niat keluar salat itu tidak wajib, jadi ia bukan rukun. Nah dalam kitab Fatḥu al-Qarīb, pendapat mu’tamad ini dijelaskan dengan lafal al-aṣaḥḥ (الأصح).
Jadi, kitab Fatḥu al-Qarīb adalah semacam “jaminan” mengetahui pendapat mu’tamad mazhab al-Syāfi‘ī jika kita mengkaji mazhab al-Syāfi‘ī melalui kitab Matan Abū Syujā’. Sebab tidak semua penjelasan fikih dalam Matan Abū Syujā’ adalah pendapat mu’tamad.
Mudah-mudan Allah memberi taufik untuk versi tertulisnya. Sebab versi video ini–bagaimanapun juga saya akhirnya memutuskan untuk meringkas–bukan penjelasan panjang lebar lengkap dengan dalil wajhul istidlal dan ibarah. Terutama pada tafrī’āt yang sangat dalam. Itu yang sering saya lewati karena saya pandang “melelahkan” bagi awam. Jadi Anda akan mendapati beberapa bagian tafrī‘āt yang memang sengaja dilewati. Tapi untuk versi buku, mudah-mudahan semua tafrī’āt itu bisa dimasukkan tanpa ada yang terlewatkan.
Silakan yang mau mengunduh video lengkapnya. Totalnya lebih dari 150 video. Silakan klik di sini tautannya.
Versi spotify klik di sini.
https://anchor.fm/kajian-irtaqi
***
10 Muharram 1443 H/ 19 Agustus 2021 pukul 12.19