Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Di antara tanda terpenting ilmu bermanfaat adalah jika orang khusyu’ dalam salatnya.
Orang bisa membanggakan ilmunya yang luas, karyanya yang melimpah, dan gelarnya yang bertumpuk. Ia juga bisa saja membanggakan diri ngaji puluhan tahun, talaqqi sekian lama, dapat sanad X dan Y, atau lulusan lembaga pendidikan bergengsi Z. Tapi jika belum berhasil salat khusyu, sebenarnya semua ilmu yang ia pelajari itu belum menjadi ilmu yang bermanfaat. Yakni ilmu yang tidak mendekatkan diri kepada Allah, tapi ilmu yang malah mengeraskan hati dan menjauhkan diri dari Allah.
Sahabat Nabi ﷺ yang bernama ‘Ubādah bin al-Ṣāmit berkata,
لَأُحَدِّثَنَّكَ بِأَوَّلِ عِلْمٍ يُرْفَعُ مِنَ النَّاسِ؟ الخُشُوعُ، يُوشِكُ أَنْ تَدْخُلَ مَسْجِدَ جَمَاعَةٍ فَلَا تَرَى فِيهِ رَجُلًا خَاشِعًا». [«سنن الترمذي» (5/ 32 ت شاكر)]
Artinya,
“Sungguh aku benar-benar memberi tahu engkau ilmu pertama yang akan diangkat dari manusia. Ia adalah (ilmu tentang) khusyu’. Mungkin akan segera terjadi, engkau masuk ke dalam masjid yang di sana ada salat jamaah lalu engkau tidak melihat seorangpun di dalamnya yang (salat dengan) khusyu’!” (H.R. al-Tirmiżī)
Definisi khusyuk bisa dibaca dalam catatan saya yang berjudul Apa Itu Khusyu?
Bedanya khusyuk dengan tumakninah bisa dibaca dalam catatan saya yang berjudul Apa Perbedaan Antara “Thuma’ninah” Dengan “Khusyu’”?
اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع
اللهم اجعلني من الخاشعين
1 Sya’ban 1443 H/ 4 Maret 2022 jam 20.42