Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Di antara semua gagasan kebatilan, mengatakan “Wajar Nabi Isa disembah” adalah di antara bid’ah terburuk yang pernah saya dengar. Bagaimana tidak dikatakan bid’ah terburuk jika gagasan ini akan menyeret muslim pada kemusyrikan dan kekekalan di neraka?
Pangkal paham rusak seperti itu adalah pemikiran ḥulūl (الحُلُوْلُ), yakni menitisnya tuhan pada manusia yang diajarkan oleh tasawuf al-Ḥallāj.
Mari kita bongkar kebatilannya.
Ayat yang qaṭ‘i dalam Al-Qur’an telah menegaskan bahwa siapapun yang menyembah Nabi Isa dan menjadikan Allah sebagai salah satu dari 3 oknum maka dia kafir. Allah berfirman,
﴿لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ﴾ [المائدة: 73]
Artinya,
“Sungguh telah kafir mereka yang mengatakan sesungguhnya Allah itu salah satu dari tiga oknum” (Q.S.Al-Mā’idah: 73)
Dalam ayat yang lain Allah juga menegaskan bahwa siapapun yang mengatakan Allah itu Nabi Isa, maka dia kafir. Allah berfirman,
﴿لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ﴾ [المائدة: 17]
Artinya,
“Sungguh telah kafir mereka yang mengatakan sesungguhnya Allah adalah al-Masīḥ bin Maryam” (Q.S. Al-Mā’idah: 17)
Rasulullah ﷺ juga menegaskan bahwa Yahudi dan Nasrani yang mati dalam keadaan tidak memeluk Islam, maka dia masuk neraka. Muslim meriwayatkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Artinya,
“Dari Abu Hurairah dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: “Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Tiada seorang pun dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun Nasrani, tetapi ia tidak beriman kepada seruan yang aku sampaikan, kemudian ia mati, pasti ia termasuk penghuni neraka” (HR. Muslim)
Sangat jelas dan lugas, tanpa ada pembedaan apakah menyembah Nabi Isa itu benar-benar dianggap menyembah pribadi Nabi Isa, atau meniatkan menyembah Allah, atau menyembah Nabi Isa tapi yang dilihat sifat Allah.
Dalam hadis sahih juga telah ditegaskan bahwa kaum yang menempuh jalan bengkok yang disifati sebagai kaum yang hidup tersesat (الضَّالِّيْنَ) adalah mereka yang menyembah Nabi Isa ini.
Jadi, jika sudah tahu ilmu seperti ini, mestinya sedapat mungkin kaum muslimin dijaga agar tidak terjatuh pada kesalahan para penyembah Nabi Isa. Bukan malah dijerumuskan dengan memaklumi penyembahan itu!
Sejarah penyembah Nabi Isa menunjukkan bahwa mereka mulai mempertuhankan Nabi Isa itu melalui filsafat Neoplatonisme. Dari situ mereka mengembangkan konsepsi “Firman” dan “Logos”. Dari situ mereka mengembangkan kepercayaan bahwa tuhan menitis pada nabi Isa, sehingga layak disembah! Argumentasi penitisan tuhan pada Nabi Isa adalah kemampuan menghidupkan orang mati dan menciptakan burung dari tanah atau yang semisal dengan itu.
Kalau sudah tahu begini, segala pemikiran yang menggiring umat Islam untuk memiliki pemahaman seperti “Logos” dan “Firman” seperti ini mestinya harus dibasmi total.
Bukan malah dilestarikan.
Paham Ḥulūl seperti yang diajarkan tasawuf al-Ḥallāj dan dikukuhkan tasawuf Ibnu ‘Arabī mestinya diperangi habis-habisan. Sebab paham ini akan mewajarkan manusia sujud kepada selain Allah. Bukan malah dipromosikan dan dipropagandakan. Itu secara tidak langsung merestui jalan menuju kemusyrikan untuk umat Islam. Saya tidak melihat ada dosa jariah yang lebih mengerikan daripada dosa model ini.
Itu adalah dosa yang mirip dilakukan Sāmirī saat memusyrikkan Bani Israel.
Juga mirip dengan dosa ‘Amr bin Luḥayy yang pertama kali membawa penyembahan berhala ke tanah Arab. Nabi ﷺ melihat Amr bin Luḥayy menyeret-nyeret ususnya di neraka!
HUBUNGANNYA DENGAN FITNAH DAJJAL
Bisa jadi Dajjal Akbar nanti akan disembah melalui wasilah ide ḥulūl seperti itu.
Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa Dajjal akhir zaman nanti akan mengaku sebagai tuhan dan minta disembah.
Ini jangan dibayangkan akan dipropagandakan secara vulgar, norak dan kampungan dengan mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah tuhanmu, maka sembahlah aku”. Tidak mungkin seperti ini propaganda Dajjal.
Yang logis adalah jika dia menyusun kalimat-kalimat propagandanya dengan penuh tipuan dan kesamaran misalnya,
“Wahai manusia, sembahlah Allah semata. Jangan menyembah selain Dia. Jangan menyekutukan Dia dengan apapun. Karena dia adalah Tuhan sejatimu. Tuhan pencipta langit dan bumi. Tuhan Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi terakhir: Muhammad.
Allah telah menggenapi janjinya dan mengirim aku: Isa Putra Maryam untuk menegakkan syariat Sang Nabi Mulia: Muhammad ﷺ. Oleh karena itu, taatilah aku dan ikutilah wahyu yang diturunkan Allah kepadaku. Sesungguhnya kesempurnaan iman kalian teruji dari ketaatan kalian kepadaku. Aku datang bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ﷺ, tapi aku datang untuk mengukuhkan dan menggenapinya.
Allah telah mewahyukan kepadaku bahwa setiap hamba akan mencapai maqāmat (tingkatan-tingkatan) sebelum wuṣul (sampai) kepadaNya. Mereka yang mencapai level tertinggi adalah mereka yang sudah mencapai fanā’, lebur kemanusiaannya dalam sifat lāhūt Allah.
Di saat itulah Allah menjadi matanya untuk melihat, telinganya untuk mendengar, kakinya untuk melangkah. Di saat itupula semua kehendaknya akan terjadi. Kun fayakun.
Hari ini, Allah hendak menyempurnakan nikmatNya kepada kalian dan akan bertanazzul dalam ragaku yang hina ini. Maka sembahlah Dia saat kalian melihat tanda dahiku mulai bercahaya. Sembahlah Dia semata. Jangan menyekutukan Dia dengan sesuatu apapun.”
Di momen itulah Dajjal sudah mulai mengaku sebagai tuhan.
Pengikutnya merasa menyembah Allah dan bertauhid semata-mata kepadaNya, sementara hakikatnya mereka sudah kafir karena menyembah Dajjal. Persis seperti al-Ḥallāj yang mengaku sebagai tuhan dan minta disujudi.
Jadi, sudah terlihat bukan bahaya pemikiran ḥulūl ini?
Sudah mulai nyambung bukan jika Rasulullah ﷺ meminta kita mempelajari surah al-Kahfi untuk menangkal Dajjal?
Yah, Rasulullah ﷺ memerintahkan membaca 10 awal surah al-Kahfi seakan-akan meminta kita belajar dari kesalahan umat peyembah Nabi Isa seraya memahami betul hakikat tauhid. Agar jangan mengikuti pemikiran yang menyesatkan mereka. Karena begitu percaya pemikiran itu, maka akan sangat mudah menjadi pengikut Dajjal, walaupun bisa membaca 1000 kitab arab gundul!
4 Ramadan 1443 H/6 April pukul 14.15