Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Energi yang Anda pakai untuk mengucapkan bangs** atau anj*r atau anj*ng itu sebenarnya tidak jauh beda dengan saat Anda mengucapkan “subhanallah”.
Lalu apa yang membuat Anda lemah mengucapkan kata-kata baik dan lebih menikmati umpatan mungkar?
Bagaimana pula dengan dangdutan atau karaokean?
Kata al-Syirbīnī, diriwayatkan bahwa Umar, jika mendengar suara musik rebana maka beliau akan mengecek. Jika itu dalam momen pernikahan atau khitan, maka beliau akan membiarkannya. Tapi jika selain itu, maka beliau akan mencambuk orang yang bermusik tersebut! Ini untuk rebana yang ada dalil khusus membolehkannya. Bagaimana dengan alat musik yang lebih “berat” daripada itu?
Al-Syirbīnī berkata,
Artinya,
Dari Umar ra.a. bahwasanya jika beliau mendengar suara rebana, maka beliau akan mengirim orang untuk mengecek. Jika rebana itu ditabuh dalam rangka pernikahan atau acara khitan, maka beliau diam. Jika selain dua acara itu, maka beliau akan mencambuk. (Mugnī al-Muḥtāj juz 6 hlm 349)
26 Muharam 1444 H/24 Agustus pukul 21.02