Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Rumah tangga itu selama ada salah satu pasangan yang punya 3 sifat berikut ini, maka insya Allah rumah tangganya akan tenang, tentram dan awet sampai kakek-nenek. Tiga sifat itu semuanya langsung diajarkan Allah dalam Al-Qur’an surah al-Tagābun.
Pertama, ṣafhun (الصَّفْحُ)
Yakni memaafkan pasangan sampai taraf menahan diri tidak sampai mengomeli. Saat awal-awal terjadi kesalahan, mungkin secara manusiawi sempat sakit hati. Tapi kemuliaan akhlaknya menuntunnya untuk menahan diri mengomeli pasangannya. Dia tahu, mengomeli itu tidak akan menyelesaikan masalah. Justru dengan ngomel, orang malah terpicu bertengkar, yang bisa berakibat fatal baik itu cerai ataupun tindakan kriminal.
Kedua, gufrān (الغُفْرَانُ)
Yakni memaafkan pasangan sampai level menutupi kesalahannya dan aib-aibnya. Dia tidak suka kekurangan pasangannya diketahui orang lain. Apalagi sampai diumbar-umbar. Pasangan akan luarbiasa tenang jika tahu aibnya aman karena sifat gufrān yang dimiliki teman hidupnya.
Ketiga, ‘afwun (العَفْوُ)
Yakni memaafkan sampai taraf menghapus kesalahan pasangan dari ingatan. Jadi di matanya pasangan itu selalu tampak “sempurna”. Hanya kelihatan baiknya. Bukan karena pasangan tidak pernah berbuat salah, tetapi karena dia selalu cepat-cepat memaafkan sampai taraf menghapus memori sakit hati itu. Akibatnya, citra pasangan dalam memorinya hanya putih saja. Tidak ada nodanya. Dia bisa selalu bersyukur dan tidak pernah membanding-bandingkan dengan orang lain. Pasangan yang punya watak semacam ini tidak akan terpengaruh oleh provokator manapun yang ingin memisahkan mereka berdua.
Tiga sifat ini diajarkan Allah dalam Al-Qur’an dan Allah menjanjikan siapa yang melakukan hal itu, maka dia akan diampuni oleh Allah dari dosanya sebagaimana dia memaafkan pasangannya. Bukan hanya diampuni dosanya, tetapi dia juga akan disayang oleh Allah. Dalam Surah al-Tagābun Allah berfirman,
Artinya,
“… jika kalian memberikan ‘afwun, shofhun, dan ghufron (kepada istri dan anak-anak kalian) maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang …” (Q.S. al-Tagābun: 14)
Ada satu pelajaran penting lagi dalam ayat di atas.
Jika Allah mengajari supaya memiliki sifat pemaaf dalam menjalani dan mengelola rumah tangga, maka seakan-akan itu sudah menjadi isyarat bahwa rumah tangga itu pasti akan diuji dengan kesalahan pasangan. Betapapun kerasnya masing-masing dalam berhati-hati. Berbuat salah sudah pasti akan terjadi, entah kesalahan besar maupun kecil. Fatal maupun tidak. Kesalahan sesekali maupun berkali-kali.
Tiga sifat di atas jika dimiliki salah satu pasangan saja sudah cukup menjaga rumah tangga. Maka bayangkan betapa indahnya jika suami dan istri, bahkan anak juga semuanya memiliki tiga sifat tersebut.
Kalau diringkas dalam satu kalimat, nasihat di atas kira-kira berbunyi begini,
“Selama masih ada yang ngalah, maka rumah tangga insya Allah tetap utuh.”
Anda akan melihat dalam kenyataan bahwa rumah tangga yang kelihatan adem ayam dan sepi konflik itu bukan karena mereka tidak ada masalah sama sekali. Tetapi, mereka kelihatan tenang dan tenteram adalah karena salah satu pasangan memang dominan memiliki sifat sabar dan pemaaf.
Anda akan juga melihat, kebanyakan kasus perceraian dan kehancuran rumah tangga yang disesali itu rata-rata memang karena mengedepankan pikiran pendek dan kegagalan untuk memaafkan kesalahan pasangan.
Sungguh indah sekali nasihat Allah dalam rumah tangga.
Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.
21 Rabi’ul Akhir 1444 H/18 November 2022 pukul 19.46